Inspiration, MICE

Dosis Rendah Terapi Turunan, Racun Laba-laba Perkaya Ilmu Pengetahuan

ShareDalam dosis rendah terapi turunan racun laba-laba, hasilnya menakjubkan para peneliti dan ilmuwan. Racun  mengerahkan efek dengan sangat baik dan potensial untuk...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Dosis Rendah Terapi

Dalam dosis rendah terapi turunan racun laba-laba, hasilnya menakjubkan para peneliti dan ilmuwan. Racun  mengerahkan efek dengan sangat baik dan potensial untuk pengobatan seperti mengatasi disfungsi ereksi (DE) pada laki-laki.  

Dosis Rendah Terapi
Koktail racun laba-laba tawon baru-baru ini diuraikan. Dosis rendah terapi turunan (Foto/©: Fraunhofer IME)

Penulia/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Seperti pada racun laba-laba lainnya, misalnya jenis knottins meski  mereka hanya menyumbang sebagian kecil dari total campuran.

Jenis knottins mewakili sekelompok peptida neurotoksik dan karena motif simpulnya, kuat terhadap degradasi kimia, enzimatik, dan termal. 

Oleh karena itu, molekul-molekul ini dapat diberikan secara oral mealui mulut sebagai terapi tanpa dicerna dalam saluran pencernaan. 

Oleh karena itu, mereka dapat mengerahkan efek mereka dengan sangat baik dan karena itu sangat potensial untuk pengobatan. 

Selain itu, knottins mengikat secara khusus ke saluran ion. 

“Semakin spesifik sebuah molekul berinteraksi dengan molekul targetnya, semakin sedikit efek samping yang dapat dipicunya,” jelas Dr Tim Lüddecke, kepala kelompok kerja Animal Venomik

Selanjutnya, bahkan jumlah terkecil dari knottins ini memengaruhi aktivitas saluran ion, yaitu mereka efektif dalam konsentrasi rendah. 

Akibatnya, terapi turunan dapat diberikan dalam dosis rendah. Kombinasi sifat-sifat ini membuat racun laba-laba begitu menarik untuk ilmu pengetahuan.

Dosis Rendah Terapi Turunan

Pada pramitra oject juga ditemukan molekul dalam racun laba-laba tawon yang mirip dengan neuropeptida serangga yang bertanggung jawab untuk pengangkutan informasi antara sel-sel saraf. 

“Kami telah menemukan keluarga baru racun seperti neuropeptida yang belum diidentifikasi dari laba-laba lain. Kami menduga laba-laba tawon menggunakannya untuk menyerang sistem saraf serangga. Neuropeptida di dunia hewan sering digunakan kembali sebagai racun dalam proses evolusi,” kata peneliti.

Oleh karena hasil racun rendah pada laba-laba kecil, para peneliti membuang kelenjar racun dan mengurutkan mRNA mereka. 

Racun dapat diidentifikasi berdasarkan urutan gen. Profil racun laba-laba tawon telah pulih sepenuhnya; langkah selanjutnya adalah menghasilkan komponen yang relevan. 

Untuk tujuan ini, urutan gen dimasukkan ke dalam sel bakteri dengan menggunakan bioteknologi, yang kemudian menghasilkan toksin. 

“Kami sedang merekayasa bakteri yang dimodifikasi secara genetik yang menghasilkan racun dalam skala besar,” ungkap   Dr Tim Lüddecke. 

Timnya mampu memproduksi secara massal komponen utama racun laba-laba tawon, protein CAP. Studi fungsional pertama akan segera dimulai.

Apakah ada perbedaan racun dari laba-laba jantan dan betina? Dalam tinjauan lain, ahli biokimia, bekerja sama dengan rekan-rekannya dari Universitas Justus Liebig di Giessen dan peneliti dari Universitas Australia di Sunshine Coast.

Para ilmuwan menyimpulkan bahwa racun laba-laba sangat dinamis dan banyak faktor yang membentuk komposisi dan fungsinya. 

“Dinamika racun laba-laba sejauh ini sangat diremehkan. Repertoar biokimia sangat dipengaruhi oleh tahap sejarah kehidupan, habitat dan, khususnya, jenis kelamin. Bahkan koktail racun remaja dan dewasa belum tentu identic,” . 

Hal ini lebih karena interaksi dari banyak komponen yang membuat racun laba-laba begitu efektif, daripada efek dari racun tunggal. Interaksi antar komponen meningkatkan efektivitasnya,” rangkum Dr Tim Lüddecke, kepala kelompok kerja Animal Venomik.

Sementara itu, menurut  laporan ilmiah seperti dikutip oleh Kompas.com, racun/bisa laba-laba mematikan, dapat digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi (laki-laki). 

Gigitan laba-laba (Phoneutria nigriventer) yang biasanya mengelana di hutan-hutan Brazil ini menyebabkan ereksi menyakitkan yang bisa berlangsung berjam-jam dan akhirnya menyebabkan impotensi, demikian para ilmuwan Brazil dan Amerika Serikat mencatat. 

Setelah mengisolasi racun, para ilmuwan secara radiokatif melabel dan menginjeksi racun yang telah dimurnikan, Tx2-6, ke tikus yang menderita hipertensi dan disfungsi ereksi (DE) parah. 

Para peneliti meneliti kadar racun dalam penis binatang ini dan menggunakan racun tersebut untuk mengontraksi dan membuat rileks jaringan pada penis. Hasilnya, terjadi perubahan level oksida nitrit yang menyebabkan rileksasi dan ereksi pada penis. 

“Di Brazil, merupakan hal yang biasa bila seseorang terkena racun/bisa binatang,” jelas kepala peneliti Kenia Pedrosa Nunes, doktor di bidang fisiologi di Medical College of Georgia, Agusta yang juga asli keturunan Brazil. 

Laba-laba liar Brazil biasa ditemukan di sepanjang Amerika Selatan dan Tengah. Mereka adalah jenis laba-laba yang paling beracun di dunia dan menyebabkan sejumlah kematian pada manusia. Disfungsi Ereksi yang juga disebut impotensi, menyebabkan banyak masalah. 

“Saya yakin temuan ini akan menjadi terobosan baru yang bisa membantu para penderita DE yang tak bisa mengonsumsi Viagra.” 

Satu catatan penting yang terungkap dalam penelitian Nunes ini dalah komentar Dr. Arnold. “Konsep bahwa racun memiliki efek ereksi sangat masuk akal,” jelas Dr. Arnold Melman, Kepala Bagian Urologi di Montefiore Medical Center, New York City.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *