Maritime-Tech, SHIP BUILDING

Kendaraan Laut AUVs Jelajahi 6000 Meter Kedalaman Selama 20 Jam

ShareMungkinkah kendaraan laut AUVs jelajahi 6000 meter kedalaman selama 20 jam tanpa manusia? Bagaimana kendaraan bawah air ini mendapatkan energi? Potensi dan...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Kendaraan Laut

Mungkinkah kendaraan laut AUVs jelajahi 6000 meter kedalaman selama 20 jam tanpa manusia? Bagaimana kendaraan bawah air ini mendapatkan energi? Potensi dan kekayaan di dasar laut dapat dieksplorasi dengan menggunakan AUVs lengkap dengan sensor. 

Kendaraan Laut
Kendaraan otonom bawah laut dapat mencapai kedalaman 6000 meter dan berada di dalam air selama 20 menit. Kendaraan laut auvs jelajahi 6000 meter kedalaman selama 20 jam (Foto/©: Fraunhofer IOSB-AST)

Kendaraan bawah air lazim disebutkan autonomous underwater vehicles (AUVs)  telah diproduksi di Jerman sejak beberapa tahun lalu. Bagaimana tim pembuat mengirimkannya dalam kontainer? 

Ruang  untuk empat unit autonomous underwater vehicles (AUVs) dalam satu kontainer yang kemudian diirimkan ke lokasi pemesan atau penggunaan misalnya untuk dilakukan uj coba sebelum dioperasikan atau difungsikan di dasar laut. 

Salah satu spek autonomous underwater vehicles (AUVs)  adalah panjangnya hanya 3,5 meter sehingga membutuhkan sedikit ruang penyimpanan. 

Kendaraan autonomous underwater vehicles (AUVs) disimpan dalam kontainer pengiriman sesuai standar, dan biasanya tersedia cukup ruang untuk satu kendaraan bawah air. 

“Akan tetapi, kami dapat muat empat unit AUVs ke satu wadah yang sama di dalam kontainer dan kemudian dikirimkan ke lokasi,” tutur Profesor Thomas Rauschenbach Manajer Proyek dari Fraunhofer IOSB.  Kenapa harus menggunakan empat unit AUVs dalam waktu yang bersamaan?

“Keuntungan menyediakan empat unit kendaraan bawah air atau AUVs  karena (mungkin) peneliti membutuhkan armada  lebih besar sesuai dengan  luas area laut yang sedang disurvei agar waktu survei lebih singkat,”  jelas Profesor Thomas Rauschenbach.

Profesor Thomas Rauschenbach menambahkan bahwa ukuran AUVs lebih kecil dibanding kedaraan bawah air konvensional lainnya. Namun, di dalam AUVs buatan Fraunhofer IOSB itu masih tersedia ruang tambahan untuk memenuhi kebutuhan tim peneliti selama bekerja. 

Contohnya kapal berukuran panjang sekitar satu meter  yang dijadikan sebagai tempat beberapa alat  sensor yang fungsinya saling berbeda  seperti menghimpun data survei yang dilakukan di dasar laut. 

Bagaimana kendaraan autonomous underwater vehicles (AUVs) mendapatkan energi agar mampu bertahan selama 20 jam hingga di kedalaman 6000 meter? 

Menurut rilis  Fraunhofer IOSB, kendaraan bawah air AUVs dilengkapi dengan delapan baterai yang  berat masing-masing mencapai 15 kilogram. 

Sebuah mekanis kait yang cepat bekerja memungkinkan bahan baterei yang sudah habis mudah diganti. Sedangkan baterai yang berisi penuh memiliki daya energi yang cukup selama kendaraan UAVs menjalahi dasar laut selama 20 jam. Bagaimana dengan perangkat lunak? 

Baterei memiliki perangkat lunak yang mendukung sistem manajemen demikian canggih—hasil pembangembangan para peneliti di Fraunhofer Institute for Silicon Technology ISIT di kota  Itzehoe, Jerman. 

Tim peeneliti bekerja sama dengan GEOMAR Helmholtz Center for Ocean Research, pusat penelitian di  Spanyol. Sedangkan kendaraan deep diving AUV for exploration atau disingkat DEDAVE telah menelusuri laut dan kemudian diuji-coba di pantai Gran Canaria, Spanyol.

Para peneliti merancang DEDAVE sebagai kendaraan bawah air agar mampu memasuki  ke kedalaman laut hingga 6000 meter yang bergerak secara bebas. Kendaraan ini merupakan buatan yang  pertama di dunia. 

Kendaraan bawah air ini terus dikembangkan—sejak awal konsepnya disinkronkan dengan bisnis sehingga jumlah produksi dapat ditingkatkan sesuai permintaan pasar. 

Tim pakar sepakat bekerja sama  dengan sebuah perusahaan yang didirikan khusus untuk produksi massal—perusahaan itu sebagai spin-off   Fraunhofer IOSB. Produksi pertama dilakukan pada tahun 2016. 

Tiap  seri produksi yakni proses manufaktur didokumentasikan secara rinci untuk memastikan bahwa para pekerja pembuat kendaraan bawah air benar-benar terlatih dan profesional—tak ubahnya  seperti  pekerjaan jalur di perakitan yang dilakukan robot. 

Oleh karena itu, tim pakar yang bekerja di proyek ini melibatkan para spesialis industri otomotif yang ikut menyumbangkan keahlian pada industri manufaktur deep diving AUV for exploration atau  DEDAVE.

Sebagai negara kepulauan yang memiliki hamparan laut yang luas, Indonesia sebaiknya menggunakan DEDAVE untuk menjelajahi dasar lautan. Mengeksplorasi potensi di dasar laut seperti mineral merupaka satu tantangan. 

Di Jerman, komunitas ilmiah menggunakan kendaraan bawah air ini untuk memahami beragam  proses seperti perubahan iklim, mengumpulkan data air, dan data dasar laut  sekaligus membuat peta batimetri. 

Kendaraan AUVs juga tepat digunakan oleh para pelaku industri minyak dan gas lepas pantai yang berguna untuk menemukan lokasi sumber daya baru.

Tim peneliti pun lebih leluasa mensurvei dasar laut atau membuat persiapan pra-konstruksi pipa bawah air atau memeriksa pipa yang telah dibangun dan digunakan sebelumnya.

Aplikasi baru pasti muncul dari kegiatan-kegiatan eksplorasi  yang berguna untuk penambangan di dasar laut, dan pembangunan  proyek pembangkit energi terbarukan semisal ladang angin lepas pantai dan pemanfaatan gelombang atau arus laut yang demikian potensial.

Kendaraan AUVs berguna untuk pemantauan kegiatan manusia (asing) di zona perairan dan ekonomi eksklusif—sekaligus mengawasi kedaulatan laut dari incaran pihak asing atau pihak local yang tidak memiliki izin dari pihak otoritas. 

Bahkan  infrastruktur di lautan pun harus diawasi dengan menggunakan yang salah satunya adalah deep diving AUV for exploration kendaraan otonom yang cekatan bertugas di bawah air atau dasar laut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *