Masa’ kecerdasan buatan (AI) lebih pintar dari orang? AI memiliki aplikasi Neural yang mampu mengidentifikasi komponen logistik dan produksi. Dan, hasil pekerjaannya lebih akurat dibanding pekerjaan manusia.

Apakah manusia akan menjadi anak buah mesin yang memiliki kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) suatu hari? Amit-amit deh, jangan sampai manusia yang punya otak dan pikiran menjadi anak buah benda mati yakni mesin atau alat produksi.
Manusialah yang menciptakan mesin yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan tersulit yang dapat dilakukan oleh manusia.
Jadi, sepintar-pintarnya mesin, manusialah yang menentukan pembagian pekerjaan. Mesin berfungsi untuk meringankan pekerjaan bukan mengambil alih peran manusia.
Misalnya pekerjaan pengelasan di dasar laut ketika membangun pipa raksasa penyalur minyak antarnegara atau lokasi tambang ke lokasi penyulingan (di darat), peran robot yang memiliki kecerdasan buatan (AI) demikian penting untuk membantu manusia.
Menurut laman, shiprocket.in, artificial Intelligence berkaitan dengan pembelajaran mesin (machine learning) dan teknologi robot yang penggunaannya telah mengglobal. Tujuan penggunaan adalah untuk mengoptimalkan proses pekerjaan yang dilakukan oleh manusia.
Waktu dan ongkos lebih efisien seperti pada proses barang logistik yang kemudian dikirimkan dengan basis e-Commerce—mudah dilakukan oleh para pelaku industri logistik dan para distributor.
Penggunaan AI atau kecerdasan buatan telah menunjukkan dampak dan pengaruh yang signifikan yang jugs berdampak terhadap perubahan dan peningkatan peran manajemen rantai pasokan sehingga proses pengiriman barang lebih lancar dan efisien dalam hal waktu dan ongkos.
Penggunaan teknologi seperti mesin yang memiliki kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) justru meningkatkan kualitas hidup manusia.
Manusia juga terhindar dari risiko kecelakaan, dan hebatnya lagi, mesin tidak perlu diupah atau menuntut kenaikan gaji dan THR.
Kita berterima kasih kepada para sinsinyur dan berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang menciptakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Semakin beragam metode dan pekerjaan yang dilakukan berbasiskan artificial intelligence atau kecerdasan buatan yang melekat pada mesin atau alat lainnya seperti smartphone, robot, drone, dan sebagainya.
Contoh pekerjaan lain yang berhasil dilakukan dengan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence adalah pengolahan gambar yang demikian cepat dan akurat.
Jaringan Neural (aplikasi) mengenal dengan sangat baik benda-benda sehari-hari di sekitarnya. Akurasi pengenalannya pun lebih tepat dan tepat dibanding dengan yang dilakukan oleh manusia.
Hal itu dibuktikan oleh tim peneliti Fraunhofer Institute khusuanya bagian Production Systems dan desain teknologi (Fraunhofer IPK) yang telah menerapkan kemampuan AI ini.
AI mampu menyesuaikan identifikasi atau pengenalan suatu barang dengan teknologi algoritma yang digunakan sebagai bagian aplikasi berbagai sektor industri.
Sebagai contoh, sebuah aplikasi kecerdasan buatan memungkinkan komponen individu atau satuan meski konponen yang dibaca meski produk itu tidak memiliki barcode. Akan tetapi, hasil identifikasi atau pembacaan alat itu demikian cepat dan akurat hanya dalam (hitungan) detik.
Potensi jaringan aplikasi Neural sangat menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan logistik yang demikian mudah menggunakan alat dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence.
Dengan aplikasi Neural proses identifikasi barang-barang logistik dapat dipercepat masuk dan ke luar gudang hingga pengiriman ke alamat tujan.
Bahkan posisi barang pun mudah diketahui oleh perusahaan logistik yang kemudian diinformasikan kepada penerima atau pelanggan.
Perusahaan produsen pun semakin mudah memproduksi barang di lokasi yang berbeda, dan mereka bekerja dengan beberapa perusahaan pasokan bahan baku atau raw materials.
Tidak ada jaminan 100 persen bahwa semua komponen yang diterima memiliki label dengan barcode atau pelat jenis lainnya sebagai indentas barang.
Artinya, objek atau suatu barang sangat perlu recategorized di area penerima, dan tentu saja merlukan waktu dan biaya.
Kemudian para karyawan harus bekerja secara manual untuk mencari Katalog sesuai produk atau barang yang saa di bagian yang sama pula.
Tujuan pencarrian itu adala untuk mengidentifikasi barang atau produk secara jelas sehingga proses logistik lebih lanjut dapat diteruskan.
Pekerjaan itu dilakukah harus telaten yang membutuhkan waktu (tugas) dan biaya tambahaan agar pengidentifikasian barang tidak salah.