Indonesia siap produksi 10 juta ton baja pada tahun 2025. Baja merupakan mother of industry dan ini fokus pemerintah untuk kemandirian Indonesia. Apa yang digelar di Indometal 2018 ?
Perusahaan Maschinenfabrik Gustav Eirich GmbH & Co KG yang berdiri sejak 150 tahun silam di Jerman, beroperasi di Surabaya sejak tahun 1937. Menurut Idris Engan Wirjawan Presiden Direktur PT Gieselberg Indonesia (kiri) yang memasarkan mesin pembuat pelet (besi) untuk bahan baja, mesin Eirich digunakan di negara-negara produsen baja seperti Indonesia. Junior TONG dari KL Aloy (kanan) dari Taiwan justru tertarik menjual sistem dan teknologi buatan EIRICH (Foto: Rayendra L. Toruan)
Harald Hoppe General Manager Machinery Equipment (Taicang) menjelaskan mesin peleburan dirancang oleh Hoppe Schwingtechnik GmbH di Jerman, dan selanjutnya diproduksi di China. Mesin peleburan baja buatan Hoppe diberi merek ViCon (Foto: Rayendra L. Toruan)
Meski jalan sempit, namun alat angkut buatan KAMAG Transporttechnik GmbH & Co. KG yang bermarkas di Jerman, mampu melintasinya. Alat angkut. KAMAG dikontrol dengan kamera sehingga mampu menyesuaikan posisi saat beroperasi di jalan yang ekstrim, demikian Herbert Jauch Area Manager Sales. Ia menambahkan alat angkutnya cukup tangguh melakukan pekerjaan berat dengan amab (Foto: Rayendra L. Toruan)
Nobert Feth Managing Partner ZPF GmbH perusahaan leburan baja dengan sistem dan teknologi khas ZPF–merupakan jaminan kualitas. Dengan menggunakan bahan baku secara optimal dan energi lebih efisien, ZPF menawarkan sistem insulasi.canggih.untuk mengolah bahan aluminium. ZPF berkedudukan di Jerman (Foto: Rayendra L. Toruan)
SIauw POO SIAN (kanan) dan rekannya Alexius FELIX keduanya dari konsultan VGO dan OneLife, mereka berdua mewakili Jennifer Krana General Manager International Tube Association (ITA) yang bermarkas di Jerman. ITA yang dipimpin oleh Dr. Gunther Voswinckel juga menerbitkan ITA TUBE Journal tiap bulan–berisikan informasi teknologi tube dan pipa dengan menggunakan bahan baja (Foto: Rayendra L. Toruan)
Krzysztof Szarowicz Mechanical Engineering (kiri) dan Maximilian Sedlmaier Managing Director data M Sheet Metal Solution GmbH perusahaan pembuat software yang digunakan di sektor industri aluminium. Salah satu aplikasi buatan M data M–singkatan nama perusahaan yang berkedudukan di Jerman ini adalah COPRA RF 2017 yang berguna untuk menghitung tube mill (pipa) secara otomatis (Foto: Rayendra L. Toruan)
Manajemen PT KRAKATAU STEEL Tbk.optimis mampu mencapai kapasitas produksi sebanyak 20 juta ton mulai tahun 2025. Hal itu dijelaskan oleh tim pemasaran rekan kerja M. Nur Mulianto Putra Assistant Vice President (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dari kiri Rizal, Rizky, Anissa Dinar Prihatina (sekretaris perusahaan), Adam, dan Resa merupakan tim yang memperkenalkan Krakatau posco perusahaan patungan PT KRAKATAU STEEL dan perusahaan asal Korea Selatan. Posco berlokasi di kawasan industri di Cilegon, Banten (Foto: Rayendra L. Toruan)
Chen Tsung-Jung pemilik dua perusahaan yang bergerak di industri baja di Taiwan, membawa teh buatan negaranya dan disuguhkan kepada tiap tamu yang mendatangi boothnya. Nama perusahaannya adalah King Hardware Trading dan Rich Metal Trading yang usianya baru 20 tahun, namun produknya sudah dipasarkan ke Eropa, Afrika, Amerika, dan Asia. Chen tampak sederhana (Foto: Rayendra L. Toruan)
Fabrizio Carmagnini Direktur Italian Foundry Suppliers Association atau AMAFOND (singkatan dalam bahasa Italia) berdiri sejak tahun 1946, setahun lebih muda dari usia negara Republik Indonesia. Jumlah anggota AMAFOND hanya 100 perusahaan, namun mampu memberikan konstribusi di bidang pengembangan teknologi dan permesinan kemasan plastik. Nilai ekspor dari perusahaan yang tergabung dalam AMAFOND sebesar Euro 1400 miliar dan mempekerjakan 6500 orang (Foto: Rayendra L. Toruan)
Mislan management representative PT PUTRA BAJA DELI yang awalnya berkantor pusat di Sumatra Utara. Kantor dan pabrik utama pindah ke Serang, Banten, dan telah berproduksi sejak tahun 2016 dengan kapasitas 600.000 ton per tahun. Sedangkan pabrik di Sumut memroduksi 270.000 ton per tahun. Menurut Mislan, Putra
Baja Deli menggunakan mesin merek NCO (Nuova Carpenteria Odolese) perusahaan pembuat mesin baja di Italia (Foto: Rayendra L. Toruan)
James Zhu (kanan) Vice President China Metallurgical Engineering & Project Corp menuturkan hubungan dagang Indonesia-China dapat ditingkatkan dan disinergikan–asalkan para pelaku industri di kedua negara krearif dan proaktif membangunnya. James merupakan Chief Marketing Officer StG (sebuah grup bisnis baja di Italia) dan MEpc yang bermarkas di Beijing, China. James Zhu.juga menjabat Vice.President dari China Chamber of Commerce yang menangani impor dan ekspor bahan metal dan produk elektronik. Dia juga aktif di Metallurgical, Engineering and Technology–Kadin China (Foto: Rayendra L. Toruan)
Mariano Pitassi (kanan) Project Manager Engineer EJP MASCHINEN GmbH perusahaan yang berdiri pada tahun 1981 di Jerman. Perusahaan perekayasa dan produsen peralatan untuk bar dan finishing pipa. Salah satu keandalan teknologi EJP adalah mesin gambar gabungan yang digunakan untuk memproduksi batangan atau tabung dari bahan berbentuk cincin—bergantung pada material seperti baja, kuningan, tembaga, aluminium, dan lain-lain (Foto: Rayendra L. Toruan)
Shawn Tan Sales Executive perusahaan ichisa Engineering (S) yang bermarkas di Singapura, menawarkan peralatan (gambar sebelah kanan) lengkap dengan aplikasi yang mampu mengukur suatu bahan atau produk metal yang akan diproduksi secara massal. Produk yang dianggap tidak memenuhi kualitas akan terdeteksi dan disampaikan lewat monitor (kiri). Salah satu alatnya adalah Elotest PL600—pioneering eddy current testing (Foto: Rayendra L. Toruan)
Michael Meisczuk Senior Sales Manager perusahaan EBNER Industrieofenbau GmbH yang berkedudukan di Austria, merupakan perusahaan yang ungul di bidang teknologi, inovasi dam presisi sangat tinggi yang ditawarkan pada perusahaan produsen baja. Perusahaan keluarga ini kini dipimpin oleh generasi ke-3 yakni Robert Ebner—meneruskan kepemimpinan ayahnya, Peter Ebner, dan kakeknya selaku pendiri yakni Udo Ebner (Foto: Rayendra L. Toruan)
Kualitas produk baja buatan Indonesia bisa sama dengan mutu baja buatan Perancis, Belgia, Swedia, Jerman, dan sebagainya—asalkan menggunakan teknologi canggih seperti milik ANDRiTZ, demikian Dipl.-Ing. Heinz-Willi Maassen Sales Manager ANDRiTZ Maerz (metal) GmbH yang bermarkas di Jerman. Heinz senang mendengarkan rencana Indonesia yang menargetkan produksi baja 10 juta ton pada tahun 2025. Dan untuk itulah, pihaknya menawarkan teknologi canggih yang digunakan pada proses produksi baja di Indonesia (Foto: Rayendra L. Toruan)
Bahan material produksi Foseco International Limited perusahaan yang berkedudukan di Inggeris menawarkan beragam perlengkapan dan peralatan pengecoran untuk memenuhi persyaratan peleburan baja. Di Indonesia peralatan dan bahan pendukung peleburan baja dipasarkan PT Foseco Trading Indonesia yang dikumandani oleh Albizzia Benget Siahaan sekalu Predir, dibantu oleh Andre Kurniawan Prasetyo tech nical sales enggineer, Hendra Chan, dan Elliyin dan kator berkedudukan di Pulogadung, Jakarta (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dari kiri Bondan Seto JP product support devision dan Pandhu hagy sales department PT SWIF ASIA perusahaan yang memasarkan beragam alat pendeteksi adanya kebocoran gas di berbagai pabrik, tambang, dan industri lain yang menggunakan gas. Setelah alat pendeteksi memberitahu adanya kebocoran—bisa berupa alarm atau berhentinya operasional mesin—maka operator akan bertindak. PT SWIF ASIA merupakan sister company grup SANKEN SANGYO—perusahaan yang berkedudukan di Jepang. “Semua alat pendeteksi kami buatam Jepang,” tutur Bondan yang ditambahkan Pandhu, SWIF ASIA menawerkan 11 jenis alat pendekteksi dan bisa digunakan di pelebuan baja (Foto: Rayendra L. Toruan)
Wanita zaman now makin hebat, seperti dibuktikan oleh Luqi Fauziah Sales & Marketing yang memasarkan beragam bahan stainless steel buatan PT BINA NIAGA MULTIUSAHA yang pabriknya berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Sambil memperlihatkan beragam bahan baku—seperti di sektor otomotif, kompor gas, dan sebagainya—Luqi menjelaskan, pihaknya menawarkan material dalam bentuk roll atau gulungan yang berukuran macam-macam seperti 5 mm dan sebagainya (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dua gambar benda di atas adalah buatan perusahaan mammut-METRO Schmelztiegekwerk GmbH yang berkedudukan di Jerman. Alat ini digunakan oleh perusahaan yang melakukan aktivitas peleburan baja dan bahan metal lainnya—dengan ketahanan yang sangat tinggi terhadap panas—artinya benda ini tidak meleleh. Perusahaan mammut-METRO berdiri pada tahun 1875—lebih 135 tahun silam, tentu saja sarat pengalaman di bidang peleburan baja. Di Indonesia, alat ini dipasarkan oleh PT HALTRACO SARANA MULIA (Foto: Rayendra L. Toruan)
James Guo International Sales Manager dan Zhang Yodong General Manager Shandong Wanfang Kiln & Furnance Engineering perusahaan yang berlokasi di Shandong, China, menawarkan kerja sama dengan para pekaku industri metalurgi di Indonesia. Produk dan peralatan mesin yang ditawarkan oleh James, dibuat berdasarkan hasil riset pengetahuan—baik desain peleburan baja, produksi bahan baku, dan manufaktur peralatan lainnnya (Foto: Rayendra L. Toruan)
Nishith Desai International Salees Senior Manager Metal Power Analytical (India)—perusahaan yang berlokasi di Mumbai, India, menawarkan peralatan kepada para pemain industri baja. Ukuran perlatannnya relatif kecil, namun kinerjanya sangat kuat. Contohnya? “Kami membuat metavision OES dengan jaminan mutu tingkat dunia,” kata Nishith yang menambahkan perusahaannya menarkaan beraagam cutting edge technology (Foto: Rayendra L. Toruan)
Tri pemasaran dari grup Beinjing Ju Xiang Trading Ahoo Chen (kiri ke kanan) Business Manager, Peony Chen General Manager dan Du Juan—asisten kedua bos yang tampaknya kakak-adik. Perusahaan ini menawarkan beragam besi baja dan mesin produksi—Indonesia termasuk main market di Asia Tenggara. Beragam produk baja yang disebut long products meliputi, antara lain, wire red, square steel, angle, upe, ubn, ppgl, stainless coil, strip, steel pile dan sebagainya (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dr. Sandra Drechsler pakar metalurgi dan salah satu pimpinan VDMA Metallurgy–sebuah organisasi yang membawahi seratusan perusahaan yang berkaitan dengan metalurgi di Jerman. Dari 100an perusahaan, Sandra bersama 12 perusahaan ikut berpameran di Jakarta. Bagaimana memajukan industri baja di Indonesia? Dengan merendah, Sandra menjelaskan kurang mengetahui banyak kinerja perusahaan-perusahaan baja di Indonesia. Sandra menjelaskan, VDMA khususnya bagian metalurgi, siap bekerja sama dengan pelaku industri di Indonesia (Foto: Rayendra L. Toruan)
Gian Pierro ALLETEO Sales Area Manager COMETTO S.p.A—perusahaan transformasi elektronik di Italia. Meski dia sedikit kecewa ikut Indometal 2018—karena sepi permintaan bisnis—namun dia senang bersua dengan beragam orang Indonesia. Ia mengatakan transportasi yang ditawarkan ke Indonesia adalah platform listrik yang dirancang untuk logistik sektor industri yang mempunyai pabrik. Transportasi ini memiliki ban bantalan lebar dan suspensi hidraulik. Kendaraan 2-poros standar memiliki kapasitas 18 ton dan model 3-poros memiliki kapasitas 28 t, dan dikendalikan oleh remote control. Juga tersedia sistem AGV self-driving dengan fitur utama andalaannya kemudi elektronik (360°), baterai lithium (48V) dan rentang kerja yang panjang, panjang stroke suspensi (420mm) dan kemampuan self-loading (Foto: Rayendra L. Toruan)
Direktur PT Metinca Prima Industrial Works, Ir. Awad Lumas menyatakan perusahaannya merupakan yang pertama di indonesia dalam hal pembuatan alat casting yang presisi. Perusahaan yang berdiri tahun 1986 itu berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Menurut salah satu karyawannya, produksi coran 100 persen buatan Indonesia—menggunakan bahan besi, carbon steel, stainless, resisting steel, aluminium, cobalt, dan nikel yang didesain/diproduksi menjadi produk pendukung industri seperti minyak dan gas, tambang, maritim, transportasi, valve pump dan sebagainya. Metinca Prima menghasilkan produk sand casting, valve, dan mesin cor. Dua benda warna merah yang tampak seperti gigi geram merupakan alat yang digunakan ekspator untuk menambang batubara, dan di atas adalah valve (Foto: Rayendra L. Toruan)
Elvin Chandra Technical Engineer yang bekerja di PT WIN ELECTRONIC HEAT—merupakan perusahaan yang mempunyai kegiatan rekayasa proyek, penyedia spare part dan layanan industri lainnya—termasuk industri logam. WIN menawarkan berbagai produk sebagai bagian dari proyek turn-key. Elvin menyebutkan sekitar 40 perusahaan yang menjadi vendor tergabung dalam kegiatan bersama WIN. Pada Indometal 2018, WIN mengikutsertakan 4 perusahaan asing seperti ANDRiTZ (Jerman), TEMPSENS (Korea), BWI (Indonesia), NOXMAT (Jerman), dan EBNER (Austria). WIN bersama beberapa perusahaan skala internasional dari beberapa negara laim, mengikuti pameran di China pada November 2018 (Foto: Rayendra L. Toruan)
Salah satu perusahaan pengecoran baja nirkarat (tanpa karat) yang berdiri pada pada tahun 1992, adalah PT TRIEKA AIMEX yang terus mengembangkan teknologi, manajemen, rantai pasokan, dan pasar yang demikian luas di Indonesia. Gambar di atas adalah salah satu contoh hasil pengecoran yang demikian presisi. TRIEKA juga beraktivitas di bidang engineering, permesinan, dan menyediakan fasilitas teknik untuk melayani beraagam sektor industri. TRIEKA siap mengecor permintaan dengan volume rendah, sedang, dan tinggi—khususnya para pelaku manufaktur (Foto: Rayendra L. Toruan)
Dari kiri Yogi Dwi Putranto Direktur PT DWIHARSA STEEL INTERNATIONAL, Richard Phay Sales Manager ANN AIK Pte.,Ltd. (Singapura), dan Ivan Peh Commercial Manager ICHINOSE EMICO VALVES (Singapura)—ketiga anak muda ini melalui perusahaan masing-masing—berkolabroasi untuk memasarkan valve kepada para pelaku industri. Beberapa klien yang menggunakan valve dan sistem yang dikenal dengan brand name (EMICO, ESPEROL, IN’S, dan EJAREKA) adalah Santos, ExxonMobil, Enel, Chevron, HYUNDAI, PETROMAS, GASCO, dan sebagainya (Foto: Rayendra L. Toruan)
Kepada tamunya, Suharno (2 dari kiri) menjelaskan speksifikasi produk/alat industri yang dipasarkan PT BARALOGAM MULTIJAYA. Perusahaan ini bekerja sama dengan beberapa perusahaan dari China sepeti Shandong Kaitai Shot Blasting Machinery Share, Shandong Kaitai Metal Abrasive, dan Sino-Glory Metal Industrial. Menurut Suharno, Indonesia mampu memroduksi baja sesuai target pemerintah 10 juta ton tahun 2025. Para pelaku industri baja, ungkapnya, telah menguasai teknologi produksi yang presisi (Foto: Rayendra L. Toruan)
Beragam warna botol berbentuk bola lampu listrik berisikan pelumas yang warnanya pun menembus tabung kaca dan cairan pelumas tampak sangat bersih. Pelumas buatan Jepang ini diproduksi di Thailand dan Vietnam. Pasar Indonesia pun menjanjikan sehingga PT MORESCO INDONESIA mengusulkan agar pabriknya didirikan di Indonesia. Menurut Risma Eka Anggraeni salah satu staf penjualan dan pemasaran, pelumas MORESCO ini tepat digunakan untuk metal, die casting, mesin hidrolis, mesin peleburan, vacum pump, dan mesin yang berkinerja dengan temperatur sangat tinggi. Uniknya, bentuk pelumas biasanya cair namun MORESCO juga tersedia dalam bentuk butiran padat, tinggal dimasukkan ke dalam mesin—seperti mesin untuk sektor otomotif (Foto: Rayendra L. Toruan)
Pembangunan infrastruktur yang demikian massif berdampak luas terhadap industri nasional seperti sektor baja dan industri pendukungnya.
Indonesia memilki klaster industri baja di Cilegon, Banten. Pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan industri dalam negeri—tanpa impor—hingga mampu memroduksi 10 juta ton baja pada tahun 2025.
Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan pernah menjelaskan, bahwa industri baja sebagai salah satu prioritas yang tengah pemerintah kembangkan.
Sektor baja merupakan mother of industry karena produknya merupakan bahan baku utama bagi kegiatan sektor industri lainnya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa peningkatan penggunaan produk baja di Indonesia kian optimal—sejak perencanaan pembangunan, pemeliharaan, dan pelaksanaan infrastruktur.
Basuki menjelaskan peningkatan penggunaan baja pada saat meluncurkan Katalog Produk Baja Ringan Konstruksi 2018 di Kementerian PUPR, Jakarta, belum lama ini.
Pembangunan infrastruktur membutuhkan material seperti baja yang digunakan untuk konstruksi beton pracetak, juga semen, pasir, dan bahan pendukung lainya.
Menteri Basuki menjelaskan penggunaan baja terus ditingkatkan sesuasi pembangunan infrastruktur layang seperti jalan tol layang (elevated ) hingga jembatan gantung.
“Kemudian pembangunan jalan tol Yogya-Solo Elevated Toll 60 kilometer atau Bandung Intra Urban Toll Road bisa didesain menggunakan konstruksi baja,” demikian penjelasan Basuki secara tertulis dikirimkan kepada Kompas.com
Sementara itu, PT Krakatau Steel Tbk. (KS), dan perusahaan baja Korea, Posco bekerja sama membangun klaster untuk mendukung produksi hingga 10 juta ton baja di Cilegon, Banten.
Kawasan industri Krakatau Steel di Cilegon dioperasikan industri baja terpadu, yakni PT KS dan PT Krakatau Posco (perusahaan patungan PT KS dan Posco)—termasuk infrastruktur pendukung seperti pembangkit kelistrikan, air baku industri, dan pelabuhan curah terdalam di Indonesia.
Total kapasitas produksi PT KS dan PT Krakatau Posco mencapai 4,5 juta ton, dan akan ditingkatkan setelah pabrik HSM#2 berkapasitas 1,5 juta ton beroperasi pada akhir tahun 2019—total produksi akan mencapai 6 juta ton.
Penyelenggaraan INDOMETAL (International Metal Steel Trade Fair for Southeast Asia) yang berlangsung di Kemayoran, Jakarta, 17 – 19 Oktober 2018, tentunya menginformasikan beragam teknologi dan produk pendukung yang dapat digunakan oleh pelaku sektor industri baja dan pendukungnya.
Beberapa perusahaan peserta antar lain, PT Akbar Budi Sakti, Cometto Spa, Ask Chemical GmbH, Digital Prima Imaging, Dr Revotek, Baralogam Multijaya, Caprefindo, Chs-Asia Co.Ltd., Electrotherm dari India, Hitachi Technologies, Foseco Indonesia, Exim & MFR Enterprise, dan Greenplus Indonesia.
Juga Harbison Walker International, Icha Engineering, Itokoh Ceperindo, Makmur Meta Graha Dinamika, Merak Magnesiumindo Industri, Metalurgi Mitra Abadi, Nuova Carpenteria Odolese Srl.
Tak ketinggalan Qes Group, Sonha Ssp Vietnam Sole Member, Stainless Steel Primavalve Majubersama, Sentosa Metalurgi Indomas, Sinto Indonesia, Tav Vacuum Furnances Spa, Swif Asia dan sebagainya.
Sementara itu, Kementerian Perekonomian dan Teknologi Federal Jerman (BMWi) dan Asosiasi Pameran Perdagangan Industri Jerman (AUMA) mengikutsertakan 12 perusahaan untuk mempresentasikan mesin-mesin dan teknologi unggulan kepada para pelaku industri metal di Asia Tenggara khususnya Indonesia.
VDMA Metalurgi salah satu asosiasi yang ikut berpameran mendukung para peserta yang menempati pavilun Jerman di hal D1.
Simak beberapa informasi perusahaan yang dihimpun oleh industry digital media berupa photo stories .