Industrialisasi, Teknologi Informasi

Huawei Mengurangi Emisi Karbon di Lini Produksi, Bagaimana Dukungannya di Indonesia?

ShareBagaimana Huawei mengurangi emisi karbon di lini produksi? Menarik cerita Catherine Chen, Huawei Corporate Senior Vice President & Director of the Board. Bagaimana...

Written by Marinus L Toruan · 3 min read >
Huawei Mengurangi Emisi Karbon

Bagaimana Huawei mengurangi emisi karbon di lini produksi? Menarik cerita Catherine Chen, Huawei Corporate Senior Vice President & Director of the Board. Bagaimana limbah (elektronik) Huawei?  Ken Qi, Vice President Public Affairs &  Communications Huawei Indonesia.  

Huawei Mengurangi Emisi Karbon
Catherine Chen, Huawei Corporate Senior Vice President & Director of the Board (kiri), dan ilustrasi yang menggambarkan peran Huawei pada era revolusi digital yang berkelanjutan. Huawei mengurangi emisi karbon di lini produksi (Foto/@: Huawei)

Penulis/editor: Marinus L. Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Cara Huawei mengurangi emisi karbon di lini produksi menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk ikut menciptkan lingkungan menjadi hijau. 

Hal itu menjadi bahasan menarik  pada Webinar Responsible Business 2021 yang diselenggarakan oleh Reuters Evens selama 3 hari. Bahan berita ini dikirimkan oleh Huawei Tech Investment dari Shenzhen, China belum lama ini. 

Huawei Mengurangi Emisi Karbon di Lini Produksi

Para pembicara menyampaikan gagasan dan peluang bisnis yang dapat dilakukan secara berkelanjutan. Sementar nara sumber berasal dari kalangan pejabat pemerintahan beberapa negara, organisasi internasional seperti pelaku bisnis, dan sebagainya. 

Mereka melontarkan pandangan dan gagasan yang meliputi kesepakatan dan perjanjian internasional, komitmen, dan langkah-langkah menuju transisi keberlanjutan global. Sayangnya, peserta dari Nusantara, selain Ken Qi, Vice President Public Affairs &  Communications Huawei Indonesia, tidak ada yang ikut serta. 

Lalu, bagaimana menyelaraskan strategi dan tujuan yang jelas, menciptakan struktur baru dan model baru untuk mengkaji peluang-peluang baru? 

Dengan keberlanjutan, menjadi bisnis itu sendiri dan bukan sebagai agenda terpisah, peluang-peluang bisnis muncul dari kesepakatan-kesepakatan baru yang mengusung komitmen ‘hijau’.

Hal itu bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus turut menjawab isu-isu perubahan iklim.

Contohnya, industri Information and Communication Technologies (ICTs) berada di garis terdepan dengan menyediakan teknologi yang memungkinkan terbangunnya dunia yang lebih hijau. 

Penghematan daya berbasis ICTs dan pengurangan emisi karbon akan jauh melebihi upaya penghematan energi dan pemangkasan emisi karbon yang berbasis pada ICTs. Hasilnya pun dinilai jauh melampaui pencapaian industri dari upaya-upaya yang telah diterapkan selama ini.

Dan secara signifikan membantu menghemat energi dan mengurangi emisi di seluruh dunia. 

“Upaya-upaya dalam mendorong terwujudnya keseimbangan karbon, perekonomian yang terus berputar, penghematan energi, hingga pengelolaan limbah merupakan jantung dalam proses transisi global yang berkesinambungan,” lontar Catherine Chen, Huawei Corporate Senior Vice President and Director of the Board.

Sebagai salah satu pembicara,  Catherine mengingatkan pentingnya upaya mengurangi  emisi karbon, dan proaktif  membudayakan penggunaan energi terbarukan secara luas. 

Catherine Chen mencontohkan solusi Huawei Smart PV yang telah digunakan secara luas di 60 negara.

“Jika digelar secara menyeluruh pada pembangkit energi skala besar di darat, solusi khas Huawei Smart PV membantu untuk menekan biaya pembangkitan daya hingga 7 persen. Sedangkan penggunaan di lokasi-lokasi perusahaan dan rumah tangga, maka solusi kami mampu meningkatkan besaran energi yang dihasilkan hingga 2 persen dan lebih irit biaya pemakaian energi,” papar Catherine.

Ia menuturkan pihak Huawei komit untuk meminimalkan dampak lingkungan di lini produksi, operasi, di sepanjang siklus produk, dan layanannya. Dengan demikian maka upaya untuk mengurangi emisi karbon, mensosialisasikan energi terbarukan, dan berkontribusi pada sistem ekonomi yang regeneratif.

Bagaimana pelaksanaannya di Indonesia? Huawei mengagendakan untuk mewujudkan komitmennya guna mendukung pembangunan nasional yang berorientasi pada pelestarian lingkungan. 

Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia, Ken Qi menandakan, “Mengembangkan solusi ICTs dengan konsep hijau yang menjawab isu lingkungan kritikal menjadi komitmen di tiap inovasi yang kami ciptakan dan kontribusikan.”

“Melalui pilar I Do Create dan I Do Contribute menjadi bagian penting dari kampanye Huawei,  I Do  menjadi komitmen kami di Indonesia. Huawei mengembangkan dan mengkontribusikan beragam solusi untuk berbagai industri untuk turut mengurangi emisi karbon dan mengoptimalkan pendayagunaan energi terbarukan di setiap produktivitas,” tandas  Ken Qi.

Ken Qi  menuturkan, Huawei bekerja sama dengan 93 dari 100 pemasok utamanya untuk menetapkan target pengurangan emisi karbon. Pembangkit listrik PV di kampus Huawei menghasilkan 12,6 juta kWh listrik yang dilaksanakan tahun 2020. 

Dari 1,55 miliar kWh energi bersih yang digunakan mampu mengurangi emisi karbon lebih dari 620.000 ton. Huawei memperluas program daur ulang perangkat hingga mencakup di 48 negara dan wilayah dan mendaur ulang lebih dari 4.500 ton limbah elektronik. 

Huawei termasuk di antara 5 persen perusahaan yang berada di daftar teratas Carbon Disclosure Project (CDP), tepatnya dari 9.000 perusahaan yang dinilai oleh CDP atas pengungkapan perubahan iklim mereka pada tahun 2020.

Terobosan yang dilakukan oleh Huawei itu disimak oleh para pejabat tinggi pemerintahan antara lain,  HRH The Prince of Wales, Carlos Alvarado Quesada; Presiden Kosta Rika, Nadia Calviño; Wakil Presiden dan Menteri Urusan Ekonomi dan Transformasi Digital Spanyol, Virginijus Sinkevičius.

Selanjutnya Komisaris Lingkungan, Kelautan dan Perikanan, Komisi Eropa, Sanda Ojiambo; Direktur Eksekutif UN Global Compact, Pierre Gramegna; Menteri Keuangan Luksemburg, Tina Bru; Menteri Perminyakan dan Energi Norwegia, Jochen Flasbarth.

Diskusi juga dihadiri oleh Sekretaris Negara di Kementerian Lingkungan Hidup, Konservasi Alam dan Keselamatan Nuklir Jerman, Thomas Dermine; Sekretaris Negara untuk Pemulihan Ekonomi dan Investasi Strategis, Kementerian Ekonomi dan Ketenagakerjaan Belgia; dan Hilde Hardeman, Kepala Layanan Instrumen Kebijakan Luar Negeri (FPI), Komisi Eropa.

“Diskusi Responsible Business 2021  menekankan pentingnya tiap perusahaan untuk merombak kembali gagasan untuk menjalankan bisnis mereka. Even ini menjadi platform yang menghasilkan langkah nyata sebagai wujud pembaruan cara menjalin kolaborasi dan inovasi secara terbuka di antara seluruh pemangku kepentingan,” urai Liam Dowd, Managing Director Reuters Events Sustainable Business. 

Liam Dowd menyebutkan  Huawei ambil peran dalam turut memastikan proses transisi itu yang berlangsung secara adil, dan sekaligus menjadi tauladan bagi perusahaan-perusahaan yang   mewujudkan proses transformasi bisnis yang sukses, lanjut Liam Dowd.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *