Inspiration, MICE

Hidup Cerdas Menghadapi Ragam Kesulitan, Teknologi Membantu

ShareBagaimana hidup cerdas menghadapi ragam kesulitan yang tak terduga? Penggunaan teknologi cerdas atau smart technology membantu manusia mampu beradaptasi terhadap perubahan hidup...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Hidup Cerdas

Bagaimana hidup cerdas menghadapi ragam kesulitan yang tak terduga? Penggunaan teknologi cerdas atau smart technology membantu manusia mampu beradaptasi terhadap perubahan hidup baru atau disebut new normal life. Lantai rumah harus cerdas agar mampu menginfokan orang lansia yang jatuh.                                                                  

Hidup Cerdas
Data probadi tak lepas dari serangan hacker dan suara pun dapat diplasukan dengan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence.  Hidup cerdas menghadapi ragam kesulitan (Foto/@:  Fraunhofer IGD)

Hidup Cerdas

Teknologi dan perangkat keras bukan hanya memudahkan orang dalam menjalani kehidupan. Ketika kita mengakses suatu fitur secara otomatis data pribadi diminta sebagai syarat agar mendapatkan informasi yang diinginkan.

Era digital memudahkan manusia melakukan aktivitasnya. Akan tetapi, dampak digitalisasi juga memungkinkan seseorang terjebak masuk ke perangkap arus negatif yang tentu berpotensi menimbulkan kerentanan baru yakni serangan peretas atas data pribadi.

Oleh karena itu, manusia memerlukan suatu  solusi baru agar keamanan data pribadi atau data suatu organisasi semisal perusahaan terhindar dari serangan siber. 

Manusia harus mampu beradaptasi terhadap hidup cerdas yang berasal dari lingkungan cerdas atau smart living yang sarat penggunaan ragam teknologi dan metode atau sistem. 

Google menyebutkan berkat kemajuan teknologi berbasiskan digital disruption platform, manusia harus mampu beradaptasi terhadap setidaknya 10 bidang kehidupan sehingga tidak ditenggelamkan gelombang dan arus kemajuan teknologi itu sendiri.

Contohnya, melalui konsep smart government maka aparat pemerintah atau stakeholders harus lebih cerdas melayani masyarakat seperti yang kita saksikan saat dunia dilanda wabah #Coronavirus. Kebijakan atau cara penanganan COVID-19 tampak pada data orang yang terinfeksi, sembuh dan lewat.

Keinginan dan kebutuhan  manusia berlangsung  secara dinamis, ungkap ahli Fraunhofer. Oleh sebab itu,   manusia berusaha untuk memungkinkan respons dan sistem yang tepat. 

Ahli Fraunhofer mencontohkan perlunya teknologi sensor digunakan di dalam rumah tangga. Misalnya  lantai rumah yang berpotensi menjadi  tempat jatuh seseorang yang berumur tua atau lanjut usia (lansia). Jika rumah itu dilengkapi dengan sensor  maka orang lansia itu mudah meminta bantuan. 

Standar umum, pedoman dan platform terbuka mendukung gagasan kehidupan yang aktif dan mandiri di usia yang lebih tua. 

Para ahli mendukung penciptaan alat dan layanan baru dan terjangkau yang dalam domain ini,  membantu seseorang lansia aman, nyama, adaptif, dan mudah mengakses informasi. 

Seiring transformasi digital yang berdampak pada semakin beragamnya aspek kehidupan, keamanan siber menjadi semakin penting. Untuk menanghalau manipulasi dan serangan peretas data, maka para peneliti melakukan analisis untuk mengidentifikasi kerentanan data. 

Tim peneliti melakukan studi kasus berikut yang menyoroti tipikal bahaya dan pemulihannya. 

Kasus 1: Pemeriksaan keamanan rumah pintar
Ketika datang untuk melindungi rumah sendiri, taruhannya dan persyaratan adalah tinggi. Permintaan untuk peralatan rumah tangga dan perangkat multimedia terus meningkat, terutama untuk solusi yang memungkinkan pengguna mudah mengelola fungsi secara terpusat dan dapat dilakukan dari jarak jauh. 

Alat pemanas harus cerdas, demikian juga kunci pintu elektronik, mesin cuci (pakaian) cerdas dan masih banyak elemen yang harus cerdas. Data pribadi sangat sensitif. 

Data pribadi dapat dieksploitasi untuk mengidentifikasi pengguna dan menarik kesimpulan tentang kegiatan seseorang, riwayat medis, dan banyak lagi termasuk data bank yang harus aman. 

Jika seorang hacker menyusup ke sistem rumah pintar, serangan itu dapat menyebar ke seluruh perangkat yang terhubung. Tim peneliti Fraunhofer IGD dan TU Darmstadt dalam proyek CRISP interdisipliner mengembangkan lingkungan cerdas—digunakan sebagai simulasi serangan eksternal. 

Tim peneliti bekerja di Smart Living Lab Fraunhofer IGD, yang dibuat seperti apartemen realistis dilengkapi dengan sensor untuk lokalisasi dan pengenalan aktivitas. Studi, catatan data, dan upaya manipulasi membantu memberikan wawasan utama.  

Bagaimana kegiatan new normal sehingga berbeda dari serangan? Bagaimana anomali ini dapat dideteksi dan diidentifikasi dalam aliran data? Hasil temuan peneliti membentuk dasar untuk solusi keamanan yang ditingkatkan. 

Proyek ini bertujuan untuk membuat sebagian besar pengolahan data lokal, untuk menghindari penyalahgunaan data pribadi sejak awal. 

Kasus 2: Pemeriksaan keamanan dengan pengenalan suara
Begitu banyak PIN dan info yang terdata di ponsel cerdas, tablet, PC desktop, dan berbagai perangkat lainnya, dan orang atau pengguna terkadang lupa kata sandi. 

Mengatur ulang data biasanya sederhana—setidaknya untuk akun pribadi. Ketika datang ke lingkungan kerja, mendapatkan kredensial baru bisa rumit. Di perusahaan besar, pengguna biasanya perlu mengajukan kata sandi baru melalui proses yang rumit. 

Bagaimana solusinya?  Misalnya, otentikasi melalui perangkat lunak pengenalan suara memungkinkan pengguna untuk membuat kata sandi baru hanya dengan melakukan panggilan telepon. 

Nomor identifikasi pribadi dan kalimat yang diucapkan (relatif singkat) memverifikasi bahwa penelepon adalah seseorang yang dikatakan atau disebutkan itu adalah asli. 

Peneliti IGD Fraunhofer telah menyelidiki sistem pengenalan suara untuk kerentanan potensial sebelum peluncurannya. Untuk mencapai tujuan itu, peneliti menguji keakuratan fungsi pengenalan suara dan ketahanannya terhadap upaya nyata untuk mengelakannya.

Misalnya dengan  memutar rekaman suara orang yang berbeda, atau penggunaan teknologi pengubah suara yang tersedia secara gratis di Internet. 

Sistem terbukti sesuai dengan tugas. Dan untuk mitra proyek, ini berarti solusinya dapat diimplementasikan dengan hati nurani yang jelas. 

Pimpinan proyek CRISP, Olaf Henniger percaya bahwa penggunaan suara, seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence memerankan fungsi yang semakin penting dalam interaksi manusia-komputer. 

“Namun, pada saat yang sama, kecerdasan buatan juga digunakan oleh hackers untuk memalsukan sinyal suara. Kami mempertimbangkan vektor serangan baru seperti ini untuk evaluasi keamanan di masa mendatang,” Olaf Henniger pimpinan proyek CRISP mengingatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *