Green & Waste Management, Industrialisasi, WATER-TECH

Eksploitasi Kutub, Bagaimana Masa Depan Lingkungan?

ShareTim peneliti melanjutkan eksploitasi terhadap harta karun beku di sejumlah alam kutub  yang membutuhkan penelitian terapan. Bagaimana tim menghindari beruang yang marah?   Untuk pemetaan genom dan memproduksi...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >

Tim peneliti melanjutkan eksploitasi terhadap harta karun beku di sejumlah alam kutub  yang membutuhkan penelitian terapan. Bagaimana tim menghindari beruang yang marah?

Penginapan untuk 16 orang peneliti yang berlokasi dii dekat Danau Dymond Ecolodge.  (Sumber foto: http://www.churchillwild.com/adventures/great-ice-bear-adventure/)

 

Untuk pemetaan genom dan memproduksi lebih banyak kultur saat kembali di IBMT—laboratorium tim peneliti, sampel alga yang telah dikumpulkan harus bertahan dalam musim panas di Eropa selama perjalanan menuju Jerman. Tantangan bisa terjadi seperti matinya  sel jika bahan itu mencair. Solusi yang ditemukan dan digunakan adalah untuk menggunakan kontainer pendingin yang didesain  secara khusus.

Selain itu juga dimuat di atas kapal adalah sebuah helikopter radi kontrol yang dilengkapi dnegan kamera. Beginilah cara grup tersebut mendapatkan gambar yang memberikan tinjauan luas dari padang salju dan bahkan membuat tim dapat menjelajahi area glasier yang tak dapat dijangkau dengan berjalan kaki secara normal.

Selain itu, dari udara tim dapat melihat detial tertentu dan pola distribusi alga yang tidak akan mungkin tim apresiasi jika berada di atas padang salju tersebut. Ini merupakan pendekatan esensial untuk menguji satu dari sekian hipotesis ekpedisi: tim berpendapat bahwa topografi dan hidrokimiawi, yang mana dipengaruhi oleh bebatuan yang mengelilinginya, adalah faktor kunci yang bekerja dalam fenomena mekarnya alga salju.

Sementara ini semua mungkin terdengar cukup eksotik, ini juga sedikit seperti wisata Arktik—tentu  saja tidak dapat dibandingkan dengan ekpedisi polar pioner yang disebutkan sebelumnya yang penuh ancaman bahaya, perjuangan, dan pengalaman yang mengejutkan.

Hal itu seharusnya dan juga merupakan prasyarat untuk usaha apa pun yang dijalankan oleh institusi yang dibiayai secara publik. Akan tetetapi, area kerja tidak selalu seaman kelihatannya. Tak seperti Antartika, yang sama sekali tak ada bahaya dari predator darat, Arktik adalah dunia beruang kutub.

Dan itu termasuk Svalbard, yang menjadi rumah bagi sekitar 3400 anggota kerajaan Arktik. Harus diingat bahwa makhluk tersebut dilindungi sepanjang tahun dan menginjakkan kaki di teritori mereka dapat sangat berbahaya–terutama karena lokasinya sangat jauh. Seperti yang ditulis Julius von Payer dalam akun ekspedisinya pada tahun 1870–1871.

Apakah harus membawa pistol?

“Beruang kutub adalah pemburu yang berani, … sama seperti harimau, reka menyerang mangsa secara diam-diam dan tanpa peringatan. Beradaptasi dengan luar biasa terhadap habitat kutub mtempat beruang itu, dan binatang itu sesungguhnya membangkitkan setiap kekaguman kami,”  tulis Julius von Payer.

Meski penyerangan beruang terhadap manusia belum pernah terdengar, penting bagi tim ekspedisi melengkapi senjata api dan pistol suar jika sewaktu-waktu tim perlu melindungi diri dari serangan yang tiba-tiba. Akan tetetapi,  menembak mati beruang itu  tentunya merupakan opsi terakhir sebagai cara untuk melindungi diri tim dari serangan beruang kutub. Tim ekspedisi tidak ingin merusak keberadaan lingkungan kutub termasuk beruang kutub di habitatnya.

Hal yang dibutuhkan adalah kewaspadaan penuh sehingga tim dapat menghindar dengan cepat tanpa mengganggu atau memancing beruang itu marah. Selama bertahun-tahun, tak satu pun grup peneliti dari IBMT yang pernah bertemu langsung dengan satu  ekor beruang kutub itu.

Akan tetapi, keadaan itu berubah pada ekspedisi terakhir–tim bertemu dengan 18 ekor beruang.  Namun, tim bersyukur karena semua berperilaku waspada dan terlatih, pertemuan dengan gerombolan beruang ini berlalu tanpa insiden.

Setelah memenuhi kerja lapangan intensif selama empat minggu, tim yang beranggotakan lima orang kembali dengan aman dan selamat ke lokasi Postdam-Golm dengan kekayaan berupa sampel dan pengalaman baru. Dan walau “salju darah” yang menyebarkan ketakutan pada jantung pelaut abad pertengahan belum menampakkan seluruh rahasianya, para ilmuwan telah membuat kemajuan yang luar biasa.

Hasil ekspedisi ini butuh waktu sekitar dua tahun untuk melengkapi pekerjaan ekstensif yaitu kloning dan penggolongan sampel alga yang hampir tak terhitung jumlahnya. Di markas  Fraunhofer IBMT, berbagai isolat tersebut awalnya dibersihkan untuk  menghilangkan kontaminan sebelum digolongkan menurut kebutuhan pertumbuhan dan substansi konstituen.

Ketika reproduksi massal dicapai dalam fermenter pipa kaca besar–fokus teknologi lain di IBMT–merupakan langkah selanjutnya untuk menemukan aplikasi industri yang potensial. Selanjutnya 50 golongan alga yang dikumpulkan selama satu musim panas Arktik di padang salju abadi di planet akan bergabung dengan lainnya yang terlebih dahulu dalam kulkas dan ruang pendingin di Golm, Jerman.

Tim ahli sungguh berkeinginan untuk mengungkap misteri sebuah harta karun beku dalam jumlah besar khussunya bagi penelitian terapan.

Anda tertarik menjelajahi kutub salju? (Bahan diolah dari Adventures with snow algae and polar bears  tulisan Profesor Günter Fuhr, direktur Fraunhofer Institute for Biomedical Engineering IBMT).

[box type=”note”]

Simak Petualangan Alga Salju (1)
Mengungkap Rahasia Kutub Utara

[/box]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *