Agenda, Photo Stories

Celebrating Science and Innovation: The Winter is Coming

ShareMari menguasai teknologi, inovasi, otomasi, kreativitas, keuletan, dan kolaborasi untuk menghadapi daya saing yang kian ketat. Kecerdasan buatan dan robot adaalah bagian...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Celebrating Science and Innovation

Mari menguasai teknologi, inovasi, otomasi, kreativitas, keuletan, dan kolaborasi untuk menghadapi daya saing yang kian ketat. Kecerdasan buatan dan robot adaalah bagian the winter yang bisa menghambat. Kaum muda dapat menciptakan dan memodifikasi beragam peluang.

Indonesia berpeluang melahirkan jutaan anak muda—laki dan perempuan—menjadi calon ilmuwan yang menguasai teknologi dengan digital driver platform, Internet of Things (IoT), teknologi 5G, blockchain, teknologi 3D, dan nano technology.

Harapan di atas tergambarkan ketika menyaksikan pameran Celebrating Science and Innovation yang berlangsung di  Indonesia Convention Exhibition (ICE), Serpong, Banten pada awal November 2018.

Para remaja dan mahasiswa yang berasal dari seluruh Indonesia merayakan kegembiraan yang diekspresikan melalui karya-karya ilmiah dan inovatif—hasil temuan dan pergulatan mereka sendiri.

Beragam karya yang dipajang di booth masing-masing—seperti alat penjaga sawah terhadap hama, alat penanda blok tanah, ionisasi yang berasal dari cangkang telor bebek dan bekas teh, alat pembersih udara, dan sebagainya—jika dikolaborasikan dengan industri bakal menciptakan peluang.

Presiden Joko Widodo yang membuka ekspo besutan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu menggarisbawahi bahwa anak-anak Indonesia mampu mengembangkan iptek dan riset berdasarkan moral yang baik.

Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengingatkan penguatan daya saing sangat mutlak untuk menyelesaikan masalah kebutuhan dasar, efisiensi ekonomi, dan inovasi.

Bidang riset  merupakann awal pergerakan inovasi dibarengi penyiapan lembaga dan sumber daya untuk meningkatkan produktifitas dan daya saing. Menristekdikti bergembira karena  Indonesia di bidang riset dan inovasi (teknologi) tak lagi bertengger di posisi paling buncit se-ASEAN.

Sebagai contoh, Indonesia menghasilkan 965 inovasi yang telah digunakan di sektor industri kecil, menengah dan industri skala besar. Artinya, Indonesia tidak lagi hanya pembeli (teknologi) dari asing. Kita berkesempatan menginternasionalkan hasil karya putra-putri terbaik Indonesia.

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko menyatakan melalui laman Menristekdikti,  Celebrating Science and Innovation 2018, hasil riset karya anak bangsa merupakan kontribusi terhadap perkembangan iptek dan arah ilmu pengetahuan di Indonesia.

Hasil penelitian dan percobaan (ilmiah) yang merupakan karya anak bangsa tentunya bukan sekadar hiburan bagi masyarakat yang menjubeli gedung lima ICE selama 4 hari.

Di tahun-tahun berikutnya, pihak penyelenggara (sebaiknya) mengagendakan ajang iptek itu juga bagi para pelaku industri—ini menciptakan suatu peluang berkolaborasi. Karya-karya ilmiah temuan anak-anak muda dapat dikembangkan ke arah bisnis yang kemudian dipatenkan.

Kementerian Perindustrian demikian proaktif melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang bertemakan vokasi agar keterampilan anak-anak muda sesuai dengan kebutuhan pasar yakni sektor industri.

Menghadapi era digital disruption, Indonesia telah menyusun road map melalui pembentukan Making Indonesia 4.0 agar para pelaku bisnis dan industri—termasuk sumber daya manusia—mampu beradaptasi terhadap perubahan yang disebabkan oleh gelombang Industry 4.0.

Munculnya artificial intellegents (kecerdasan buatan) dibarengi penggunaan robot dengan Internet of Things disertai teknologi 5G, blockcain, teknologi 3D, dan nano technology—mengharuskan kita untuk kreatif dalam berinovasi agar tidak melulu jadi target (asing) sebagai pembeli.

Ingat film Game of Thrones? Ketika membuka Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu,  Presiden Joko Widodo menjelaskan kondisi global kini seperti tergambarkan dalam serial televisi  Game of Thrones.  

Amerika Serikat dan China telah tersulut perang dagang yang berdampak bagi negara-negara lain. Dalam serial televisi bertajuk Game of Thrones mucullah  winter is coming, great house, iron thrones disusul evil winter—semuanya saling memporakporaandakan.

Anak-anak muda pun bakal menghadapi “peperangan” yang potensinya dapat menyulitkan diri sendiri mana kala lengah terhadap perubahan yang diguncang gelombang digital drive.

Oleh karena itu, anak muda sangat berperan mengembangkan potensi diri dengan menguasai iptek. Mari  celebrating science and innovation agar kaum muda tidak kesulitan menghadapi the winter is coming.

Kita jadikan kesulitan menjadi peluang atau dengan meminjam istilah—gunakan cara out of the box yang mungkin tak masuk akal atau tidak berbasis teori.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *