Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Cegah Penyakit Mata Malas atau Amblyopia Sejak Masa Kanak-kanak

ShareCegah penyakit mata malas atau amblyopia sejak dini atau masa kanak-kanak agar tidak menggangu penglihatan. Apakah bentuk mata juling dapat dihindari? Apakah...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >
Cegah Penyakit Mata Malas

Cegah penyakit mata malas atau amblyopia sejak dini atau masa kanak-kanak agar tidak menggangu penglihatan. Apakah bentuk mata juling dapat dihindari? Apakah amblyopia dapat berlanjut hingga usia dewasa? Simak terapi hasil pemuan tim peneliti Fraunhofer.

Cegah Penyakit Mata Malas
Gambar kiri dari laman hellosehat.com yang memperlihatkan tatapan anak bermata sehat. Sedangkan gambar kanan menampilkan model fungsional kacamata rana elektronik. Cegah penyakit mata malas atau amblyopia sejak masa kanak-kanak (Foto/©:  Fraunhofer IBMT, Bernd Müller)

Jangan abai terhadap gangguan penglihatan anak-anak. Jika penglihatan terganggu, segera membawa anak-anak itu kepada dokter. Apa yang menyebabkan gangguan penglihatan?

Kalangan medis menyebutkan, amblyopia (ambliopia) yang disebut mata malas merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan penglihatan. Salah satu atau sepasang mata anak mengalami penurunan tingkat penglihatan—karena saraf mata dan otak tidak bekerja dengan baik.

Kualitas penglihatan sebelah mata terganggu—kalangan medis menyebutkan bahwa terjadi perbedaan kualitas penglihatan—otak mengabaikan sinyal atau impuls dari mata yang mengalami gangguan itu (lemah) atau disebut mata malas.

Penyakit mata malas terjadi sejak anak lahir dan jika tidak segera dicegah dapat berlangsung sampai usia tujuh tahun bahkan umur 40 tahun. Penyakit amblyopia merupakan salah satu yang menyebabkan kualitas penglihatan menurun atau buruk yang menimpa anak-anak.

Apakah strabismus atau kita kenal dengan bentuk mata juling merupakan penyakit mata malas? Menurut laman hellosehat.com, mata malas berbeda dengan mata juling atau disebut strabismus.

Namun, penderita mata juling atau  strabismus berpeluang memicu terjadinya mata malas. Sedangkan mata juling, penderita terbiasa melihat objek dengan dua arah yang berlainan.

Demikian juga mata yang menderita rabun—rabun dekat dan jauh—juga berpotensi besar sebagai pemicu terjadinya amblyopia atau mata malas untuk melihat.

Bagaimana merawat mata anak agar terhindari dari amblyopia? Seperti apa perawatan standar yang dilakukan agar penyakit amblyopia dilakukan dengan tambahan penutup bagian mata yang belum rusak.

Mata yang terganggu harus dilatih agar bekerja (berfungsi) lebih keras. Tim peneliti menghasilkan terapi dan hanya berhasil ketika pasien memakai penutup mata dalam jangka waktu yang ditentukan.

Akan tetapi, sering kali tidak tercapai hasil optimal. Banyak anak penderita yang merasa penglihatannya tidak bermasalah sehingga menolak penutup mata—sama dengan menolak bentuk perawatan yakni terapi. Bagaimana caranya?

Tim peneliti mencari alternatif lain yakni dengan membuat kacamata rana elektronik yang secara otomatis menggelapkan lensa di depan bagian mata yang tidak terganggu ketika melihat objek secara tepat.

Kacamata rana elektronik memiliki sensor terintegrasi yang memberikan pengguna yakni orang  berusia belia suatu umpan balik, apakah kacamara dikenakan dengan posisi yang benar?

Tim peneliti Fraunhofer telah memamerkan model fungsional kacamata rana elektronik di Medica expo di Düsseldorf, Jerman.

Penyakit mata malas merupakan keluhan umum yang diderita anak-anak. Perawatan standar untuk gangguan penglihatan ini—amblyopia seperti yang dikatakan oleh dokter mata dengan menutupi mata yang baik (normal) dengan tempelan.

Penderita harus melatih matanya yang terganggu. Latihan dilakukan dengan lebih disiplin karena otak akan menerima sinyal-sinyal selama latihan. Penderita yang dirawat lebih dini maka peluang untuk pemulihan semakin besar.

Meski demikian, tim peneliti mencatat adanya dua kelemahan utama untuk terapi oklusi seperti ini. Pertama,  penglihatan terbatas secara spasial.

Kedua, anak-anak merasakan penutup mata—sebagai terapi—kurang nyaman dipandang sehingga anak-anak menolak untuk memakai kacamata rana itu.

Tugas orangtua atau orang di sekitar penderita yakni anak bermata malas harus bekerja eksra keras untuk meyakinkan penderita, bahwa memakai kacamata  rana merupakan perawatan untuk menyembuhkannya.

Penderita dapat sembuh jika menggunakan penutup mata sesuai waktu yang ditentukan. Tim peneliti Fraunhofer berkolaborasi dengan pelaku industri—bertujuan untuk mencapai perbaikan kualitas terapi meski seringkali sulit dilakukan bagi anak-anak.

Tim peneliti berharap bahwa kacamata rana interaktif baru bergantung pada konteks dengan umpan balik berbasis sensor dapat  meningkatkan kepatuhan pengobatan bagi anak-anak penderita amblyopia.

Teknologi baru ini dapat menutup bagian mata pasien jika situasinya tepat. Ketika anak mengikuti olahraga misalnya atau kegiatan lain yang menuntut penglihatan spasial yang baik, fungsi penutup mata dinonaktifkan untuk menghindari risiko kecelakaan.

Bagaimana memantau penderita (anak) telah menggunakan kacamara rana secara benar. Kita wajib cegah penyakit mata malas atau amblyopia sejak masa kanak-kanak untuk menghindari penyakit mata malas hingga dewasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *