Inspiration, MICE

Cegah Pengerasan Jantung, Hambatlah Untaian Non-coding miRNA

ShareUsahakan cegah pengerasan jantung dan hambatlah untaian non-coding miRNA.  Hasil penelitian menunjukkan terapi dengan anti-miRNA 132 aman dan tak menimbulkan efek samping...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >

Usahakan cegah pengerasan jantung dan hambatlah untaian non-coding miRNA.  Hasil penelitian menunjukkan terapi dengan anti-miRNA 132 aman dan tak menimbulkan efek samping pada organ lain.

Prof.Thomas Thum, Director of the Institute for Molecular and Translational Therapeutic Strategies at Hannover Medical School. Cegah pengerasan jantung (Foto/©: Fraunhofer ITEM/Ralf Mohr)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Bagaimana menghindari agar tidak terjadi pengerasan jantung manusia?

Prof. Thomas Thum mendemonstrasikan bahwa non-coding microRNAs (miRNAs) terlibat dalam remodeling jantung patologis. Prof. Thomas Thum menjabat Director of the Institute for Molecular and Translational Therapeutic Strategies at Hannover Medical School.

Misalnya, miRNA 21 sangat umum di jantung di mana jaringan ikut mengeras.

Penemuan ini membuka jalan bagi pendekatan terapi yang  baru demikian rilis Fraunhofer ITEM beberapa waktu lalu.

Dengan bantuan mitra kerjasama, Prof. Thomas Thum membangun anti-miRNA untuk mengikat dan menetralkan miRNA 21 dengan  menggunakan prinsip kunci-dan-kunci. Ini cukup terobosan atau out of the box atau tidak lazim dilakukan oleh orang lain.

Tim peneliti menunjukkan bahwa jaringan jantung dapat dicegah dari pengerasan dengan menghambat untaian non-coding miRNA dengan cara sesuai rencana.

Kelompok kerja mematenkan temuan mereka dengan  menerbitkannya di dalam jurnal Nature pada tahun 200dar

Sementara itu, raksasa perusahaan farmasi Sanofi melakukan pengujian anti-miRNA 21 sebagai bagian dari studi klinis fase 2 pada pasien dengan fibrosis ginjal.

Sedangkan Tim Prof. Thomas Thum menemukan jenis miRNA lain selama eksperimen jaringan jantung yang  mereka lakukan. miRNA  diberi nomor 132, merangsang hipertrofi jantung patologis dan akhirnya menyebabkan gagal jantung.

Di sini juga, efek kuratif positif dapat dicapai dengan menghambat untai miRNA.

Ini awalnya diuji pada kultur sel, sebelum pindah ke uji praklinis lebih lanjut.

Hasilnya, anti-miRNA 132 telah memenuhi semua persyaratan untuk diuji dalam uji klinis pada pasien yang gagal jantung.

Sekitar empat juta orang menderita gagal jantung di Jerman. Berapa orang penderita gagal jantung di Indonesia? Sementara 64 juta pasien dewasa di seluruh dunia hidup dengan gagal jantung.

Angka ini diperkirakan akan terus bertambah dengan tingkat rawat inap berulang dan kematian yang masih cukup tinggi. Di Indonesia, penyakit jantung menempati posisi pertama dengan jumlah kasus 12,9 juta orang per tahun.

Pada individu seperti itu, jantung membesar secara tidak normal dan terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Pasien mengeluh sesak napas, terjadi retensi air,  dan penambahan berat individu

“Dalam dua puluh tahun terakhir, hanya sedikit kemajuan yang dicapai dalam hal pengobatan gagal jantung,” urai  Prof. Thomas Thum.

Menurut data dari German Heart Foundation, lebih dari 40.000 penderita gagal jantung meninggal setiap tahun di Jerman.

Uji klinis pertama berhasil diselesaikan. Dengan berdirinya perusahaan rintisan Cardior Pharmaceuticals pada tahun 2016,  Prof. Thomas Thum membuat lompatan cukup jauh ketika dia bekerja di laboratorium dengan  melakukan uji klinis pada manusia.

Sebanayak 28 orang pasien gagal jantung dilibatkan ikut serta, dan hasil pekerjaan Prof. Thomas Thum menjanjikan yang menggembirakan.

“Hasil penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa terapi menggunakan anti-miRNA 132 cukup aman dan tidak menimbulkan efek samping pada organ lain,” tutur Prof. Thomas Thum.

“Selain itu, kami mengamati peningkatan penanda gagal jantung,” tambahnya.

Menyusul hasil penelitian yang positif itu, tim Prof. Thomas Thum mendapatkan kucuran dana segar sehingga studi dan penelitian fase selanjutnya dapat dilakukan.

 

Tim Prof. Thomas Thum memulai penelitisn sejak Juni 2022 dengan melibatkan 280 pasien dari beberapa negara di Eropa.

 

Sementara uji klinis sedang berjalan, tim Prof. Thomas Thum  bekerja keras pada terapi RNA yang baru, dengan area fokus termasuk fibrosis paru.

 

Fibrosis paru adalah penyakit progresif yang menyebabkan remodeling jaringan paru dan pengerasan paru secara bertahap, penjelasan ilmuwan medis tersebut.

 

“Kami berharap terapi RNA dapat digunakan untuk mengobati penyebab penyakit ini, yang selama ini terbukti cukup andal,” tutur Prof. Thomas Thum meyakinkan.

 

Istilah fibrosis menggambarkan perkembangan jaringan ikat fibrosa sebagai respons reparatif terhadap cedera atau kerusakan.

 

Fibrosis dapat merujuk pada deposisi jaringan ikat yang terjadi sebagai bagian dari penyembuhan normal atau deposisi jaringan berlebih yang terjadi sebagai proses patologis. Ketika fibrosis terjadi sebagai respons.

 

Fibrosis menggambarkan perkembangan jaringan ikat fibrosa sebagai respons reparatif terhadap cedera atau kerusakan jantung.

Fibrosis dapat merujuk pada deposisi jaringan ikat yang terjadi sebagai bagian dari penyembuhan normal atau deposisi jaringan berlebih yang terjadi sebagai proses patologis.

Ketika fibrosis terjadi sebagai respons terhadap cedera, istilah “jaringan parut” digunakan. Beberapa jenis utama fibrosis yang terjadi pada tubuh manusia akan dijelaskan di media ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *