Inspiration, MICE

Budidayakan Ikan dari Sel, Ikan Laut Tercemar Logam dan Plastik

ShareKita budidayakan ikan dari sel tanpa menguras ikan dari laut. Lagi pula, sampah logam dan plastik telah mencemari ikan-ikan laut. Protein ikan...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >

Kita budidayakan ikan dari sel tanpa menguras ikan dari laut. Lagi pula, sampah logam dan plastik telah mencemari ikan-ikan laut. Protein ikan buatan tidak kalah dengan nilai protein ikan asli.

Gambar daging ikan yang dibudidayakan dari sel ikan. Kita menikmati daging ikan misalnya salmon dan tuna tanpa menangkap ikan dari laut. Sisa ikan yang dibuang di tempat sampah di pasar dikembangkan oleh para peneliti andal (kiri). Produk vegan opengraph (kanan). Budidayakan ikan dari sel (Foto/@: bluu.bio/ Fraunhofer IVV)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Para peneliti mengembangkan budidaya ikan dari sel ikan yang sesungguhnya.

Melalui proyek penelitian KERBSE—merupakan  salah satu  alternatif pembuataan keju yang difermentasi berdasarkan penggunaan kacang polong lokal.

Bagaimana dengan ikan teutama ikan yang bersumber dari laut?

Apakah kita masih dapat mencicipi ikan laut dengan hati nurani yang bersih tanpa mewaspadai kualitas dan kerbersihan daging ikan yang berasal dari laut berasin?

Dalam beberapa tahun terakhir ini, lautan telah tercemar dengan mikroplastik dan logam berat dan kemungkinan  limbahnya terhidang  di piring ketika  makan daging ikan hasil tangkapan dari laut.

Masalah lain yang dihadapi dunia, 90 persen dari semua stok ikan (dianggap) telah dieksploitasi secara besar-besaran (penuh)—ditangkap  secara berlebihan. Ikan dilaut pun dikuras habis-habisan melebihi jumlah ikan di laut.

Di sisi lain, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia, semakin banyak orang yang mengandalkan ikan sebagai sumber protein.

Sementara itu, total tangkapan ikan laut di perairan Indonesia mencapai 12, 01 ton setiap tahun. Secara teori, menurut Kementerian Kelautan dan Perairan, seperti dikutip ANTARA (April 2022) jika jumlah tangkapan ikan tidak melebihi 12,01 ton dalam setahun, maka potenti ikan laut akan lestari pada tahun berikutnya.

Akan tetapi, di tahun-tahun yang lalu, sering terjadi kapal-kapal asing yang beroperasi dan menangkap (mencuri) ikan di perairan (laut) Indonesia.

Bagaimana jika potensi ikan laut semakin terkuras? Para peneliti menjawab masalah ini dengan melakukan pembudidayaan ikan secara langsung dengan mengembangkan sel-sel ikan, dan bukan mengambil ikan dari laut.

Organisasi Bluu Seafood yakni spin-off milik Fraunhofer Research and Development Center for Marine and Cellular Biotechnology EMB telah memiliki teknologi yang tepat untuk mengembangkan sel ikan. Apakah upaya ilmiah yang dilakukan oleh para peneliti membuahkan hasil?

“Kami memproduksi ikan dari sel ikan asli, yang kami masukkan di dalam scaffolds dan kembangkan di bioreaktor,” jelas Dr. Sebastian Rakers, pendiri dan Managing Director Bluu Seafood.

Penggunaan diksi scaffolding untuk rehabilitasi scaffolding yang kadang digunakan dengan scaffold atau staging merupakan struktur sementara yang digunakan untuk mendukung tim  kerja dan material seperti pada proses pengerjaan konstruksi, pemeliharaan dan perbaikan gedung, jembatan dan semua struktur yang dikerjakan oleh manusia.

Analog dengan pemahaman di atas, dengan scaffolds maka tim peneliti tidak perlu mematikan ikan untuk disantap manusia. Ikan-ikan di laut tetap bebas hidup tanpa berkurang jumlah karena ditangkap.

Peneliti menegaskan bahwa produk ikan tidak direkayasa secara genetik dan bebas dari antibiotik dan racun lingkungan.

Tim peneliti mengembangkan media pertumbuhan sel-sel ikan sendiri, sehingga mereka juga tidak perlu menggunakan seperti pada serum janin sapi yang pada awalnya memberikan praktik budidaya daging dan ikan berbasis sel dengan nama yang buruk.

Pertama-tama, produk hibrida seperti bakso ikan, stik ikan, dan tartare ikan akan diproduksi dari komponen sel dan protein nabati dan selanjutnya dapat dijual ke restoran dan supermarket.

Dalam jangka panjang, tim bertujuan untuk memasukkan fillet ikan ke dalam jangkauan penelitian mereka.

Dalam menjalankan penelitiani itu, tim di Bluu Seafood bekerjasama erat dengan Fraunhofer EMB, yang berafiliasi dengan Fraunhofer Research Institution for Individualized and Cell-Based Medical Engineering IMTE di Lübeck.

Akuakultur dan budidaya laut juga dapat menjadi bentuk budidaya ikan yang berkelanjutan. Dengan peringatan bahwa penyakit tidak boleh dibiarkan berkembang di dalam air dan ikan.

Sebagai bagian dari proyek Rasopta UE, para peneliti di Fraunhofer IVV bekerja pada teknik pemberian makan ikan-ikan yang dikembangkan itu, penggunaan teknologi sensor yang sesuai dan tepat, dan sistem filter untuk mendeteksi penyakit sejak dini dan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya.

Perkembangan teknologi ini membantu menghindari rasa tidak enak seperti rasa apek atau bau amis.

Para peneliti di Fraunhofer EMB bekerja untuk meningkatkan keberlanjutan produk ikan.

Dalam banyak kasus, hanya fillet yang dijual, bukan ikan utuh. Fillet merupakan potongan daging ikan tanpa tulang.

Banyak ikan yang baik tertinggal dalam proses penangkapan, dan dibuang begitu saja  di tempat sampah atau pembuangan.

Tim peneliti mengambil sisa-sisa ikan yang tidak digunakan itu  dan selanjutnya diproses olah menjadi camilan keripik dengan protein tinggi yang sehat. Anda leluasa mengunyah keripik ikan itu  seperti mencicipi keripik kentang.

Keripik ikan bekas itu jauh lebih sehat daripada jenis konvensional–bahan mengandung asam lemak omega-3 berkualitas tinggi. Tim peneliti Fraunhofer terus memperluas penelitiannya di sektor pertumbuhan akuakultur.

Sementara itu, tim peneliti di Gesellschaft für Marine Aquakultur mbH telah diintegrasikan ke dalam Fraunhofer IMTE sejak awal tahun 2022.

Dengan menggabungkan kekuatan, para peneliti bertujuan untuk mengembangkan solusi baru untuk metode akuakultur yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Bagaimana peneliti mengembangkan ikan salmon dan tuna dalam proyek Cultivated Fish?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *