AGRI-FOREST TECH, FARMING INNOVATIONS

Bertani di Rumah, Mereguk Kebahagiaan dan Ciptakan Ketahanan Ekonomi

ShareBertani di sekitar rumah menciptakan kebahagiaan, ketahanan  ekonomi, rasa senang, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Simak pengalaman Bimo Supriyanto dan MG Nuryanti...

Written by Marinus L Toruan · 4 min read >
Bertani di Rumah

Bertani di sekitar rumah menciptakan kebahagiaan, ketahanan  ekonomi, rasa senang, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Simak pengalaman Bimo Supriyanto dan MG Nuryanti memelihara ayam kampung, membudidaya nila, lele, dan puluhan tanaman berbasis pertanian cerdas. 

Bertani di Rumah
Bimo Supriyanto dan MG Nuryanti asyik memberikan makanan ke puluhan ekor ayam kampung piaraan di seluas 60 meter persegi (gambar kiri) dan memadu kasih sayang saat berduaan membudi dayakan jahe merah di samping kadang ayam yang terbuat dari net (jala). Pasangan yang sudah pensiun ini coba bertani di sekitar rumah berbasis pertanian cerdas atau smart agriculture sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh untuk menghalau paparan pandemi #Viruscorona. Bertani di rumah, mereguk kebahagiaan dan ciptakan ketahanan ekonomi (Foto/@: mmINDUSTRI.co.id/Rayendra L. Toruan)

Pensiunan PT Telkom Tbk., Bimo Supriyanto menyimak dan mempelajari cara para petani yang mengembangkan pertanian secara cerdas atau smart agriculture berbasis digital disruption platform sehingga hasil pertanian maksimal—seperti diterapakan di negara-negara maju. 

Bertani di Rumah

Para petani di Indonesia semestinya sudah memanfaatkan citra satelit dan teknologi sensor, seperti para petani di Jerman yang mendeteksi gejala penyakit buah apel. Menurut Fraunhofer Lembaga ilmu pengetahuan Jerman—semacam LIPI—hasil analisis para tim peneliti diaplikasikan oleh para petani di perkebunan apel. 

Demikian juga para petani yang mengelola tanaman padi seperti di Thailand, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam, dan China yang mampu meningkatkan hasil padi (beras) dengan penggunaan teknologi, mesin, dan alat pendukung lain seperti pupuk serta pengelolaan sesuai manajemen modern.

Para petani mengetahui waktu secara tepat untuk pembibitan, penanam, masa perawatan hingga musim panen tiba. Berbekal pengetahuan praktis, para petani tahu cara melindungi tanaman (padi) terhadap serangan hama. Hasil pertanian pun maksimal yang berdampak terhadap ketahanan pengan. 

Penggunaan teknologi dan mesin menjadikan sektor pertanian jadi cerdas, kata seorang peserta pameran asal China yang mengikuti Eima Agrimach 2017 satu pameran mesin dan teknologi pertanian yang berlangsung tiap Desember sekali dalam dua tahun di New Dehl, India.

Pameran Eima Agrimach itu melibatkan The Indian Federation of the Chambers of Commerce & Industries, Italian Federation of Agricultural Machinery Manufacturers, Kementerian Pertanian dan Kesejahteraan Petani India, dan Indian Council of Agricultural Research.

Organisasi Emilia-Romagna Region & ICE Agency, Himpunan Masyarakat Tani India, dan para ahli pertanian juga proaktif sehingga Eima Agrimach  bukan sekadar ajang jual-beli mesin dan alat pertanian. Hasil utama yang dicapai adalah menambah pengetahuan praktis bagi para petani. 

India memberdayakan para petani termasuk kaum wanita untuk mendapatkan pengetahuan dan teknologi berbasis digital yang digunakan saat mengolah pertanian mereka. Menyediakan pangan bagi lebih 1,3 jiwa miliar penduduk bukanlah pekerjaan mudah bagi pemerintah India. 

Para investor pun dilibatkan misalnya melalui usaha startup tanpa menyingkirkan para petani. Untuk meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian, India melakukan berbagai  terobosan yang inovatif. Keikutsertaan para investor memunculkan teknologi inovasi dari para pembuat aplikasi di India.

Para ahli pertanian bekerja sama dengan para ahli dari negara lain misalnya Italia dan Amerika Serikat. Salah satu inovasi dengan melaksanakan program yang dinamai Barrix Ago Sciences yang berpusat Bangalore, India. 

Kebanyakan pertanian di India masuk kategori organik yang rentan terhadap serangan hama. Konsep Barrix Ago Sciences menawarkan metode perlindungan tanaman ramah lingkungan sekaligus upaya meningkatkan hasil panen yang berkualitas dan ongkos pengolahan lahan dan biaya panen lebih efisien. 

Sementara konsep Barrix Catch Fruit and Fly Lure + trap merupakan sumber pengetahuan tentang  pestisida beracun yang mencemari air, tanah, dan meninggalkan residu berbahaya di lapisan tanah. 

Penggunaan barrix dengan menyemprotkan zat berbau artifisial menjebak hama masuk perangkap. Tanaman pun bebas dari serangan hama. Bentuk barrix seperti lembaran panjang bergelombang kuning dan biru yang panjangnya 500-600 nm dan mampu menjebak 19 jenis hama dari jarak jauh.

Bagaimana cara meningkatkan kesuburan tanah?  Seorang pengusaha di Mumbai, pembuat teknologi anulek agrotech yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah agar produksi dan hasil panen lebih meningkat dengan ongkos lebih irit. 

Bertani di Rumah
Dari kiri, kolam berukuran 1,5 x 5 meter dan kedalaman 1,5 m berisikan 1500 ekor nila, kolam berukuran 1,3 X 6,5 m dengan kedalaman 1,5 m dihuni 3000 ekor lele sangkuriang, dan kolam 1,7 x 7 meter dan kedalaman 0,9 meter berisikan 6.000 ekor lele. (Foto/@: mmINDUSTRI.co.id/Rayendra L. Toruan)

Menggunakan biochar based organic soil amendment technology (disebut teknologi Biosat) teknologi yang diamandemenkan untuk penyuburan tanah berbasis biochar  agar lapisan tanah lebih aditif dengan campuran biochar dan nutrisi organik yang berbeda. 

Teknologi biosat bermanfaat untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah, menyerap emisi karbon, dan menjaga kekuatan lapisan tanah serta mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. 

Sementara itu, startup berbasis MITRA (machines, information, technology, resources for agriculture) mengandalkan penggunaan mesin, teknologi informasi, sumber daya pertanian bertujuan untuk memperbaiki mekanisasi di peternakan dan  hortikultura. 

Berkat dukungan Litbang dan peralatan pertanian yang berkualitas tinggi, para petani merawat tanaman buah,  sayuran,  anggur,  dan delima dengan menyemprotkan hormon tanaman agar pertumbuhan tanaman lebih baik dan tepat waktu (untuk panen). 

Bagian ekspor Bharat Agro Engineering (Automatic Seed Drill), Chandresh Vyas yang berlokasi di Rajkot, Gujarat, India, menjelaskan, traktor buatan perusahaannya tepat mengolah lahan, pemerataan, pembenihan, dan penanaman tanaman seperti jagung dapat dilakukan dengan kombinasi manual (tradisional) dan teknologi digital.

Jika lahan sempit, apakah perlu teknologi canggih? “Kenapa tidak! Tanpa lahan pun kalau seseoang berniat menghasilkan misalnya sayuran, dapat dilakukan dengan pemanfaatan teknologi hidroponik,  pot dan polybag,” tutur Bimo Supriyanto pensiunan PT Telkom Tbk. tahun 2016.  

Ayah 3 puteri yang diperoleh dari isterinya, MG Nuryanti, merupakan   satu-satunya “petani” dari 286 Kepala Keluarga di Perumahan Kemangswatama, Kalibaru, Cilodong, Depok, Jawa Barat. Setelah pensiun (2016), lulusan STT Telkom (Elektro) dan Fakultas Ekonomi, Univeristas Indonesia itu  masih dipercaya memimpin koperasi di kantor Telkom di Kabayoran, Jakarta Selatan.

Akan tetapi, ia tak betah tanpa mengisi hari-harinya dengan kegiatan produktif lebih-lebih sejak pandemik #Coronavirus melanda dunia. Bersama istri yang juga sudah purnakarya dari SMP Regina Pacis, Jakarta, memanfaatkan lantai balkon di rumahnya sebagai lahan pertanian dengan menggunakan pralon sebagai pengganti tanah. 

Bimo rajin mempelajari cara bertani dengan teknologi hidropinik, menggunakan polybag, dan atau di pot. 

“Pokoknya jangan sampai ada space yang kosong. Tanami dengan aneka bunga dan sayuran atau jika mungkin piara lele dan nila,” ujarnya sembari menaburkan makanan (pelet) ke kolam yang penuh dengan ikan nila. 

Ia sendirilah yang menukangi wadah paralon yang diaplikasikan sebagai “lahan”  pertanian dengan tanaman seperti daun seledri, daun bawang, selada, dan kangkung. Di media tanah yang sempit digunakan pot, polybag untuk mengembangkan caisim, beragam kale, zukini, berjenis cabe, okra, daun bawang dan lain-lainnya. 

Ia memahami dan menerapkan sebagian dari Wick SystemWater Culture System, Nutrient Film Technique SystemEbb & Flow SystemDrip System, AeroponycBubbleponics, Deep Flow Technique, Fertigasi, dan Bioponic

Sedangkan di media tanah di pekarangan rumahnya, ia mengembangkan Lechi, Kelengkeng,  beberapa jenis mangga, Cherry Barbados, Sawo, Jambu Kristal, Jambu Sukun, Jambu Air, Jeruk Lemon, Jeruk Cui, Jeruk Sambal, Delima, Menteng, dan Kedondong mini. 

Nuryanti ikut memperindah suasana sehingga sekeliling rumah kediaman tampak asri dengan tanaman hias seperti, beberapa jenis Anggrek dan Antorium, Aglinema, Pakis-pakisan, beberapa jenis tanaman talas, dan bahkan kembang Rondho Bolong (ron artinya daun, dho artinya pada) yang lagi viral belakangan ini karena daun berlobang

Dari antara tanaman dan piaraan seperti lele, nila, dan ayam kampung, jarang ada yang jatuh sakit. Bimo Supriyanto rajin mempelajari kelemahan tiap jenis piaaraannya terhadap hama dan penyakit tertentu. Ia mencatat beragam jenis pupuk dan anti hama terhadap tanaman dan piaraan.

Ia menghindari tanaman atau ikan piaraan yan manja dan mudah jatuh sakit. Sejak awal, Bimo menerapkan semacam prosedur yang harus dilakukan agar tidak menimbulkan dampak negatif.

Jumlah pengangguran yang disebabkan dampak penyebaran COVID-19 mestinya dapat dikurangi, jika tiap orang kreatif menekuni hobi seperti bertanam di sekitar tempat tinggal. 

Meski semua ongkos pembiayaan pertaniannya dicatat dengan baik, “Saya tak menghitung untung rugi. Kalau nanti panen itu efek positif,” ujar pria yang hobi menyanyi itu. “Kami bisa berbagi kepada tetangga,” tambah isterinya yang menambahkan bahwa ayam kampung sudah mulai bertelur.

Ketika ia menaburkan makanan tiga kali ke piaraan-piaraannya, Bimo Supriyanto dan MG Nuryanti berolah raga. Demikian pun saat menyiangi dan menanam jahe merah, kunyit, pisang pendek atau membersihkan kotoran ayam kampung tiap hari.

“Saya merasa berolah raga dan daya tahan tubuh tambah kuat. Berbagai kegiatan kita lakukan di rumah, iya ‘kan Bu!” ujar Bimo sambil menatap isterinya. 

Di kala ia mereguk kopi buatan isteri atau puterinya di ruang makan, ia menatap dan mendengarkan kicauan belasan aneka burung jalak di sangkar berukuran 1,75 x 3,5 m dan ketinggian 3,75 m. Sangkar raksasa itu dilas dan rakit sendiri tanpa menggunakan tukang. “Saya ‘kan pensiunan, mahal ongkos tukang,” imbuh Bimo Supriyanto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *