Inspiration, MICE

Bahan Kain tak Boleh Hambat Pernapasan, Mirip Prinsip Kemoceng

SharePenggunaan bahan kain  harus selektif karena tak boleh menghambat pernapasan pengguna masker. Hal itu dimungkinkan dengan pengisian serat secara elektrik dan menggunakan...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >

Penggunaan bahan kain  harus selektif karena tak boleh menghambat pernapasan pengguna masker. Hal itu dimungkinkan dengan pengisian serat secara elektrik dan menggunakan prinsip mirip kemoceng pembersih debu.

Perangkat lunak simulasi memetakan hubungan antara kontrol proses peleburan dan keseragaman bukan tenunan (Foto/©: Fraunhofer ITWM)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Produsen masker sebaiknya menggunakan lebih banyak aplikasi yang memungkinkan produk lebih berkualitas. Dan pengguna pun lebih nyaman.

Oleh karena itu, peneliti Fraunhofer melakukan langkah selanjutnya untuk mengurangi hambatan pernapasan dari kain bukan tenunan bagi pemakainya tanpa merusak efek perlindungannya.

Hal itu dimungkinkan dengan pengisian serat secara elektrik dan menggunakan prinsip yang mirip dengan kemoceng.

Kemoceng merupakan salah satu alat pembersih debu yang terdiri dari bagian bulu-bulu (bulu ayam, bulu kalkun, bulu burung unta, maupun dari rafia dan bahan halus lainnya) yang biasanya terpasang atau terikat menjadi satu bagian bulat.

Bentuk kemoceng mengalami perubahan dengan menggunakan bahan  dari bahan bulu ayam, rafia, dan kain dengan menggunakan rotan, kayu, mau pun besi sebagai batang pengikat bahan kemoceng.

Kemoceng diikatkan ke sebuah pegangan dengan pegangan terbuat dari kayu atau besi bergantung pada keberagaman bahan dan kekuatan produk yang dikehendaki oleh pasar.

Muatan listrik menyebabkan kain tekstil menarik partikel terkecil yang bisa lolos melalui pori-pori. Untuk tujuan ini, kekuatan muatan elektrostatis diintegrasikan ke dalam pemodelan sebagai parameter.

Rencana para peneliti Fraunhofer untuk penerapan metode ini jauh melampaui masker dan filter udara.

Teknologi yang mereka rancang umumnya berlaku untuk produksi bukan tenunan—misalnya, dapat juga digunakan dalam bahan untuk penyaringan cairan.

Selain itu, metode ProQuIV dapat digunakan untuk mengoptimalkan pembuatan bukan tenunan yang digunakan dalam aplikasi insulasi suara.

Kita perlu mengetahui pengertian kain bagaimana bukan tenunan atau nonwoven diproduksi dengan tiga cara yakni menenun, merajut, dan proses bukan tenunan seperti dijelaskan dalam laman textileblog.com

Di antara proses bukan tenunan tersebut adalah proses pembuatan kain yang relatif terbaru.

Kain bukan tenunan adalah salah satu jenis kain tekstil atau lembaran buatan yang terbuat dari lapisan berserat, yang dapat berupa jaring yang digaruk, jaring serat, atau sistem apa pun dari serat atau benang yang diletakkan atau diorientasikan secara acak.

Dengan demikian maka mungkin dikombinasikan dengan bahan tekstil atau non-tekstil seperti kain tenun konvensional, film plastik, lapisan busa, foil logam, dan bahan lain dan  membentuknya dengan produk tekstil yang terikat secara mekanis atau terikat secara kimiawi.

Kain bukan tenunan dapat diklasifikasikan dalam dua cara; berdasarkan teknik manufaktur dan berdasarkan struktur. Klasifikasi bukan tenunan berdasarkan teknik prod ksi dijelaskan pada di bawah ini.

Teknik pembuatan kain bukan tenunan pada dasarnya adalah proses yang berkesinambungan di mana peletakan web dan pengikatan web dilakukan oleh dua mesin yang berurutan.

Secara umum, proses pembentukan bukan tenunan terdiri dari dua langkah dasar, pembentukan jaring diikuti dengan pengikatan.

Ada tiga metode dasar pembentukan jaring: peletakan kering; diletakkan basah; dan polimer diletakkan.

Yang terakhir diklasifikasikan sebagai formasi jaring yang dipintal dan ditiup leleh yang khususnya berlaku untuk polimer sintetik.

Sementara tiga tipe dasar ikatan yakni  kimia, termal, dan mekanik. Jaring serat alami dapat berhasil diikat dengan proses mekanis tanpa aditif apa pun. Polimer pengikat tambahan atau serat sintetis diperlukan untuk ikatan kimia atau termal.

Proses bukan tenunan laid kering atau laid udara adalah proses peletakan web berbasis serat stapel yang melibatkan tiga langkah utama.

Meterial itu merupakan persiapan serat (dengan proses pembukaan dan pencampuran), pembentukan web (dengan proses carding atau dengan proses peletakan udara) dan akhirnya penumpukan jaringan (dengan proses peletakan paralel, peletakan silang, dan peletakan tegak lurus).

Serat stapel konvensional yang digunakan adalah bahan baku dalam proses peletakan kering, yang biasanya panjangnya 12 hingga 100 mm.

Mesin carding tekstil klasik atau mesin peletakan udara digunakan untuk memisahkan dan mengarahkan serat stapel secara mekanis untuk pembentukan jaring serat.

Tujuan dari carding adalah untuk memisahkan stok serat menjadi serat individu dengan kerusakan serat minimum dan pembukaan dan pencampuran spesies serat yang berbeda secara menyeluruh.

Dalam proses carding normal, serat lebih berorientasi sepanjang arah mesin daripada arah melintang. Struktur web yang lebih acak dapat diperoleh dengan cross lapping.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *