Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Anak Muda Inspiratif Temuan Astra, Ikuti SATU Indonesia Awards 2022

ShareJumlah anak muda inspiratif temuan grup Astra bertambah tiap tahun. Karya di bidang pendidilan, Kesehatan,  teknologi, lingkungan, dan wirausaha mengantarkan mereka untuk...

Written by Emilezola Sihombing · 5 min read >

Jumlah anak muda inspiratif temuan grup Astra bertambah tiap tahun. Karya di bidang pendidilan, Kesehatan,  teknologi, lingkungan, dan wirausaha mengantarkan mereka untuk meraih SATU Indonesia Awards dengan hadiah puluhan juta rupiah. Pendaftaran dimulai pada 9 Maret – 9 Agustus 2022. Demokrasi a la anak-anak memilih pemenang melalui hompipah menginspirasi orang dewasa.   

Anak-anak muda dari seluruh Indonesia berpeluang mendapatkan puluhan juta rupiah dengan mengikuti 13th SATU Indonesia Awards. Pendaftaran dimulai tanggal 9 Maret hingga 9 Agustus 2022 (kiri). Gambar kanan dari kiri Regina Panontongan, Head of Media Relations Deptpartment, Astra; Achmad Irfandi penerima apresiasi tahun 2021 bidang Pendidikan yang menggerakkan konservasi budaya melalui Kampung Lali Gadget; Siti Salimah; Penggerak Sistem Pengelolaan Sampah Terintegrasi Berbasis Teknologi; dan Muhammad Zidny Kafa, penerima apresiasi kategori khusus melalui kegiatannya Penata Panggung Tanggap COVID-19. Anak muda inspiratif temuan Astra (Foto/@: Astra/mmINDUSTRI.co.id/Rayendra L Toruan)

Penulis: Emilezola Sihombing     Editor: Marinus L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Ingat masa kecil yang senang bermain-main? Untuk memulai satu permainan, anak-anak melakukan pemilihan pemenang dengan menaruh telapak tangan di depan mereka masing-masing sambal berkata hompipah. Permainan seperti mencari teman-teman yang bersembunyi biasanya diikuti oleh minimal tiga orang. 

Permainan riuh dan jarang terjadi konflik antarmereka. Namun, permainan gaya kampung itu sangat jarang kita saksikan  sekarang. Kenapa? Penggunaan smartphone atau telepon cerdas justru mendominasi permainan anak-anak di Indonesia. Bahkan balita berusia 2 tahun yang merengek saja begitu mudah didiamkan oleh ibunya dengan alat elektronik itu.  

Menurut laporan Newzoo (2020), Indonesia menempati posisi ke-4 dengan 170,4 juta orang pengguna gadget. Sementara media kesehatan theAsiaParent Insight dan Samsung melaporkan, 98 persen orang tua di Asia Tenggara mengizinkan anak-anak mereka menggunakan ponsel dan Singapura menempati peringkat teratas.

Tanpa menyebutkan posisi Indonesia, data tahun 2015 itu menjelaskan bahwa anak-anak cenderung menggunakan ponsel ketika berada di rumah (99 persen), saat bepergian (71 persen), di rumah makan (70 persen),  rumah teman  (40 persen ), dan di lingkungan sekolah (17 persen).  

Orang tua punya hak prerogatif atau alasan kuat untuk mengizinkan anak menggunakan ponsel—tujuan pendidikan (80 persen), pengenalan teknologi (68 persen ), memberi hiburan (57 persen), dan membuat anak sibuk atau tidak rewel (55 persen).

Akan tetapi, sebaian orang tua yang disurvei menyatakan kekuatiran mereka terhadap kesehatan anak-anak  yang mencapai 92 persen, ketergantungan (kecanduan) sebesar 90 persen, dan terpengaruh atas konten negatif  mencapai 88 persen.

Dalam berbagai kesempatan, baik para ahli kesehatan, penggiat sosial, dan sebagainya menyatakan bahwa anak-anak yang menggunakan ponsel cerdas perlu pendampingan agar tidak timbul masalah yang menimpa anak-anak di kemudian hari seperti diamati oleh Achmad Irfandi anak muda warga Sidoarjo, Jawa Timur.

Melihat kenyataan hidup sehari-hari, timbul keresahan dalam diri Achmad Irfandi yang menyaksikan betapa tingginya minat anak-anak bermain (game) dengan menggunakan ponsel. Anak-anak itu jarang bermain hompipah seperti kita lakukan doeloe.

Ia pun menggerakkan konservasi bidang budaya dengan mendirikan Kampung Lali Gadget sebagai wadah anak-anak bermain tanpa ketergantungan atau setidaknya untuk mengurangi kecanduan untuk bermain game di ponsel. Anak-anak bisa bermain sembunyi-sembunyian—ketentuan pemenang atau kalah disepakati melalui hompipah—voting khas anak-anak-tanpa konflik. 

“Saya tidak anti teknologi. Justru saya menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan anak-anak,” tandas Achamd Irfandi penerima 12th  SATU Indonesia Awards salah satu besutan grup Astra. Tahun 2022 ini merupakan kali ketiga belas. 

Acara Kick off 13th SATU Indonesia Awards dan pengemuman pemenang tahun 2021, dibuka oleh Riza Deliansyah, Chief of Corporate Affairs Astra. Secara virtual acara itu juga hadiri Boy Kelana Soeborto, Head of Corporate Communications Astra,  dimoderatori oleh Regina Panontongan, Head  of  Media Relations Department, 169 orang jurbalis, dan para bloggers. 

Riza Deliansyah berpendapat bahwa keberhasilan suatu bangsa tidak terlepas dari andil positif para pemuda. Pihak Astra percaya banyak mutiara bangsa yang bekerja keras tanpa pamrih di lingkungannya. “Astra mengapresiasi mereka melalui 13th  SATU Indonesia Awards 2022,” kata Riza Deliansyah.

Dalam pelbagai kegiatan, Astra selalu mensosialisasikan agar masyarakat hemat air dan energi, lanjut Riza Deliansyah. Masyarakat pun diimbau  untuk memilah sampah, merawat tanaman dan melakukan pola hidup sehat. 

Jika masyarakat mempostingkan  aktivitas mereka—tulisan  dan gambar di media sosial, maka  Astra mengonversikannya dalam bentuk satu paket sembako yang diberikan kepada masyarakat. 

Imbauan  Astra yang dikemukakan oleh Riza Deliansyah itu diwujudkan oleh tiga anak muda melalui karya seperti Achmad Irfandi pendiri Kampung Lali Gadget di Sidoarjo, Jawa Timur. Selanjutnya Siti Salamah yang meraih penghargaan Kategori Kelompok,  dan Muhammad Zidny Kafa penerima Kategori Khusus Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.

Achmad Irfandi sangat ingin mengalihkan perhatian anak-anak yang gemar bermain game melalui ponsel agar tidak sampai kecanduan.  Kecanduan menggunakan ponsel punya dampak terhadap kesehatan dan cara berpikir seperti diutarakan oleh Dr Handrawan Nadesul. 

Apa dampak smartphone bagi anak-anak dan remaja? Handrawan Nadesul dokter yang juga motivator kesehatan dan penulis puluhan buku kesehatan itu menyatakan terjadi dampak terhadap struktur tubuh mengingat posisi kepala selalu menunduk selama bermain gawai. 

Beban batang leher memikul berat kepala sekitar 20 Kg dari waktu ke waktu, semakin lama menggunakan gawai dengan posisi kepala yang salah, semakin berat pikulan ruas tulang batang leher. 

Hal itu berdampak dengan menimbulkan gangguan sendi ruas tulang leher atau pengapuran ruas tulang leher. Nyeri kepala berkepanjangan karena terjadi jepitan saraf ruas tulang batang leher.

Dokter itu melanjutkan, terhadap posisi tulang punggung sudah pasti cenderung terbiasa dalam posisi membungkuk, sehingga struktur tulang belakang khususnya bagian punggung, terbentuk lebih bungkuk.

Demikian juga terhadap penglihatan, bila tidak terjaga jarak baca minimal 30 cm, maka kesehatan mata berangsur-angsur menurun, titik fokus bolamata berubah, dan menimbulkan gangguan rabun jauh atau myopia dan harus diatasi dengan kacamata minus.

Selanjutnya dampak pengaruh radiasi cahaya gawai bila terlampau terang dan biasa dilakukan di dalam ruangan yang lebih gelap, menyilaukan maka pengaruhnya buruk terhadap retina mata.

Jika anak memilih  berlama-lama bermain gawai yang menjadi bagian dari gaya hidup sedentary life style, kurang bergerak, dampaknya adalah cenderung tidak menyehatkan jantung dan paru, karena kodrat tubuh harus selalu bergerak, selain berakibat berat badan cenderung berlebihan.

Dari kiri Dr Handrawan Nadesul, Riza Deliansyah, Chief of Corporate Affairs Astra; dan Boy Kelana Soeborto, Head of Corporate Communications Astra (Foto@: Astra/mmINDUSTRI/Rayendra L Toruan)

Anak yang searching materi untuk memilih game, hal itu (mungkin) berdampak buruk terhadap masalah psikoseksual anak karena mengetahui lebih dini ihwal yang belum boleh mereka ketahui seperti materi seksual vulgar (porno) maka anak menjadi anak  prematur puberty. Anak dan remaja menjadi matang seksual mendahului umurnya. 

Ini yang berisiko memicu perbuatan asusila, pemerkosaan, sexual abused, sexual harassment, dan perbuatan seksual yang tak senonoh, dorongan mencari prostitusi atau melakukan incest di rumah. 

Dr Handrawan Nadesuk melanjutkan bahwa dampak kecanduan smartphone, mengganggu tumbuh-kembang anak. Mereka tumbuh dengan berat badan berlebihan, perkembangan yang tidak sehat, anak dan remaja lebih mudah lekas matang secara seksual yang memengaruhi perkembangan karakter yang menyimpang, termasuk pelanggaran tata nilai sosial.

Selain itu,   memicu keinginan kriminal dari kegiatan berkomunikasi mondial dengan banyak orang yang belum maupun sudah dikenal. Selebihnya waktu untuk belajar terampas oleh bergawai.

Sesuai komitmen Astra yang tetap ingin Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara, maka kegiatan ketiga peraih penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2021, menambah jumlah penerimanya menjadi 81 orang tingkat nasional, dan 412 orang tingkat provinsi di berbagai kategori. 

Demikian pula kegiatan Achmad Irfandi melalui Kampung Lali Gadget di Sidoarjo, Jawa Timur, telah diikuti oleh ribuan anak-anak dari berbagai penjuru Indonesia. Ia menyatakan kegiatan diikuti oleh 6000 orang anak tiap tahun, dan tentu saja dilakukan secara online. Para peserta dipandu melalui smartphone dengan permainan seperti mainan zaman doeloe

Sementara, Siti Salamah yang mendirikan Waste Solution Hub bersama kawan-kawannya mengelola sampah  secara terintegrasi dengan  menghubungkan produsen sampah-bank sampah-para pemulung. Sistem ini tentu meningkatkan penghasilan para pemulung dan berdampak terhadap sosial masyarakat bawah khususnya para pemulung.

Tidak ketinggalan Muhammad Zidny Kafa yang menggagas gerakan Panggung Tanggap Covid-19 di Desa Panggungharjo, Bantul, DI Yogyakarta. Ia dan kawan-kawannya berhasil berhasil menekan angka kasus Covid-19 dengan melakukan mitigasi pandemi Covid-19. 

Ia menyebarkan formulir secara daring dan membuat solusi masalah ekonomi dan sosial yang terjadi yang disebabkan pandemi #Viruscorona. Atas prestasi mereka, Astra menghadiahkan Rp65 juta kepada tiap peraih penghargaan. Dan menurut  Boy Kelana Soeborto, Head of Corporate Communications Astra, jumlah hadiah itu akan ditambah pada tahun-tahun berikutnya.

Dengan mengusung tema Semangat Bergerak dan Tumbuh Bersama, anak-anak mudaa yang berkegiatan di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan,  dan Teknologi. Karya Anda akan dinilai oleh satu tim juru. Silakan mengakses informasi lebih rinci melalui www.satu-indonesia.com 

Tim juri The 13th  SATU Indonesia Awards 2022 terdiri dari  Prof. Nila Moeloek (dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia), Prof. Emil Salim (dosen Ilmu Lingkungan Pascasarjana, Universitas Indonesia) dan Prof. Fasli Jalal (rektor Universitas YARSI dan Guru Besar Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta). 

Selanjutnya, Ir Tri Mumpuni (pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan), Onno W. Purbo Ph.D. (pakar teknologi informasi) dan Arif Zulkifli (mediaTempo), Dian Sastrowardoyo (pegiat seni), Billy Boen (Pendiri Young On Top), Boy Kelana Soebroto (Head of Corporate Communications Astra),  dan Diah Suran Febrianti (Astra).

Semoga karya Anda menginspirasi!  

Simak http://astra.bkb.digital/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *