Inspiration, MICE

Micam 93 Tampilkan Desainer Muda, Industri Alas Kaki Bangkitkan Ekonomi Italia

ShareKembali Micam 93 tampilkan desainer muda pada 13-15 Maret 2022 di Milano, Italia. Kulit nanas dan serat pisang menggantikan kulit sapi.  Indonesia...

Written by Rayendra L. Toruan · 4 min read >
Micam 93

Kembali Micam 93 tampilkan desainer muda pada 13-15 Maret 2022 di Milano, Italia. Kulit nanas dan serat pisang menggantikan kulit sapi.  Indonesia pun menggunakan serat eceng gondok sebagai bahan sepatu yang digelar di  Micam.                                                       

Micam 93
Para desainer muda dari berbagai negara hadir pada gelaran alas kaki MICAM yang berlangsung di Milano pada 13 – 15 Maret 2022. Micam 93 tampilan desainer muda Italia (Foto/@: Micam Milan)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Hasil penelitian yang inovatif sangat penting bagi para desainer alas kaki atau sepatu di Italia. Nama Milano pun seolah identik dengan nama kota sepatu karena frasa  MICAM Milano selalu digaungkan dari Italia ke penjuru dunia yang berlangsing nyaris sepanjang tahun.

Jika di-searching Micam Milano, demikian mudah tersaji ragam informasi dan gambar tentang pameran alas kaki di Milano, Italia.    

Pameran alas kaki tingkat internasional yang berlangsung di Milano, Italia  pada 13  hingga 15 Maret 2022—ini  merupakan gelaran yang ke-93. Pameran tahun ini menampilkan hasil karya para  desainer muda yang serba baru dan segar. Mereke berasal dari berbagai negara seperti di Pakistan, Nigeria, Sri Langka. Indonesia? 

Gelaran itu tentu saja menarik bagi para pelaku industri dari berbagai penjuru dunia. Demikian juga desain ruang pameran dirancang oleh  oleh ahli agar paduan dengan produk alas kaki lebih sinkron.

Penyelenggara mengakui bahwa waktu  berpameran sekarang ini masih rumit dan menghadapi hal-hal kontradiksi  yang tidak sesuai dengan hidup normal—ini terjadi  dikarenakan efek pandemi yang masih terasa.

Oleh karena itu, sudut pandang para desainer muda harus mampu memotret dan merefleksikan  pada karya-karya mereka untuk tetap kosisten membangun masa depan industri alas kaki Italia dan dunia. 

Para desainer pun berusaha menyesuaikan mode dan gaya rancangan dalam produk berkualitas yang memenuhi selera dan gaya hidup pengguna. 

Salah satu penopang ekonomi Italia adalah industri alas kaki. Jangan heran, kawasan Italia memiliki distrik-distrik yang memetakan para pengrajin dan manufaktur sepatu—termasuk pendukung seperti pengrajin perkulitan.

Nilai-nilai istimewa dan khas merupakan kunci pembentukan kecemerlangan dunia mode—dalam hal ini persepatuan pada tahun-tahun mendatang. Hasil  karya para desainer muda berperan besar dalam membangun jejak persepatuan  yang tentu saja dicermati oleh  komunitas alas kaki dan masyarakat pengguna sepatu.

Para desainer mampu  memenuhi  permintaan pasar dunia dan tetap  keberlanjutan. Perpaduan teknik  konstruksi baru dan model kuno merupakan nilai tersendiri yang khas.

Melalui pameran kali ini, para desainer muda siap menunjukkan gaya buatan mereka kepada pengunjung. Karya mereka menguatkan intuisi para desainer kelas dunia seperti Alessandra Balbi, Ammabile, Daniel Essa, Jerelyn Creado, Markus Alexander, Meher Kakalia, Momoc, O.T.A. Paris, Skua Studio, Benang, Titi Adesa, dan Umoja.

Mereka merancang berdasarkan hasil penelitian yang dipadu dengan pilihan bahan baru, format desain, dan presentasi produk. Semuanya itu merupakan fitur yang dimiliki oleh semua creator bintang gaya yang sedang naik daun. 

Secara ketat para desainer muda  dipilih  oleh sebuah  panel juri seperti Ernesto Esposito, Angelo Lanza, Eva Geraldine Fontanelli, Mauro Galligari, Maximilian Linz,  dan Riccardo Slavik.

Gaya yang diusulkan oleh para desainer muda berkisar dari inspirasi pop dan hasil studi mengenai bentuk paling klasik, dan disesuaikan dengan atmosfer metropolitan yang mengimbangi gema suara musik elektronik. Bahkan para desainer memasukkan unsur bahan alami yang dipadukan dengan gagasan mode baru yang cemerlang.

Keberlanjutan suatu industri alas kaki merupakan fil rouge yang menyatukan semua proposal, budaya yang kuat, dan  identitas—ini pencerminan berbagai minat dan karier para desainer.

Sebelum mereka tampil di panggung MICAM Milano 2022, para desainer mud itu telah melakukan beragam eksperimen yang tidak biasa. Mereka pun meninjau kembali model asli atau koleksi lama yang telah terukir pada  lembaran sejarah persepatuan.

Indonesia pernah mengikuti MICAM Milano 2020 yang diwakili oleh Pijakbumi—perusahaan milik Rowland Asfeles yang menggunakan 95 persen bahan alami untuk koleksi sepatunya Atlas Sneakers. Ia menggunakan serat alami seperti eceng gondok.  

Ketua Assocalzaturifici, Siro Badon (kiri) penyelenggara Micam Milano 2022 (Foto/@: Mcam Milano)

Inilah informasi singkat para desainer muda yang tampil di MICAM Milano 2022,  Italia: 

Alessandra Balbi tampil dengan brand_Alessandra Balbi: pernah menggelar produknya di  Politecnico, Milano, dan di  London College of Fashion. Koleksinya merupakan perpaduan dua dimensi yang berbeda yang dijalin dengan terampil oleh para pengrajin di Valle del Brenta, Veneto, Italia.

Rafaela Zago dengan brand_Ammabile: berasal dari Brasil, dan hasil karyanya sepenuhnya dibuat dengan tangan dan  koleksi dinamai oleh neneknya (tidak disebutkan nama sang nenek). Ia memilih kulit  yang ramah lingkungan namun tetap eksotis dan kreatif. Rafaela mendalami desain sepatu di London, Inggris.

Daniel Essa dikenal dengan brand_Daniel Essa: lahir di Suriah, dan menumbuhkan hasrat untuk menjahit sejak anak kecil. Dia belajar ekonomi dan menekuni sekolah mode Prancis ESMOD di Damaskus. Ia menjadi pengungsi untuk menghindari perang di negaranya. 

Daniel Essa kabur ke Spanyol dan selanjutnya hijrah  ke Prancis. Di negeri anggur itu ia meluncurkan koleksinya pada tahun 2018. Sepatu ketsnya dikenakan oleh Whoopi Goldberg. Dia menggunakan kulit sapi piaraan sebagai bahan sepatu buatannya.

Jerelyn Creado dengan brand_Jerelyn Creado): berasal dari India, dan mendalami sepatu di London dan Milano. Dia percaya pada teori keberlanjutan, sebagai nilai abadi dan bukan hanya sekadar pada fashion. Ia bulat memilih pekerjaan  di bidang kulit asli (sapi)  karena yakin bahwa bahan itu dapat terurai secara hayati.

Marcus Thomas dikenal dengan brand_Marcus Alexander: berasal dari Oakland,  California, Amerika Serikat dan mengalihdayakan produksi sepatunya di pabrik khusus sepatu wanita di China.

Meher Kakalia pemilik brand_Meher Kakalia: lahir di Karachi, Pakistan, dan mendalami ilmu keuangan di London, Inggris.  Ia merasa terpanggil menekuni dan penata gaya di negerinya sendiri. Koleksi warna-warni terinspirasi dari para penyulam dan tradisi kuno di Pakistan.

Gabriela Machado dengan brand_Momoc: berasal dari  Spanyol, dan bekerja di Luksemburg di bidang keuangan. Dia pernah  beberapa bulan di pertanian organik di Selandia Baru dan menemukan nilai ekonomi sirkular. Setelah tertarik dunia fashion, dia mendirikan perusahaannya. Dia meneliti bahan alternatif seperti kulit nanas dan kaktus, dan menciptakan sejumlah koleksi yang ramah lingkungan.

Arnaud Barboteau – (brand_O.T.A. Paris): pendiri merek Prancis, Arnaud memproduksi sepatu kets dengan sol yang terbuat dari ban karet daur  ulang: 3 pasang sepatu dapat dibuat dengan menggunakan satu ban. Di samping sol daur ulangnya, Arnaud memilih kulit dari Portugal dan Italia untuk menghasilkan sepatu berkualitas tertinggi.

Naomi Hille dan Anousjka Röben tampil dengan brand_Skua Studio: keduanya berasal dari Belanda dan merupakan pendatang baru di berbagai pekan mode di Eropa.

Suchhini Fernando pemilik brand_Thread: asli orang Sri Lanka, namun tumbuh di Milano, Italia. Ibunya bekerja sebagai baby-sitter untuk keluarga yang memiliki hubungan dekat ke dunia mode Italia. Ia pernah  menghadiri sekolah mode penting di Milano dan inilah awalnya dia  meniti karir di bisnis  alas kaki.

Titi Adesanya dengan brand_Titi Adesa: lahir dan dibesarkan di Lagos, Nigeria. Ia belajar mode di London, Inggris,  di Milan, Italia. Dia  menemukan bahan dan teknik berkualitas yang dibutuhkan untuk membuat koleksinya.

Lancine Koulibaly dan Dieuveil Ngoubou pemilik brand_Umoja: berasal dari Guinea dan Kongo. Keduanya tidak menggunakan kulit binatang dan pewarna buatan. Mereka  memilih bahan alami seperti kapas organik, kain kulit kayu, kain mineral, dan pewarna nabati serta menggunakan serat pisang (musa) dan kulit pisang yang diekstrak dengan menggunakan teknik kuno.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *