Digital & Software, Industrialisasi

Algoritma Menganalisis Data 3D dan Mentransfer ke Peta Perencanaan Digital

ShareBagaimana teknik algoritma menganalisis data 3D lalu mentransfernya ke peta perencanaan digital, sangat membantu para perencana bekerja. Data di lapangan demikian mudah...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
Menganalisis Data 3D dan Mentransfer ke Peta Perencanaan Digital

Bagaimana teknik algoritma menganalisis data 3D lalu mentransfernya ke peta perencanaan digital, sangat membantu para perencana bekerja. Data di lapangan demikian mudah divisualisasikan ke ruang kerja.

Menganalisis Data 3D dan Mentransfer ke Peta Perencanaan Digital
Data 3D secara otomatis dianalisis menggunakan teknim algoritma (kiri). Setiap warna dalam titik awan mewakili kelas objek tunggal. Data ini kemudian ditransfer ke peta perencanaan digital (kanan) untuk perencanaanpembangunan rute. Selain permukaan yang dikategorikan, rencana ini berisi informasi terkini tentang posisi objek. Algoritma menganalisis data 3d dan mentrafer ke peta perencanaan digital (Foto/©: Fraunhofer IPM)

Pekerjaan di lapangan demikian mudah dipindahkan ke ruang kerja. Data yang tadinya berbentuk data 2D (dimensi) dapat diformat ulang ke bentuk data 3D. Dengan data yang kita gunakan pada era big data, berbagai jenis pekerjaan perencanaan semakin mudah dilakukan.

Bagaimana perusahaan telekomunkasi Jerman menyiapkan perencanaan jaringan serat optik di masa yang akan datang? Tim ahli menggunakan teknik algoritma yang demikian populer dan banyak digunakan oleh negara-negara industri yang sudah menerapkan Industry 4.0.

Indonesia baru tahap launching dengan besutan Making Indonesia 4.0 sebagai roadmap menghadapi ekonomi digital tahun 2020.

Teknik algoritma merupakan suatu proses pekerjaan yang aturan mainnya—tahap demi tahap—telah diset up dan dihitung/diperkirakan semua masalah di dalam komputer berebasis digital disruption—termasuk solusi untuk memecahkan masalah (problem) yang akan terjadi.   

Jadi, kita hanya memerintahkan komputer untuk melakukan pekerjaan dan hasilnya pun dapat kita set up, sebelum si komputer bekerja. Dengan teknik algoritma proses pekerjaan lebih mudah dilakukan.  Artinya, kita memberikan inputs ke komputer untuk menghasilkan outputs.

Oleh karena itu, tim peneliti di Fraunhofer IPM melatih komputer untuk bekerja dengan teknik algoritma—agar mampu mengubah data 2D ke data 3D yang hasilnya optimal.

Misalnya ketika perusahaan membangun jaringan serat optik—seperti Telekomunikasi  Indonesia yang sedang membangun fasilitas jaringan fiber optik di tanah air sekarang ini.  

Teknik algoritma dapat mengetahui hambatan di jalan (proses pekerjaan)  berdasarkan data yang komprehensif, dan kemudian dapat menambahkan informasi seotentik mungkin ke dalam data pengukuran yang hendak dipakai.

Tim pakar Fraunhofer IPM mengembangkan catatan data pelatihan untuk menghadapi  lebih dari 30 jenis rintangan misalnya, kendaraan, unggukan kerikik, penutup lubang got, rambu-rambu lalu lintas, pepohonan,  dan pagar tanaman atau pekarangan.

Data pelatihan mencakup tentang musim, kondisi atmosfer, dan situasi pencahayaan. Setelah data pengukuran dianalisis, departemen perencanaan di perusahaan Deutsche Telekom AG (Jerman) akan menerima rencana digital daerah yang akan dibangun sesuai dengan rute perencanaan.

Selain permukaan yang dikategorikan di atas, rencana berisi informasi terkini tentang posisi rintangan seperti pohon, pagar pembatas, dan dinding atau benda apa saja yang ditemukan.

Informasi tentang topografi permukaan area disediakan, misalnya di mana strip median yang mudah digali atau letak tanah yang mudah longsor bahkan ukuran lapisan aspal dan beton dapat diketahui secara  otomatis dengan teknik algoritma.

Teknik algoritma makin akurat dengan memanfaatkan informasi data dalam 3D yang cukup andal. Untuk meningkatkan keandalan analisis, serangkaian heuristik yang komprehensif diterapkan di dalam data.

Contohnya analisis data yang tidak lengkap, tumpang tindih, dan tidak konsisten. Sejak data model 3D masuk yang dikumpulkan dengan laser scanner, kemudian dievaluasi—termasuk data (gambar) berasal dari kamera 2D, maka data tersebut diolah dengan teknik algoritma menjadi data 3D.

Dengan teknik atau  cara algoritma maka hambatan yang berdekatan dapat dipisahkan dengan baik. Sedangkan hambatan yang tumpang tindih misalnya pohon atau kendaraan yang terletak berdekatan atau sebagian tersembunyi—semua diatasi dengan mudah.

Pemindai (scan) laser 360° yang diposisikan di atas kendaraan survei mengumpulkan data untuk satu bagian dari area yang bersangkutan—seperti permukaan tanah atau permukaan jalan—juga merekam data dari area yang lebih tinggi.

Hal itu penting dilakukan untuk merencanakan pekerjaan terkait wireless to the home (WTTH) yakni sambungan tanpa kabel ke rumah warga—ketika loop lokal diimplementasikan.

Merencanakan data untuk pemasangan titik akses, misalnya pada lampu jalan, kita harus membuatnya sedetail mungkin. Dalam tahap penyelesaian akhir, perangkat lunak yakni aplikasi algoritma dapat mengenali hambatan tunggal dengan keandalan lebih dari 80 persen.

Telkom Jerman mengoperasikan jaringan komunikasi serat optik terbesar di Eropa dengan  menggunakan lebih dari 460.000 kilometer serat kaca, dan memfokuskan semua upaya pada perluasan broadband, setelah menginstal sekitar 40.000 km pada tahun 2017.

Instalasi jaringan mencapai 60.000 km pada tahun 2018, dan seluruh jaringan serat optik milik Deutsche Telekom membentang sejauh 500.000 km.

Perusahaan Telkom Jerman bekerja sama dengan Fraunhofer IPM Institut Fraunhofer untuk Teknik Pengukuran Fisik IPM–pengembang teknik dan sistem pengukuran yang disesuaikan untuk sektor industri.

Sistem pengukuran optik untuk pemetaan 3D mobile geometri dan lokasi objek merupakan salah satu titik fokus yang utama. Lembaga merancang dan membangun pemindai laser, unit penerangan, dan sistem kamera—diposisikan di atas kereta api dan kendaraan bermotor.

Evaluasi data pengukuran yang efisien semakin penting. Proyek institut semakin terkonsentrasi pada pengembangan perangkat lunak penginterpretasian data. Tim peneliti Fraunhofer IPM  mengembangkan algoritma cerdas berdasarkan konsep pembelajaran.

Fraunhofer IPM menyelenggarakan International Mobile Scanning Technology Workshop (MoLaS) ketiga di Freiburg, Jerman, pada tanggal 14-15 November 2018.  

Para peserta pelatihan mendalami driver teknologi sebagai kunci dan aplikasi pada masa depan khususnya bidang pemetaan berdasarkan 3D yang menggunakan pemindai laser seluler.

Pelatihan memfokuskan pada sensor, kalibrasi, interpretasi data, visualisasi, dan lengkap dengan aplikasi masing-masing—mencakup seluruh spektrum teknologi pemindaian laser.

Mari menggunakan teknik algoritma menganalisis data 3D dan mentransfer ke peta perencanaan digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *