Robotic, ROBOTICS & AI

Adopsi Robotika Meningkat di ASEAN, Hasil Survei International Federation of Robotics

SharePerusahaan berbasis smart technology telah adopsi robotika demikian juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) membutuhkan robot agar tercapai daya saing dan...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Adopsi Robotika

Perusahaan berbasis smart technology telah adopsi robotika demikian juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) membutuhkan robot agar tercapai daya saing dan efisiensi. Menurut International Federation of Robotics, adopsi robot di ASEAN meningkat. Bagaimana di Indonesia? 

Adopsi Robotika
Adanya pandemi COVID-19 atau #Coronavirus justru mempercepat implementasi digital  transform  di seluruh industri di Asia Tenggara, dan saatnya para pelaku manufaktur terdorong untuk adopsi robotika. Adopsi robotika meningkat di ASEAN, hasil survei penjelasan International Federation of Robotics (Foto/@: OnRobot)

Kemudahan penggunaan gripper paralel 2FG7 memastikan visibilitas selama proses penerapan, mengurangi kebutuhan suku cadang khusus, dan memotong waktu untuk segera mencapai return on investment (ROI).

Sementara itu, fitur umpan balik cerdas, termasuk deteksi genggaman hilang, sehingga hal itu semakin menyederhanakan proses penerapan. Alat genggam buatan OnRobot ini telah disertifikasi oleh otoritas yang diakui secara inernasional. 

Dengan sertifikat Cleanroom IP67, penggunaan gripper paralel 2FG7 memastikan visibilitas selama proses penerapan, mengurangi kebutuhan suku cadang khusus, dan memotong waktu untuk ROI. 

Alat  gripper paralel 2FG7 memastikan visibilitas selama proses penerapan, mengurangi kebutuhan suku cadang khusus, dan memotong waktu untuk ROI. 

Alat penggenggam ini mampu menahan kondisi dan aplikasi manufaktur yang keras. Selain bersertifikat IP67, 2FG7 telah memperoleh sertifikasi ruang bersih (ISO Kelas 5), yang diperlukan untuk banyak aplikasi penanganan di industri farmasi dan elektronik. 

Sertifiksi ini juga sesuai dengan ISO/TS 15066 yang berkaitan dengan penilaian risiko sel robot kolaboratif. 2FG7 didukung oleh motor listrik terintegrasi yang memberikan beberapa keunggulan dibandingkan sistem gripper berbasis pneumatik. 

Pengguna gripper paralel 2FG7  mudah memprogram pengaturan gaya, kecepatan, dan kontrol kejut  melalui antarmuka perangkat lunak yang intuitif. 

Hal ini membuat gripper paralel 2FG7 ideal untuk produksi campuran tinggi dengan volume rendah  yang memungkinkan penyesuaian pengaturan lebih cepat, dan mudah bergantung pada bagian yang ditangani atau dikerjakan. 

Bagaimana dengan presisi dari motor listrik gripper paralel 2FG7? Memungkinkan  penggenggam memberikan resolusi posisi jari 0,1 mm atau 0,004 indi dan waktu mencengkeram 200 mm/s. 

Untuk pengguna akhir, kemampuan untuk membuat penyesuaian yang tepat pada gerakan, jangkauan dan posisi jari mendukung fleksibilitas di berbagai aplikasi. 

Sebaliknya, gripper pneumatik memberikan kontrol gaya resolusi rendah yang terbatas melalui penyesuaian tekanan udara. 

Sistem pneumatik tidak memberikan kemampuan deteksi genggaman yang cerdas dan dapat berdampak negatif terhadap kualitas udara dengan melepaskan kontaminan ke lingkungan kerja.

“OnRobot hadir untuk mendemokratisasi otomatisasi dengan menyediakan produk berbiaya rendah dan mudah digunakan oleh semua produsen. Mereka memberdayakan alat genggam saat dikeluarkan dari kotak. Gripper paralel 2FG7 adalah tambahan yang kuat untuk rangkaian produk demokratisasi, Plug and Produce,” jelas Enrico Krog Iversen,  Chief Executive Officer OnRobot. 

Adopsi terhadap robotika sangat pesat pertumbuhnya di Asia Tenggara, demikian General Manager  OnRobot kawasan APAC, James Taylor yang menyatakan bahwa peningkatan minat untuk menggunakan otomatisasi kolaboratif di pabrikan Asia Tenggara semakin besar.

“Banyak perusahaan yang masih baru di bidang robotika. Dengan 2FG7 dan berbagai produk, kami  komit untuk menyediakan solusi sederhana, ramah bagi pengguna, dan ongkos terjangkau untuk  membantu bisnis semua ukuran yang ingin mendapatkan manfaat teknologi otomasi canggih, ” tandas James Taylor.

Menurut International Federation of Robotics (IFR) yang bermarkas di Frankfurt, Jerman itu,  Asia tetap merupakan pasar terbesar dan kuat untuk penggunaan robot di industri yang mencapai  63 persen dari operasi global pada tahun 2019. 

Asia juga merupakan dua pertiga dari  pengguna robot yang baru dipasang atau diinstal secara global, simak penjelasan berikut:  

[1]. IFR memperkirakan bahwa penjualan robot di Asia Tenggara akan tumbuh antara 20 dan 25 persen pada tahun 2021. 

[2] IFR mencatat bahwa adopsi kolaborasi manusia-robot atau otomasi kolaboratif meningkat pesat karena pemasok meningkat dan jangkauan aplikasi semakin luas. 

[3]. Sebagian besar adopsi akan didorong oleh komponen yang lebih cerdas seperti gripper yang memiliki kecerdasan buatan attau Aritificial Intelligence

Bagaimana dengan Indonesia? Informasi ini—selain berguna untuk pelaku industi, penjelasan ini bermanfaat bagi OnRobot untuk mengetahui potensi pasar di Indonesia.

Menurut penjelasan Head of Robotics & Discrete Automation perusahaan ABB Indonesia, Mugi Harfianza seperti dijelaskan kepada laman REPUBLIKA, penggunaan robot di sektor industri naik sebesar 20 persen di Indonesia.

Contohnya, demikan Mugi Harfianza, serapan teknologi robot di Indonesia pada tahun 2017 mencapai lebih 950 unit, dan pada tahun 2018 menjadi 1200 unit robot. 

Pasar Indonesia demikian potensial untuk robot terutama untuk industri makanan dan minuman, sedangkan industri otomotif, elektronika dan industri lainnya baru menjajaki sejak Making Indonesia 4.0 dicanangkan pada tahun 2018.

Di berbagai pameran yang dilaksanakan di Indonesai, para eksibitor semakin intensif memajang  teknologi berbasis digital misalnya solusi smart sensor, digital power train,  robotika, dan sebagainya.

Bagi kalangan muda, robotika pun semakin familiar. Tahun 2020 ini misalnya, sebanyak 150 tim mahasiswa yang mengikuti Kontes Robot Indonesia Tingkat Nasional 2020. 

Kita tunggu ekspansi OnRobot di Indonesia.

Catatan Redaksi:

Untuk memenuhi permintaan para pembaca, redaksi menambah rubrik baru yang kami namai Robotika & Artificial Intelligence, yang terpisahkan dari rubrik Rekayasa & Robotika yang selanjutnya bernama Engineering. Perubahan dan penambahan ini berlaku mulai Desember 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *