Bilateral, India-Indonesia

Penggunaan Teknologi Inovasi Ciptakan Panen Raya di India

ShareBagaimana melepaskan 270 juta jiwa dari  belenggu kemiskinan?  India menerapkan penggunaan teknologi inovasi yang membangkitkan sektor pertanian. Setiap radius 20 km disediakan...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >

Bagaimana melepaskan 270 juta jiwa dari  belenggu kemiskinan?  India menerapkan penggunaan teknologi inovasi yang membangkitkan sektor pertanian. Setiap radius 20 km disediakan pusat penelitian pertanian lengkap dengan traktor. China mulai gencar memasuki pasar India.

Para petani mengamati pameran bertajuk aima agrimach 2017 yang digelar di area milik Indian Agricultural Research Institut, New Dehli (gambar kiri)—diselenggarakan Indian Federation of the Chambers of Commerce & Industries (FICCI) dan Italian Federation of Agricultural Machinery Manufacturers, didukung Kementerian Pertanian dan Kesejahteraan Petani India, Indian Council of Agricultural Research dan Emilia-Romagna Region & ICE Agency. Sudhir Kumar Sales Marketing Deputy Manager BCS India Pvt.Ltd (gambar kanan) perusahaan penjual traktor buatan Italia. Traktor BCS ini cocok digunakan di sawah (padi) dan gandum baik saat mengolah tanah dan musim panen. (Foto: Rayendra L. Toruan)

Bank Dunia melaporkan terdapat 270 jiwa penduduk miskin di India. Untuk membebaskan belenggu kemiskinan itu, pemerintah India menciptakan beragam kebijakan dan program yang melibatkan masyarakat. Sama dengan Indonesia yang mengandalkan sektor pertanian—sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional—India membangun sektor pertanian sangat baik.

Jika Indonesia yang luasnya 5.193.250 km per segi (termasuk lautan) masih mengimpor beberapa komoditas—beras, jagung, gula, kacang kedele, garam, dan sebagainya bagi kebutuhan 260 juta jiwa—India  dengan luas 3.287.263 km per segi berhasil melepaskan diri dari ketergantungan impor pangan. Lebih dari 1,3 miliar jiwa penduduk India mampu menghasilkan sumber pangan dari sektor pertanian dan industri terkait. India pernah mengeskpor beras, daging kerbau, dan komoditas lainya ke Indonesia.

Bagaimana cara India membangun sektor pertanian? Kunci keberhasilannya berkat penerapan penggunaan teknologi inovasi dan kebijakan makro yang berpihak kepada petani serta melibatkan masyarakat petani—termasuk perbankan yang memberikan pinjaman bergulir tanpa agunan—dibarengi pelatihan pertanian modern bagi para petani (sumber daya manusia).

Contoh konkrit, di setiap radius 20 km, pemerintah menyediakan pusat penelitian yang mengikutsertakan petani, pakar, lengkap dengan traktor, laboratorium, alat panen, fasilitas produksi, dan informasi yang dimanfaatkan oleh para petani untuk beragam tujuan.  Panen produk gandum, padi, kentang, jagung berlipat beberapa kali—setelah penerapan penggunaan teknologi inovasi. Pembanguna irigasi dan pabrik organik dilakukan secara besar-besaran.

Perguruan tinggi yang berkaitan dengan pertanian berada di bawah kementerian pertanian dan kesejahteraan petani. Dari lebih 40 perguruan tinggi pertanian dihasilkan lebih 35.000 sarjana tiap tahun. Para sarjana pertanian wajib melakukan riset dan membangun pertanian—bukan seperti di Indonesia, sebagian besar sarjana pertanian bekerja di sektor lain yang tidak relevan dengan pertanian. Artinya, saat masuk perguruan tinggi, calon mahasiswa pertanian mempunyai passion, tujuan, dan cita-cita yang jelas.

Jangan heran, bahwa di India beragam kita jumpai institut tiap jenis komoditas. Bagi pihak yang ingin mendalami jagung silakan geluti ilmunya di institut jagung. Demikian juga orang yang ingin mengembangkan ilmu padi, gandum, kentang, pisang, dan sebagainya—fasilitasnya tersedia di institut masing-masing.

Di tiap institut bekerja para peneliti bertitel doktor dan sarjana. Manajemen institut bertanggung jawab untuk meningkatkan produktivitas suatu komoditas tanaman yang digeluti selama puluhan tahun. Organisasi para petani pun dikelola secara profesional untuk membangun sektor pertanian—bukan berpolitik misalnya untuk mengusung seseorang menjadi kandidat pejabat di tingkat nasional. Para petani wajib menerapkan penggunaan teknologi inovasi dan memahami penggunaan traktor, alat mekanisasi pertanian, cara bertanam, dan sebagainya.

Potensi dan konstribusi sektor pertanian di India menarik bagi asosiasi manufaktur  mesin dan alat pertanian di Italia yang mensponsori eima agrimach expo di India sekali dalam dua tahun. Melalui Italian Trade Agency (ITA)—termasuk ITA Jakarta—mengundang para pelaku sektor pertanian dan pebisnis alat/mesin pertanian dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Filpina, Vietnam, Bangladesh,  Sri Lanka, dan Kamboja.

Para petani di India dan para delegasi leluasa menyaksikan gelaran beragam mesin, alat produksi, teknologi khususnya teknik mekanisasi pertanian, dan sektor penunjang seperti pupuk organik yang dipamerkan oleh 230 perusahaan. India diwakili oleh 124 perusahaan, China 90 perusahaan, Italia 12 perusahaan, Turki, Perancis, Thailand,  dan Spanyol masing-masing satu perusanaan. Kenapa jumlah peserta dari Italia hanya 12 perusahaan meski negeri capusino ini sebagai sponsor utama?

Sebagian besar perusaaan milik Italia telah berlokasi di India sejak beberapa tahun lalu. Uniknya, kehadiran perusahaan dari China tampak menonjol meski tidak menempati pavilun khusus seperti pameran di Jakarta yang jika berpameran mempunyai pavilun China berdekatan dengan pavilun Taiwan.

Ketertarikan 90 perusahaan dari China  berpanmeran di New Dehli tentu punya alasan kuat.  Kementerian Pertanian & Kesejahteraan Petani India mempunyai sebuah skema nasional yang dinamai Pradhan Mantri Krishi Sinchai Yojana (PMKSY)—bertujuan untuk mengairi setiap peternakan dan pertanian di India dan melatih para petani cara meningkatkan efisiensi penggunaan air.

Nah, program itu menarik bagi pelaku manufaktur di China untuk memasarkan mesin dan alat pertanian buatan negeri bambu itu di pasar yang demikian potensial di India. China serius memelajari sistem dan model pertanian di India, kemudian membuat alat dan mesin pertanian yang cocok dengan kondisi di India.

Jadi, produk buatan China tidak hanya mendominasi pasar Indonesia. China memahami konsep penggunaan teknologi inovasi, mereka pun mampu membuat alat dan mesin untuk sektor pertanian di India. Seperti apa teknologi inovasi khusus untuk sektor pertanian?

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *