Agenda, MICE, Video

Bangun 4000 Restoran di Mancanegara, Dunia Ingin Cicipi Bumbu Asli Indonesia

ShareIndonesia akan bangun 4000 restoran di mancanegara. Sajian khas Nusantara dengan bumbu penyedap dan rempah asli digemari dunia. Program Indonesian Spice up...

Written by Rayendra L. Toruan · 3 min read >

Indonesia akan bangun 4000 restoran di mancanegara. Sajian khas Nusantara dengan bumbu penyedap dan rempah asli digemari dunia. Program Indonesian Spice up the World merupakan peluang bisnis. Pabrik rendang di Bulgaria, mulai produksi. 

Ragam rempah asli Indonesia seperti lada, jahe, kunyit, vanili, ketumbar, kemiri, cabe, pala, kayu manis, cengkeh, kapulaga, serai, adas, dan sebagainya—seperti digambarkan laman rempahrempahasliindonesia.blogspot.com. Dari kanan ke kiri (gambar kanan) Ketua Umum Asosiasi Retail Indonesia, Roy Nicholas Mandey; Ketua Umum Asosiasi Lisensi Indonesia, Susanty Widjaya; Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman; Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Putu Juli Ardika;   Chief Executibe Officer  Krista Exhibitions,  Daud D Salim; Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita; Direktur Krista Exhibitions, Christina; dan President of The Association of Culinary Professionals Indonesia (paling kanan), Rafael T. Basanto. (Foto/@: mmINDUSTRI.co.id/Rayendra L Toruan)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Satu berita menarik bagi para pebisnis makanan dan minuman yang menggunakan bumbu dan rempah asli hasil bumi Indonesia. Pemerintah menyediakan anggaran untuk mendanai proyek pembuatan produk rempah khas Indonesia.

Misalnya pebisnis ingin mendirikan usaha rempah  yang digunakan sebagai penyedap makanan dan minuman Indonesia, dan membutuhkan biaya Rp400 juta  maka pemerintah membantu pendanaan sebesar 40 persen dari total modal yang dibutuhkan. 

Berita gembira itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Putu Juli Ardika dan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita.    

Salah satu yang mempertahankan stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah sektor industri makanan dan minuman—termasuk makanan/minuman olahan khas Nusantara yang menggunakan bumbu dan rempah asli Indonesia.

Hal di atas terungkap saat PT Krista Exhibitions bertatap muka dengan para jurnalis di salah satu ruang kantor Kementerian Perindustrian Jakarta. Krista Exhbitions menyelenggarakan pameran  SIALInterFood yang berlangsung di Jakarta International Kemayoran Expo pada 9-12 November 20022.

Chief Executibe Officer  Krista Exhibitions,  Daud D Salim menuturkan bahwa Pameran Makanan, Minuman, HORECA, Jasa Boga & Bakery tahun ini sungguh menggembirakan setelah absen selama dua tahun. 

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Putu Juli Ardika; Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita; Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman mengamini penjelasan Daud Salim. 

Demikian pula Ketua Umum Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI), Susanty Widjaya; President of The Association of Culinary Professionals Indonesia (ACP), Rafael T. Basanto; Ketua Umum Asosiasi Retail Indonesia (APRINDO), Roy Nicholas Mandey sependapat bahwa sektor makanan dan minuman berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Krista Exhibitions bekerja sama dengan The Global Food Marketplace atau Salon Internasional de I’alimentation (Sial Interfood, dari Prancis) menyelenggarakan pameran beragam jenis produk bumbu makanan, minuman, alat pengolah makanan, dan beragam produk bahan baku. 

Daun Salim menjelaskan, hampir semua Gedung pameran di Kemayoran Expo digunakan oleh 750 perusahaan peserta SIALInterFood 22022. Mereka berasal dari  negara  Indonesia, Australia, Belanda, China, India, Italia, Jerman, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Mesir, Oman, Pakistan, dan Palestina.

Selanjutnya perusahaan dari Prancis, Polandia, Saudi Arabia, Singapura, Taiwan, Thailand, Turki, Uruguay, Amerika Serikat, Vietnam, dan Yunani tidak mau ketinggalan menggelar produk dan jasa yang mereka tawarkan melalui pameran yang berlangsung tiap tahun itu.

Menyimak antusias pebisnis lokal, Susanty Widjaya berharap jumlah pelaku usaha kuliner betambah tiap hari. Sedangkan Reni Yanita menuturkan bahwa beberapa instansi bekerja sama untuk mewujudkan program pembangunan 4000 restoran di mancanegara pada awal tahun 2024. 

Pemerintah mempopularitaskan bumbu, rempah,  dan kekayaan rempah Nusantara. Menurut Reni pemerintah menargetkan Indonesia mampu mengekspor bumbu atau rempah senilai  2 miliar dolar Amerika Serikat.

“Tugas instansi kami adalah menggali dan mengembangkan bumbu dan rempah asli Nusantara. Bagaimana membuatnya mampu bertahan lebih lama? Kita akan menggunakan teknologi,” ujar Reni Yanita, Dirjen Industri Kecil, Mengengah dan Aneka itu. 

Contohnya kemasan, timpal Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Putu Juli Ardika, “Indonesia yang membuat kertas dan kita ekspor ke Viernam yang selanjutnya menjadikannya sebagai kemasan makanan. Kita impor lagi kemasan itu dari Vietnam.” 

Impor kemasan makanan itu, lanjut Putu Juli Ardika merupakan peluang bagi anak-anak muda Indonesia untuk berinovasi di bidang teknologi kemasan termasuk merekayasa dan mendesain mesin pengolah makanan di dalam negeri. 

“Pemerintah harus meneruskan bantuan terutama kepada masyarakat marginal sehingga daya beli tetap terjaga,” tandas Roy Nicholas Mandey,  Ketua Umum APRINDO). Meski global goyah karena kelesuan ekonomi yang disebabkan perang dan pandemi, Indonesia tidak akan goyang, papar Mandey. 

Program Indonesian Spice up the World yang dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun 2021, bertujuan untuk  mempromosikan Indonesia di luar negeri. Warga negara Indonesia yang berada di luar negeri berkesemparan mendirikan restoran makanan khas Indonesia. Pemerintah akan membantu pendanaan. 

Contohnya di Bulgaria telah berdiri pabrik rendang  yang pertama di Eropa. Pabrik rendang itu milik Bella Ltd. yang berlokasi di Plovdiv, Bulgaria. Uji coba produksi dihadiri oleh William Wongso, pakar kuliner dan  Ketua Asosiasi Halal Bulgaria.

Menurut laman detikfood, Duta Besar Rrepublik Indonesia untuk Bulgaria, Makedonia Utara, dan Albania, Iwan Bogananta juga mengahadiri acara uji coba dan sekaligus meninjau pabrik. 

Pendirian pabrik rendang khas Padang itu merupakan kesepakatan yang digagas sejak tahun  2021. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno meluncurkan Rendang Goes to Europe pada awal 2022 yang berlangsung di Bali. Indonesia akan memasok bumbu daging rendang Padang ke Bulgaria. 

Menteri Sandiaga Uno menyaksikan secara daring uji coba dan produksi perdana rendang padang itu. Sementara COO perusahaan Bella, Dimitar Mitev yakin bahwa produk rendang akan sukes di pasar global. 

Ia berencana memproduksi lebih dari 18 ton rendang per bulan yang diperuntukkan  ke pasar  Bulgaria dan Eropa. Sementara itu, pameran  SIALInterFood 2022 diisi dengan  acara lomba  memasak berskala internasional dengan 600 peserta.

Menurut President of The Association of Culinary Professional Indonesia,  Rafael T. Basanto pihaknya menentukan 22 kategori perlombaan. Penyelenggara akan mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal—seperti pembuatan dessert dengan menggunakan bahan  cokelat produk  Indonesia. 

Menurut data  Rempah Foundation yang dikutip Kompas.com, dunia memiliki 400-500 jenis rempah dan 275 jenis berada di Asia Tenggara, dan Indonesia merupakan negara pemasok rempah ke-9 terbesar di dunia. 

Pada 2020, nilai ekspor rempah Indonesia mencapai 1 miliar dollar AS dan pemerintah menargetkan ekspor rempah mencapai 2 miliar dollart AS pada tahun 2023. 

Melalui pameran SIALInterFood 2022 diharapkan masyarakat—utamanya perusahaan skala kecil dan menengah terinspirasi dan termotivasi untuk menumbuhkan bisnis bidang makanan dan minuman—termasuk bisnis rempah dan bumbu penyedap khas Nusantara. 

Simak video penjelasan kinerja makanan dan minuman olahan di Indonesia https://youtu.be/zdqeCHwj26k

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *