Industrialisasi, Konstruksi & Infrastruktur

Teknologi Memanfaatkan Serbuk Kayu Bernilai Ekonomis

ShareTeknologi memanfaatkan serbuk kayu bernilai ekonomis—digunakan sebagai bahan baku konstruksi ringan. Manfaatkan sisa dan serbuk kayu. Melimpah serbuk kayu di lokasi penggergajian...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
Teknologi Memanfaatkan Serbuk Kayu

Teknologi memanfaatkan serbuk kayu bernilai ekonomis—digunakan sebagai bahan baku konstruksi ringan. Manfaatkan sisa dan serbuk kayu.

Teknologi Memanfaatkan Serbuk Kayu
Dari sudut pandang ekologis, serbuk kayu yang dipadatkan sangat ideal digunakan untuk berbagai macam bahan baku seperti konstruksi ringan. Teknologi memanfaatkan serbuk kayu bernilai ekonomis  (Sumber foto/©: Fraunhofer WKI)

Melimpah serbuk kayu di lokasi penggergajian yang (sebagian besar) dibuang sia-sia. Dengan menggunakan teknologi khusus, serbuk kayu atau tim ahli di Fraunhofer menyabutnya sebagai busa kayu—dapat dijadikan sebagai bahan konstruksi ringan.

Bagaimana menggabungkan serbuk kayu dengan spons logam agar tercipta kekuatan baru? Pertanyaan itu sering mengemuka yang kemudian dibahas oleh ara ahli di Fraunhofer Institute for Wood Research, Wilhelm-Klauditz-Institut WKI.

Tim gabungan menyelidikinya melalui sebuah proyek yang disebut HoMe Foam—HoMe merupakan akronim bahasa Jerman untuk kayu metal.

Jika bahan ini digunakan sebagai insulasi rumah maka hal itu membantu penurunan penggunaan energi.  Akan tetapi, tim peneliti menemukan serbuk yang mengandung bahan dasar minyak—dan jika  digunakan sebagai isolasi tentu tidak baik untuk lingkungan.

Para peneliti mengembangkan alternatif  lain agar bahan serbuk sesuai dengan konep ramah lingkungan. Untuk menghasilkan busa, partikel kayu dibentuk berukuran sangat kecil hingga bahan membentuk  larutan yang berlendir.

Tim peneliti menambahkan gas ke dalam lapisan berlendir  itu yang kemudian menghilangkannya  dari bahan. Setelah busa  atau serbuk mengeras—proses yang terjadi dengan bantuan zat alami yang terkandung dalam kayu.

Busa pun mengering dan melentur. Kemudian produk dapat dibentuk berupa papan busa kaku atau seperti tikar yang  fleksibel.

Proyek penelitian ini dikerjakan  oleh para ilmuwan di lembaga Institut Fraunhofer untuk Peralatan Mesin dan Teknologi Pembentuk IWU dan Institut Fraunhofer untuk Teknologi Manufaktur dan Materi Lanjutan IFAM.

Hasil percobaan tim peneliti adalah bahan kontras dengan capaian  berkualitas sempurna. Campuran material baru yang inovatif ini memiliki sifat insulasi yang sangat baik dan memiliki kekuatan lentur yang fleksibel.

Bahan ini merupakan produk yang ringan, tidak mudah keropos dan sangat kuat. Serbuk kayu yang dipadatkan merupakan woodfibres dan  tanpa zat aditif.

Tim peneliti mengakui bahwa busa atau serbuk masih memiliki bahan (dasar) dengan kandungan yang cair seperti lendir.

Oleh karena itu, jika digunakan sebagai  isolasi rumah hasilnya belum sepenuhnya tercapai ramah lingkungan itu. Lendir yang terdapat di bahan juga dapat diubah menjadi busa dengan membentuk reaksi kimia yang diinduksi.

“Kami menganalisis produk busa ini sesuai dengan standar yang berlaku untuk bahan isolasi,” cerita Profesor Volker Thole dari Fraunhofer. “Hasilnya sangat menjanjikan. Produk akhir mendapat nilai tinggi dalam hal sifat termo-isolasi dan bahan mekanis dengan karakteristik kelembaban yang terkait.”

Sementara bahan berbentuk  tikar dan wol isolasi berbasis kayu lainnya memiliki kecenderungan untuk melepaskan serat dan mengompres di bagian tengah bahan.

Tim Fraunhofer meneliti jenis kayu yang terbaik, dan berusaha menjawab pertanyaan, “Bagaimana meningkatkan proses pembuatan busa ke tingkat produksi komersial?”

Selanjutnya, eco-keramahan busa sangat bergantung pada berapa jenis pohon yang digunakan sebagai bahan baku.

Tim peneliti berusaha menggunakan limbah kayu dari industri yang dapat digunakan, seperti halnya dengan busa berbasis kayu yang dikembangkan di Universitas Ibrani Yerusalem dan Universitas Freiburg.

Teknologi keberlanjutan merupakan aspek kunci untuk mengembangkan bahan baru. Fokus utama peneliti adalah untuk memastikan bahan masukan yang digunakan—berasal dari sumber terbarukan.

Produk (akhir) harus dapat didaur ulang setelah masa fungsinya berakhir. Para peneliti di Fraunhofer Institute for Wood Research, WKI terus mengembangkan busa kayu—seluruh bahan dari serbuk kayu.

Sifat perekat alami dari kayu membuat perekat sintetis yang lebih padat. Tim peneliti meyimpulkan dari sudut pandang ekologi, bahan busa (serbuk) kayu ideal atau cocok untuk berbagai jenis aplikasi (manfaat).

Misalnya sebagai bahan inti untuk konstruksi ringan,  panel sandwich, bahan kemasan, dan untuk insulasi termal atau peredam suara di rumah atau di gedug-gedung.

Untuk memperluas jangkauan aplikasi busa kayu, kelompok peneliti Fraunhofer Institute yang dipimpin oleh Dr. Frauke Bunzel dari Fraunhofer WKI,  mengembangkan hibrida busa kayu-logam yang menyatukan sifat-sifat busa kayu dan spons logam.

Bagaimana busa (serbuk) kayu yang dipadatkan disatukan denhan spons logam untuk membentuk kekuatan baru—sesuai dengan konsep konstruksi ringan?

Simak penjelasan teknologi memanfaatkan serbuk kayu bernilai ekonomis ketika digabung dengan spons logam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *