Technical Infrastructure, WATER-TECH

Teknologi Memperbaiki Pipa dan Tembok Dam yang Dirusak Air

ShareTeknologi memperbaiki pipa dan tembok dam yang dirusak air. Menggunakan metode lama—selain sulit menjangkau sudut-sudut ruang—proses pengeringan membutuhkan energi (listrik) yang lebih...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
Teknologi Memperbaiki Pipa dan Tembok Dam

Teknologi memperbaiki pipa dan tembok dam yang dirusak air. Menggunakan metode lama—selain sulit menjangkau sudut-sudut ruang—proses pengeringan membutuhkan energi (listrik) yang lebih besar. Gunakanlah sistem pengeringan EDF—tepat digunakan di daerah yang sering kebanjiran.

Teknologi Memperbaiki Pipa dan Tembok Dam
Sistem pengeringan EDF menerapkan panas langsung ke dinding interior basah. Teknologi memperbaiki pipa dan tembok dam yang dirusak air (Foto/©: Fraunhofer IBP)

Fungsi air untuk kehidupan manusia tidak bisa digantikan. Akan tetapi, air yang berlebihan dapat merusak benda-benda, bahkan bisa menjebol tembok dam—seperti musibah di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Jembatan kokoh yang membentang di atas selat pun dirubuhkan.

Demikian juga peristiwa yang terjadi di Jerman walau kasusnya berbeda. Menurut rilis Fraunhofer, lebih dari sejuta kasus kerusakan air yang terjadi pada pipa air misalnya karena terjadi pembusukan.

Kasus kerusakan itu terjadi setiap tahun padahal Jerman memiliki keunggulan teknologi—termasuk sistem pengelolaan pipa yang menyalurkan/mendistribusikan air. Bagaimana mengatasi kerusakan pipa (besar) dan rungan yang disebabkan air?

Selama ini digunakan panel pemanas inframerah dan selungkup plastik yang bertujuan untuk memulihkan dinding (pipa air) yang rusak. Akan tetapi, penggunaan bahan itu membutuhkan energi yang banyak saat proses pemasangan.

Oleh karena itu, tim peneliti di Fraunhofer menerapkan sistem baru untuk pengeringan yang fleksibel dan hemat energi dengan menggunakan uap-permeabel.

Tujuannya, menurut tim peneliti untuk  mengurangi kelembaban secara merata di seluruh komponen bangunan (pipa air).

Hasil uji coba itu dipamerkan berupa prototipe modul pengeringan melalui BAU expo pada pertengahan Januari 2019 di Munich, Jerman.

Pipa-pipa besar, peralatan yang rusak, ketel yang bocor yang terjadi  setiap 30 detik—merupakan  kasus kerusakan yang disebabkan air seperti dilaporkan oleh pengurus  Asosiasi Asuransi Jerman belum lama ini.

Akibat kerusakan yang ditimbulkan air, perusahaan asuransi bangunan harus menggelontorkan biaya sebesar Euro 2,3 miliar setiap tahun.

Ketika pipa air pecah, dinding dan lantai bangunan pun harus dikeringkan secara profesional. Pengeringan dan penayangan yang rusak itu umumnya butuh waktu lama.

Sebelumnya, kerusakan pada dinding yang direndam air dipulihkan dan dilakukan dengan menggunakan panel pemanas inframerah standar, dan kandang plastik yang dikombinasikan dengan pengering adsorpsi—ternyata sangat boros energi.

Sementara pengeringan sering tidak merata dan sulit menjangkau sudut-sudut ruang dalam pipa jika menggunakan metode di atas tadi.

Untunglah para peneliti di Fraunhofer Institute for Building Physics IBP di Stuttgart sukses  mengembangkan alternatif yang lebih baik dengan membuat sistem pengeringan EDF.

Istilah EDF itu merupakan singkatan bahasa Jerman yang berarti, hemat energi, gunakan uap-permeabel, dan fleksibel—menggambarkan modul yang lebih sempurna dan tepat.

Uji coba yang dilakukan di laboratorium dalam kondisi identik pada dinding bata perforata vertikal yang direndam telah menunjukkan bahwa metode baru ini mengurangi konsumsi energi hingga lebih dari 80 persen, dibandingkan dengan panel pemanas IR selama periode pengeringan yang dilakukan.

Target pengeringan komponen bangunan, bagaimana mencapainya? Tim peneliti harus menjawab pertanyaan ini secara tepat. Cara kerjanya adalah dengan mengukur 100 x 50 sentimeter.

Sistem ini terdiri dari bahan insulasi tahan api, uap-permeabel dan pemanas listrik dengan menerapkan panas secara langsung ke dinding interior yang basah. Teknik ini juga berfungsi pada permukaan yang melengkung dan dinding berbentuk bundar.

Sebuah sensor mengatur suhu pemanasan. Jika suhu dinaikkan, proses pengeringan  dimulai. Insulasi uap-permeabel di bagian belakang modul pengeringan EDF, dan segera terpasang—meminimalkan  kehilangan panas sementara, dan membiarkan kelembaban tanpa hambatan.

“Sistem buatan kami sangat efisien. Tingkat panas dipancarkan langsung ke dinding, sedangkan panel IR dipasang pada jarak dari dinding yang berarti banyak energi yang masuk untuk memanaskan ruangan. Keuntungan lainnya dari modul EDF adalah pengeringan dikendalikan dengan suhu, ” jelas Andreas Zegowitz salah seorang ilmuwan di IBP Fraunhofer.

Andreas menambahkan, untuk mengeringkan dinding bata berlubang yang vertikal dengan ketebalan 11,5 sentimeter.

Tim peneliti membutuhkan 12-14 hari untuk melakukan uji coba di  fasilitas laboratoium. Biasanya, pekerjaan seperti ini membutuhkan waktu 2 hingga 3 minggu.

Bagaimana sistem EDF bekerja? Keuntungan lain dengan sistem EDF ini adalah kemudahan memasangnya. Saat terjadi proses pengeringan tidak menimbulkan suara bising.

Cara mendesainnya pun ringan dan mudah saat diangkut ke lokasi pekerjaan. Simak penjelasan teknologi memperbaiki pipa dan tembok dam yang dirusak air yang irit biaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *