Logistik, Transportasi & Labeling

Siemens dan Alstom Berbuat Baik namun Komisi Eropa Melarang, Kenapa?

ShareDua perusahaan raksasa yakni Siemens dan Alstom menyesalkan keputusan Komisi Eropa yang melarang penggabungan bisnis mobilitas. Ada apa? Bukankah perusahaan-perusahaan lain mendukung?...

Written by Boromeus Sihombing · 1 min read >
Komisi Eropa Melarang

Dua perusahaan raksasa yakni Siemens dan Alstom menyesalkan keputusan Komisi Eropa yang melarang penggabungan bisnis mobilitas. Ada apa? Bukankah perusahaan-perusahaan lain mendukung?

Komisi Eropa Melarang
Integrasi transportasi dan logistiks merupakan solusi aman, nyaman, biaya efisien, dan ramah terhadap lingkungan—ciptaan Siemens. Siemens dan Alstom berbuat baik namun komisi eropa melarang, kenapa? (Foto: Siemens AG)

Komisi Eropa melarang penggabungan bisnis mobilitas yang diumumkan belum lama ini. Keputusan itu menyangkut larangan penggabungan bisnis mobilitas yang diprakarsai oleh Siemens (Jerman) dan Alstom (Prancis).

Keputusan itu disesalkan oleh  kedua perusahaan raksa itu. Akibat larangan itu, proses penggabungan tidak dilanjutkan lagi. Padahal Siemens dan Alstom bertujuan untuk penyempurnaan konsep persinyalan di daratan Eropa.

Apa alasan Komisi Eropa melarang rencana baik Siemens-Alstom itu? Komisi Eropa menyimpulkan bahwa konsep yang diajukan dianggap kurang cukup.

Bukankah solusi perbaikan yang ditawarkan oleh Siemens-Alstom sudah sangat luas—mencakup  semua hal dan menjawab seluruh keprihatinan yang dikemukakan oleh Komisi Eropa—berkaitan dengan pensinyalan dan kereta berkecepatan sangat cepat.

Lagi pula, sejumlah pelaku bisnis di Eropa yang kredibel dan mapan telah menyatakan minat yang kuat terhadap paket solusi yang ditawarkan oleh Siemens-Alstom. Artinya, konsep yang diajukan demikian layakan dan penuh. Apa lagi yang kurang cukup?

Manajemen Siemens dan Alstom meyakini bahwa penggabungan yang mereka buat justru menciptakan nilai tambah yang besar bagi sektor mobilitas global, industri kereta api Eropa, juga berguna bagi pelanggan, dan penumpang tanpa membahayakan persaingan bisnis di Eropa.

Penggabungan itu juga dapat membuat pelaku bisnis di Eropa untuk memiliki kemampuan  mengatasi persaingan yang kian meningkat terhadap perusahaan non-Uni Eropa.

Ya sudah, manajemen Siemens akan kembali melakukan penilaian terhadap semua opsi yang tersedia bagi masa depan Siemens Mobility. Siemens mengambil keputusan terbaik bagi pelanggan, karyawan, dan pemegang saham.  

Tim Siemens Mobility akan terus berinovasi dan menumbuhkan portofolio yang terintegrasi secara vertikal, mulai dari rolling stock hingga otomatisasi dan elektrifikasi perkeretaapian, melalui sistem turnkey, sistem lalu lintas yang cerdas, serta layanan terkait.

Dengan kepemimpinannya dalam hal digitalisasi, Siemens Mobility mampu mendukung operator mobilitas di seluruh dunia untuk membuat infrastruktur cerdas.

Tim Siemens Mobility meningkatkan nilai tambah secara keberkelanjutan sepanjang siklus produk, meningkatkan pengalaman penumpang dan menjamin ketersediaan.

Sementara itu, Komunikasi Alstom juga menyesalkan sikap Komisi Eropa yang melarangnya  melakukan merger bisnis dengan Siemens Mobility yang diumumkan pada 6 Februari 2019.

Menurut siaran Pers Alstom, pihaknya dan Siemens membuat solusi—termasuk perbaikan yang dibuat belum lama ini, namun Komisi Eropa tetap menganggapnya tidak memadai.

Solusi yang luas di ruang lingkup dan mengatasi semua masalah yang diangkat oleh Komisi Eropa sehubungan dengan kereta signalling atau berkecepatan sangat cepat.

Bagian Komunikasi Alstom menyatakan bahwa keputusan Komisi Eropa itu jelas merupakan kemunduran untuk inndustri transportasi di Eropa.

Alstom dan Siemens, yakin bahwa merger yang mereka lakuikan itu menciptakan nilai besar bagi sektor mobilitas global, industri kereta api Eropa, pelanggan, pelancong dan penumpang, tanpa membahayakan persaingan (bisnis) di Eropa.

Sekarang, Alstom lebih fokus meningkatkan pertumbuhannya sebagai pemimpin global di sektor mobilitas yang didukung oleh fundamental bisnis yang sangat baik.

Alstom merupakan promotor mobilitas berkelanjutan yang mengembangkan dan memasarkan sistem, peralatan, dan layanan untuk sektor transportasi.

Alstom  perusahaan yang bermarkas di Prancis itu menawarkan serangkaian solusi lengkap—yakni kereta berkecepatan tinggi meliputi metro, trem, dan e-bus—solusi  penumpang, layanan khusus (pemeliharaan dan modernisasi), infrastruktur, solusi persinyalan dan solusi mobilitas digital.

Jika Siemens dan Alstom berbuat baik namun Komisi Eropa melarang, kenapa tidak menawarkan konsep terbaik kepada Indonesia dan ASEAN?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *