Gunakan rompi pemantau fungsi paru yang mempu merekam kondisi sehat atau ada sesuatu yang menyulut gangguan pernapasan. Sinyal yang berasal dari paru-paru ditampilkan secara visual.
Penulis/editor: Rayendra L Toruan
mmINDUSTRI.co.id – Pasien yang berpenyakit pernapasan atau paru dengan kondisi parah membutuhkan perawatan intensif. Tim medis harus memantau fungsi paru apakah peran paru berlangsung secara konstan. Apa yang harus dilakukan jika terjadi gangguan dalam paru?
Melalui proyek Pneumo.Vest, tim peneliti Fraunhofer telah mengembangkan teknologi dengan menggunakan sensor akustik dalam rompi tekstil yang berfungsi untuk merekam suara paru-paru. Perangkat lunak mampu mengubah sinyal dalam bentuk tampilan visual sehingga tim medis muda mendiagnosis berdasarkan data itu.
Dengan teknologi sensor yang dimasukkan dalam bentuk perangkat, maka pasien dapat terus dipantau meski pasien berada di luar unit perawatan intensif.
Teknologi sensor ini memperluas pilihan diagnostik dan meningkatkan kualitas hidup penderita yang terkena dampak.
Stetoskop merupakan salah satu bagian dari alat kerja sehari-hari para dokter yang dilakukan selama lebih dari 200 tahun, dan alat itu dianggap sebagai simbol seni medis yang luar biasa.
Melalui seri Kesehatan TV di rumah sakit, dokter berjalan dengan bergegas ketika menyusuri koridor. Alat stetoskop pun selalu terkalung di leher para dokter.
Seseorang dokter berpengalaman menggunakan alat stetoskop untuk mendengarkan suara jantung dan suara paru-paru dengan akurasi yang menakjubkan. Hasil pendengarannya itu digunakan sebagai bahan diagnosis untuk menentukan jenis penyakit yang diderita oleh pasien.
Syukurlah, bahwa sekarang ini alat stetoskop itu dilengkapi dengan penemuan terbaru yakni rompi tekstik bersensor yang dihasilkan oleh para ahli saat menggarap proyek Pneumo.Vest.
Para peneliti di Fraunhofer Institute for Ceramic Technologies and Systems IKTS yang berkantor di Berlin, Jerman, sukses mengembangkan rompi tekstil dengan sensor akustik yang terintegrasi. Boleh jadi, temuan baru itu merupakan suplemen yang sangat bermanfaat untuk peralatan stetoskop klasik.
Sensor akustik berdasarkan piezoceramics terintegrasi ke bagian depan dan belakang rompi. Ketika terjadu proses itu maka perangkat mencatat setiap suara yang bersumber dari paru-paru, apakah suara itu berisik, tenang, dan atau bagaimana suara di sekitar toraks?
Perangkat lunak merekam sinyal dan menyalurkannya yang berlangsung secara elektrik. Selain itu, representasi visual dari paru-paru dimunculkan di layar televisi atau komputer.
Perangkat lunak mengetahui posisi masing-masing sensor individu, dan segera menempatkan data yang direkam itu di tempat yang sesuai. Cara ini menciptakan skenario akustik dan visual yang mendetail dari situasi ventilasi di semua area paru-paru seorang pasien.
Keistimewaan lainnya, karena sistem mencatat dan menyimpan data secara permanen, pemeriksaan dapat dilakukan kapan saja tanpa kehadiran petugas medis dari rumah sakit.
Proyek Pneumo.Vest menunjukkan status paru-paru dari waktu ke waktu, misalnya selama 24 jam terakhir. Tentu saja, auskultasi klasik langsung pada pasien juga dimungkinkan.
Akan tetapi, alih-alih auskultasi manual dan selektif dengan stetoskop, banyak sensor yang digunakan secara bersamaan.
Tentu saja, cara auskultasi klasik langsung pada pasien tetap dimungkinkan. Auskultasi manual dan selektif dengan stetoskop, sering digunakan dengan sensor secara bersamaan.
Rompi tekstil menunjukkan status paru-paru dari waktu ke waktu, misalnya selama 24 jam terakhir. Tentu saja, auskultasi klasik langsung pada pasien juga dimungkinkan.
Akan tetapi, alih-alih auskultasi manual dan selektif dengan stetoskop, banyak sensor yang digunakan secara bersamaan.
“Proyek Pneumo.Vest tidak ingin membuat stetoskop berlebihan dan juga bukan pengganti keterampilan ahli paru yang berpengalaman. Auskultasi atau CT paru-paru selalu mewakili snapshot pada saat pemeriksaan,” ungkap Ralf Schallert, Manajer Proyek dari Fraunhofer IKTS.
Ralf Schallert menjelaskan bahwa nilai tambah dari teknologi itu adalah kemiripannya dengan elektrokardiogram atau EKG jangka panjang sehingga memungkinkan paru-paru untuk terus dipantau.
Misalnya saat pasien tidak terhubung ke perangkat di unit perawatan intensif di rumah sakit maka pasien itu tetap terakomodasi dalam kondisi normal—termasuk saat di bangsal—berkat penggunaan dan rompi tekstil bersensor.
Apakah algoritma pembelajaran mesin mendukung diagnosis?
Selain sensor akustik, inti dari rompi tekstil bersensor adalah perangkat lunak yang berperan sebagai penyimpan data, menampilkannya pada monitor, dan menganalisis data secara akurtat.
Dengan begitu, dokter dapat melihat peristiwa akustik di masing-masing area paru-paru yang tampak secara visual pada layar.
Penggunaan algoritma pemrosesan sinyal digital memungkinkan evaluasi sinyal akustik yang sesuai dengan target.
Baca: Menyaring Detak Jantung, Suara Ngos-ngosan Paru pun Terdengar