Inspiration, MICE

Rancangan Fasad Bangunan untuk Menahan Cuaca dan Hujan

ShareModel matematis rancangan fasad bangunan agar mampu menahan pengaruh cuaca dan tidak tersapu saat hujan deras. Bagaimana teknologi double-skin façade berperan terhadap...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >

Model matematis rancangan fasad bangunan agar mampu menahan pengaruh cuaca dan tidak tersapu saat hujan deras. Bagaimana teknologi double-skin façade berperan terhadap sapuan air hujan?

Sampel plester fasad terkena elemen selama 18 bulan. Setiap habis turun hujan, bahan  diuji di laboratorium. (Foto/©: Fraunhofer IBP)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.idFraunhofer (sumber): Bagaimana mendesain rancangan fasad bangunan agar mmpu menahan pengaruh cuaca seperti terik  matahari yang ekstrim  dan sisi luar bangunan tidak mudah tersapu atau terkikis dari guyuran air hujan yang deras?

Para ilmuwan dari Fraunhofer Institute for Building Physics IBP melakukan penelitian atas plester dan mortar yang digunakan pada fasad bangunan dan ternyata sering kali mengandung logam berat dan biosida yang larut dan meresap ke dalam tanah saat hujan.

Ap aitu building facades by the rain? Frasa ini  diartikan sebagai fasad bangunan yang dirancang untuk menahan pengaruh cuaca, termasuk pengaruh hujan deras seperti dikutip dari situs archdaily.com.

Fasad bangunan jelas bing.com melanjutkan  dapat berupa pelapis luar yang melindungi dinding dalam dari guyuran air hujan dan kelembaban, atau bahan kaca yang dapat membersihkan diri sendiri ketika terkena hujan.

Oleh karena itu, Institut Fraunhofer untuk Fisika Bangunan (IBP) menciptakan model dengan menggabungkan pengukuran zat yang keluar dengan data meteorologi regional.

Hal ini menciptakan perkiraan yang tepat yang dapat digunakan pada tahap perencanaan untuk menentukan jenis dan jumlah zat yang dapat dilepaskan dari material fasad saat hujan.

Proyek  yang kompleks itu merupakan upaya kolaboratif bersama beberapa universitas dan banyak mitra pelaku industry di Jerman.

Bahan yang digunakan untuk fasad bangunan seperti plester dan mortar, merupakan formulasi yang rumit.

Umumnya formulasi mineral sebagian besar terdiri dari pasir dan bahan pengikat seperti semen, gipsum atau kapur.

Plester seperti pasta yang canggih sering kali diperkaya dengan biosida untuk menghambat pertumbuhan jamur dan ganggang pada fasad bangunan.

Tim peneliti mengakui bahwa saat matahari bersinar, hal ini tidak menjadi masalah. Akan tetapi,  jika terjadi hujan deras  dan angin mendorong air hujan ke dinding bangunan, hal ini bisa menjadi masalah terhadap bagian luar bangunan.

Jika hal ini terjadi, bahan-bahan yang digunakan dalam plester fasad bangunan akan tersapu oleh air hujan dan, bersama dengan limpasan air, mengalir ke sistem pembuangan limbah, tanah, dan–dalam skenario terburuk  merembes dan bergabung dengan  air tanah.

Para peneliti di Fraunhofer IBP telah mengembangkan model matematika yang dapat secara tepat memprediksi zat mana dalam plester fasad yang akan larut saat hujan.

Pakar kimia ekologi dan mikrobiologi di departemen Lingkungan, Kebersihan, dan Teknologi Sensor di Fraunhofer IBP, Pablo Alberto Vega Garcia menjelaskan, “Risiko lingkungan yang disebabkan oleh limpasan air hujan dari fasad yang dilapisi plester dan mortar telah meningkatkan minat dalam beberapa tahun terakhir.”

Plester mineral mengandung logam berat anorganik seperti kromium, vanadium, dan timbal, sedangkan plester seperti pasta mengandung biosida lanjut Pablo Alberto Vega Garcia.

Model termodinamika yang dibuat oleh tim ilmuwan dipimpin oleh Pablo Alberto Vega Garcia menyediakan dan membahikan informasi tentang konsentrasi zat dalam limpasan air hujan.

Modelnya sangat detail dan informatif, karena para peneliti telah memasukkan data cuaca regional dan resep setiap bahan bangunan.

Untuk pertama kalinya, kontraktor bangunan dan firma arsitektur dapat menilai kesesuaian lingkungan dari material yang mereka pertimbangkan untuk fasad sejak tahap perencanaan.

Produsen plester dan mortar dapat menggunakan model ini untuk mengembangkan produk yang sangat ramah lingkungan.

Fraunhofer IBP bekerja sama dengan berbagai mitra dalam proyek ini sepertin Universitas Teknik Munich, Universitas RWTH Aachen dan Asosiasi Sistem Insulasi, Plester dan Mortar Jerman (VDPM) serta mitra dari industri dan produsen bahan bangunan fasad.

Beberapa teknologi terbaru yang dapat digunakan untuk membuat fasad bangunan tahan hujan dan pengaruh iklim ekstrim adalah double-skin facade.

Dengan menggunakan teknologi ini memungkinkan fasad bangunan memiliki lapisan ganda yang dapat menahan udara dan kelembapan yang dibawa oleh angin, hujan, dan salju demkian laman constructionplusasia.com

Selain itu, fasad bangunan juga dapat dilengkapi dengan kaca reflektif yang dapat mengurangi panas matahari pada siang hari unggah situs danpal.com

Meski demikian teknologi ini mungkin tidak cocok untuk semua jenis bangunan dan lingkungan. Sebaiknya konsultasikan dengan arsitek atau insinyur sipil terkait pilihan fasad bangunan yang tepat untuk proyek Anda.

Bagaimana hasil uji coba rancangan fasad bangunan di lapangan ketika menerapkan temuan pada akhi pada plester fasad?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *