Exhibitions, MICE

Proyek Energi Minim Gunakan Robot dan Warga Berpeluang Jual Listrik ke PLN

ShareProyek energi minim gunakan robot dan warga berpeluang jual listrik ke PLN—asalkan penuhi syaratnya. Kementerian Perindustrian membangun sentra-sentra industri—dari Aceh hingga Papua...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Proyek Energi Minim Gunakan Robot

Proyek energi minim gunakan robot dan warga berpeluang jual listrik ke PLN—asalkan penuhi syaratnya. Kementerian Perindustrian membangun sentra-sentra industri—dari Aceh hingga Papua tahun 2019. Apa yang digelar pada Powermax di Kemayoran 28-30 November 2018?

Proyek Energi Minim Gunakan Robot
Manajemen PT Myexpo Kreasi Indonesia penyelenggara Powermax 2018 bersama para nara sumber dan para jurnalis foto bersama sesuai berdikusi di salah satu ruang Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Proyek energi minim gunakan robot dan warga berpeluang jual listrik ke PLN (Foto: Firly Kirana)

Beragam bisnis dan proyek di sektor energi bakal meningkat. Kesempatan itu bukan hanya menciptakan peluang bisnis dan kesempatan bekerja bagi anak-anak muda.

Pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi berkaitan dengan energi tentu bakal terjadi—termasuk peran sektor lainnya yang berkaitan dengan energi. Contohnya bahan baku yang digunakan untuk peralatan industri pendukung  dapat dibuat di dalam negeri.

Pelaksanaan proyek-proyek industri energi—semisal energi terbarukan yang menggunakan tenaga angin, tenaga mata hari, tenaga panas bumi, dan sebagainya—masih membutuhkan peran manusia dengan kahlian khusus.

“Robot belum digunakan misalnya untuk memasang jaringan kabel atau menggali parit tempat kabel listrik,” pendapat Arrie Tjahyo Setiawan Deputi Direktur Eksekutif Masyarakart Energi Terbarukan Indonesia. “Jadi era Industri 4.0 tidak otomatis menghilangkan fungsi manusia.”

Hal di atas mengemuka saat berdiskusi tentang penyelenggaraan Pameran dan Konferensi Teknologi, Manufaktur—Otomatisasi Bidang Pembangkit Lisatrik, Migas dan Pertambangan—besutan PT Myexpo Kreasi Indonesia selaku exhibition organizer (EO).

Arrie menambahkan, pihaknya tidak terlalu kuatir terhadap digital driver transformation yang ditandai dengan era Industry 4.0 atau Making Indonesia 4.0 versi Indonesia, tidak serta merta menggusur peran manusia di sektor energi.

Ia berharap, stakeholders justru dapat menggali informasi terkini dari peserta pameran POWERMAX 2018 yang berlangsung di Kemayoran, Jakartas pada 28-30 November 2018.

Sementara itu, Direktur PT Myexpo Kreasi Indonesia, Iravernia Karen menjelaskan, bakal terjadi hubungan para pemasok (listrik) dengan PLN, sektor swasta dan lebih dari 8000 buyers dari Indonesia dan luar negeri.  

Meski bidang sektor energi bukan gawe Kementerian Perindustrian, Kasubdit Industri Mesin Perlatan Teknik, Alat Berat, Pelestarian Lingkungan Kementerian Perindustrian, Flory Daryanti menjelaskan, beragam sumber energi terbarukan demikian potensial di Indonesia.

Ia memberi contoh, tenaga air, biogas, uap, batu bara, panas bumi, dan batubara—merupakan potensi yang sangat besar—tentu saja harus kita eksplorasi dengan teknologi, tandas Flory. Mulai tahun 2019, lanjutnya, pemerintah membangun beberapa sentra industri di Aceh hingga Papua.

“Sentra insutri membutuhkan pasokan listrik yang besar,” urai Flory yang disambut oleh Wahyu Madyo Basuki Assitant Vice President Bank Mandiri, pihaknya siap mendanai proyek. Bank Mandiri telah membiayai pembangunan pembangkit kelistrikan (1000 Megawatt), tutur Wahyu.

Dari kiri Wahyu Madyo Basuki Assitant Vice President Bank Mandiri, Flory Daryanti Kasubdit Industri Mesin Perlatan Teknik, Alat Berat, Pelestarian Lingkungan Kementerian Perindustrian, Iravernia Karen Direktur PT Myexpo Kreasi Indonesia, Arrie Tjahyo Setiawan Deputi Direktur Eksekutif Masyarakart Energi Terbarukan Indonesia, dan Chairal “Sigit” Iqram Production General Manager PT Teknologi Rekayasa Katup Valvesd Manufacturer (Foto: Firly Kirana)

Sementara, Production General Manager PT Teknologi Rekayasa Katup Valves Manufacturer, Chairal “Sigit” Iqram menjelaskan, perusahaannya termasuk pengguna energi agar kotinuitas produksi (manufaktur valet) berlangsung dengan stabil. Perusahaannya pun ikut berpameran.

Arrie Tjahyo Setiawan menuturkan, warga melalui satu komunitas misalnya di tingkat Rukun Warga,  membangun sumber listrik dengan menampung surya mata hari. Pada waktu siang hari, penggunaan listrik umumnya minim, namun alat tampung tenaga listrik tetap menghimpun tenaga.

“Nah, sisa energi yang tidak digunakan oleh warga dapat dikonversi oleh PLN,” tutur Arrie. “Tentu ada syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi. Silakan hubungi PLN setempat.”

POWERMAX 2018 merupakan kali kedua bagi PT Myexpo Kreasi Indonesia, dan Iravernia optimis, pamerannya bakal dikunjungi oleh 8000-an profesional dan pihak terkait—juga dari luar negeri dan beberapa kedutaan besar.

Tahun-tahun terakhir ini,  penyelenggaraan pameran di sektor energi dilakukan oleh lebih dari 4 EO (perusahaan) yang berdampak terhadap jumlah pengunjung—apa lagi lokasi pameran tidak lagi terpusat hanya di Jakarta.

Menurut Iravernia, pihaknya berusaha menjadi salah satu EO kelas world wide yang terintegrasi sesuai perkembangan energi tingkat global dan kebutuhan stake holders.  

“Kami menghubungkan pameran dan konferensi B2B berdasarkan research dan development yang sebelumnya dan sesuai perencanaan, serta dukungan berbagai pihak dan pemerintah,” jelasnya.

Pengunjung dapat menyaksikan gelaran PT PLN, PT Pertamina, produsen energi, migas, pertambangan, industri pendukung—termasuk buyers lokal dan asing,  Bank Mandiri, dan BRI  sehingga calon investor dapat mendiskusikan cara pembiayaan proyek.

Peserta lainnya adalah PGN, Semen Indonesia, Jamkrindo, PT Kota Minyak Internusa, PT Trafoindo Prima Perkasa, PT Duta Fuji Electric, PT. Halo Indah Permai, PT Gridtech Indonesia, PT Gewinn Gold Hotama, dan PT Voksel Electric Tbk.

Juga PT Senzo Feinmetal, PT Telesindo Tunggal Mandiri Sukses, Asia Pacific Air Quality Group Pte. Ltd., PT Spektris Metalab, SKK MIGAS,  dan PT. Pusaka Jaya Inti Servis.

Pameran yang menempati hal C didukung oleh asosiasi seperti,  Indonesia Welding Engineering Society, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia),  Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia), dan Indonesia Boiler Turbine Assosiation.

Menyusul Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia,  Asosiasi Industri Perlampuan Indonesia), Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia), Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia, The Electrical and Electronics Assosiation of Malaysia.

Selamat berpameran ya Iravernia Karen dan kawan-kawan. Kita dukung proyek energi minim gunakan robot dan warga berpeluang jual listrik ke PLN.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *