Energi, Renewable Sources

Produksi Besi dan Baja tanpa Emisi Siap Mendunia, Hasil Kolaborasi Berbagai Pihak

Written by Marinus L Toruan · 2 min read >

Perusahaan SSAB Oxelösund siap mengirimkan produksi besi dan baja yang bebas emisi. Untuk mendapatkan energi, SSAB tidak menggunakan batubara, kokas, dan fosil yang menghasilkan emisi. 

Produksi Besi dan Baja
Dari kiri Ibrahim Baylan, Menteri Perdagangan dan Industri Swedia; Martin Lindqvist, Presiden dan CEO SSAB;  Jan Moström, Presiden dan CEO LKAB; dan Anna Borg, Presiden dan CEO Vattenfall. Mereka  mendirikan Hybrit atau Hydrogen Breakthrough Ironmaking Technology. Produksi besi dan baja tanpa emisi siap mendunia (Foto/@: SSAB Oxelösund)

Penulis/editor: Marinus L. Toruan

mmINDUSTRI.co.id – SSAB Oxelösund sudah memproduksi baja bebas fosil dan ini merupakan capaian yang pertama di dunia. SSAB telah mengirimkan produknya kepada para pelanggan. 

Pengiriman produk merupakan pengujian dan langkah penting menuju rantai nilai produksi besi dan baja yang sepenuhnya bebas fosil—inilah awal tonggak kemitraan melalui proyek  Hybrit yang digarap bersama tiga perusahaan SSAB Oxelösund, LKAB, dan Vattenfall.

Pada bulan Juli 2021, SSAB Oxelösund sukses menggulung baja pertama yang diproduksi dengan menggunakan teknologi Hybrit atau Hydrogen Breakthrough Ironmaking Technology.

Dengan teknologi itu maka 100 persen produk baja dengan hidrogen yang diproduksi  bebas fosil, bukan menggunakan batu bara dan kokas, dan hasilnya jauh yang baik. Perusahaan SSAB Oxelösund yang berlokasi di Swedia itu telah mengirimkan produk baja pertama bebas emisi ke grup Volvo.

“Tiap industri khususnya industri baja menghasilkan emisi besar. Kita tertantang  membuat solusi dengan mendorong transisi dan menjadi negara kesejahteraan bebas fosil, dan ini yang  pertama di dunia. Kolaborasi antarpebisnis, universitas, dan sektor publik sangat penting,” papar Ibrahim Baylan, Menteri Perdagangan dan Industri Swedia.

Kolaborasi SSAB, LKAB, dan Vattenfall menggarap proyek  Hybrit yang  mendorong pengembangan seluruh industri dan merupakan model kerja sama internasional, lanjut  Ibrahim Baylan yang dirilis oleh SSAB Oxelösund belum lama ini.

“Produk baja bebas fosil pertama di dunia tidak hanya merupakan terobosan bagi SSAB, tetapi juga merupakan bukti  untuk melakukan transisi, dan secara signifikan mengurangi jejak karbon global industri baja. Kami berharap teknologi ini menginspirasi perusahaan lain untuk mempercepat transisi hijau,” imbuh Martin Lindqvist, Presiden dan CEO SSAB.

Bagi Presiden dan CEO LKAB,  Jan Moström, produk baja bebas fosil itu merupakan tonggak dan langkah penting sehingga mampu menciptakan rantai nilai yang sepenuhnya bebas fosil dari tambang hingga baja. Pihaknya menyebut,  bersama itu memungkinkan perjalanan lebih lanjut.

“Dengan industrialisasi teknologi ini di masa depan dan membuat transisi ke produksi besi spons pada skala industri, memungkinkan industri baja untuk melakukan transisi. Ini adalah hal terbesar yang dapat kita lakukan bersama untuk memperbaiki iklim,” tandas Jan Moström, Presiden dan CEO LKAB itu.

Presiden dan CEO Vattenfall, Anna Borg merasa sangat senang dengan kemitraan Hybrit. Mereka melangkah lebih maju dan penting sehingga SSAB dapat memproduksi baja bebas fosil pertama dan mengirimkannya kepada  pelanggan. 

“Hal ini menunjukkan bagaimana kemitraan dan kolaborasi dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi dan membangun daya saing bagi industri. Elektrifikasi berkontribusi untuk memungkinkan kehidupan bebas fosil dalam satu generasi,” ujar  Anna Borg, Presiden dan CEO Vattenfall.

SSAB, LKAB, dan Vattenfall menciptakan Hybrit yakni Teknologi Pembuatan Besi Terobosan Hidrogen sejak tahun 2016. Mereka ingin mengembangkan teknologi untuk pembuatan besi dan baja bebas fosil. 

Pada Juni 2021, ketiga perusahaan itu memamerkan besi spons tereduksi hydrogen yang baru pertama di dunia—merupakan produksi di pabrik percontohan Hybrit di Luleå, Swedia. 

Besi spons pertama telah digunakan untuk memproduksi baja pertama yang dibuat dengan teknologi terobosan itu. 

Tujuan utama adalah untuk mengirimkan baja bebas fosil ke pasar dengan an mennunjukkan hasil  teknologi pada skala industri pada tahun  2026. 

Dengan menggunakan teknologi Hybrit, SSAB berpotensi mengurangi total emisi karbon dioksida di  Swedia sekitar sepuluh persen. Di Finlandia mencapai tujuh persen.

Semoga teknologi ciptaan perusahaan di Swedia ini menginspirasi produsen baja dan besi baja di Indonesia, seperti PT Karakatau Steel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *