Energi, Renewable Sources

Olah Potensi Energi Terbarukan, Tunda Energi Nuklir

ShareNegara-negara di Eropa, seperti Jerman telah olah potensi energi terbarukan, sementara Indonesia memiliki ragam sumber energi seperti CPO. Jerman memulai penyimpanan energi...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
potensi energi terbarukan

Negara-negara di Eropa, seperti Jerman telah olah potensi energi terbarukan, sementara Indonesia memiliki ragam sumber energi seperti CPO. Jerman memulai penyimpanan energi dalam baterei.  

potensi energi terbarukan
Dalam larutan vanadium dalam tangki ini dapat disimpan hingga 20 MWh. Olah potensi energi terbarukan, tunda energi nuklir (Foto/©: TIK Fraunhofer)

Kita sangat berima kasih atas kemurahan Tuhan yang memberi kekayaan luar biasa kepada Indonesia. Meski fosil bakal habis disedot, Indonesia masih mempunyai beragam sumber energi terbarukan.

Contohnya cahaya matahari berlangsung selama 12 jam tiap hari. Demikian juga sumber lain seperti tenaga angin, gelombang laut, panas bumi, beragam tanaman nabati seperti crude palm oil (CPO), bahkan sampah pun merupakan potensi sumber energi terbarukan. 

Sementara Jerman yang penampakan matahari dibatasi oleh iklim, namun berkat pergumulan dan dedikasi para ilmuwan Fraunhofer ICT, negeri yang dipimpin oleh Angela Markel ini telah  memanfaatkan sumber energi terbarukan yang dilaksanakan pada musim gugur sejak 2018. 

Potensi Energi Terbarukan

Mesin rotor berputar yang menghasilkan listrik di Hummelberg dekat kota Pfinztal. Proyek pembangkit listrik garapan Fraunhofer ICT adalah pusat aplikasi berupa turbin angin dan baterai aliran redoks. 

Pencapaian kondisi sempurna yang menandai pembukaan proyek riset bertujuan untuk menyelesaikan atau setidaknya meredam permasalahan (besar) transisi energi dari fosil ke sumber terbarukan.  

Pembangkit listrik yang dapat diperbarui berfluktuasi kuat dan membutuhkan penyimpanan penyangga. Orang tidak boleh mengandalkan navigasi jika seseorang ingin mengunjungi kantor  Institut Fraunhofer yang menangani Teknologi Kimia TIK di kota Pfinztal, Jerman. 

Potensi Energi Terbarukan

Tim ahli mengakui bahwa akses ke jalan baru dan nyaman sebetulnya telah disediakan beberapa tahun silam, namun belum diketahui publik bahwa akses itu merupakan aplikasi. 

Sejak Maret 2017, publik melihat dari jarak tertentu lokasi institut yakni di puncak Hummelsberg lokasi sebuah turbin angin beukuran besar dan telah menghasilkan listrik berputar.

Pemerintahan Angela Markel membuat Undang-Undang Energi Terbarukan dan menjadikan  Jerman sebagai pelopor transisi energi yang menggantikan penggunaan bahan bakar fosil dan energi nuklir. Jerman lebih mengandalkan penggunaan energi berkelanjutan dari sumber energin terbarukan. 

Olah Potensi Energi Terbarukan

Jerman menghentikan energi nuklir mulai tahun 2022 dan memberikan urgensi lebih besar pada perluasan energi terbarukan. Ekspansi Pemerintah Federal Jerman termasuk sangat ambisius dan mengandalkan energi dari bahan nabati seperti bunga matahari. 

Jerman manergetkan bahwa tahun 2050, bagian dari energi terbarukan dalam konsumsi listrik kotor ditingkatkan menjadi 80 persen. Hingga tahun 2016, pemanfaatan energi terbarukan mencapai 32 persen dengan 191 terrawatt jam.

Persoalan adalah tiupan angin yang terbatas di Jerman. Sementara waktu beban puncak angin dan energi matahari seringkali tidak seimbang dengan permintaan konsumen yang meningkat pada waktu-waktu tertentu. 

Dan energi dari sumber regeneratif hanya dapat direncanakan dan dikendalikan sampai batas tertentu. Bagaimana mengatasinya?

Untuk menstabilkan campuran listrik, pembangkit listrik lain harus dimatikan atau dioperasikan  atau diimpor dari negara-negara tetangga. 

Energi Terbarukan di Jerman

Tim peneliti mengakui bahwa masalah utama energi terbarukan di Jerman bukan karena kuantitasnya, namun justru fluktuasi besar terjadi di bagian produksi. Dan masalahnya bertambah besar manakala pelanggan meminta aliran listrik yang lebih tinggi.

Bagaimana solusinya? Lakukan aliran dari turbin angin ke toko-toko ungkap tim pakar. Solusi  masalah pasokan ini dikhususkan untuk proyek penelitian baterai yang disebutkan RedoxWind milik Fraunhofer ICT yang berlokasi di Pfinztal dekat kota Karlsruhe. 

Lembaga Fraunhofer demikian aktif di semua bidang penelitian teknologi baterai. Contohnya Proyek RedoxWind menyedot dana sebesar Euro 19 juta. Pemerintah Federal membantu Euro 16 juta dan sisanya ditanggung oleh Fraunhofer. 

“Penyimpanan desentralisasi yang terintegrasi dengan grid untuk energi terbarukan berfluktuasi dapat dilakukan dengan teknologi agar pasokan energi berkelanjutan terjamin pada waktu-waktu selanjutnya,” kata Nicole Hoffmeister Menteri Urusan Ekonomi Baden-Württemberg. 

Penggunaan aplikasi skala besar untuk menyimpan energi listrik merupakan salah satu tantangan utama teknologi energi. Teknologi energi merupakan kebutuhan yang semakin mendesak. 

“Proyek penelitian ini bertujuan untuk menggunakan sebanyak mungkin energi terdesentralisasi secara efisien dengan mengandalkan aplikasi  buatan lokal,” jelas Prof. Dr. med. Jens Tübke, Manajer Area Produk untuk Elektrokimia Terapan. 

Tim peneliti mengembangkan baterai aliran redoks yang diperluas secara berurutan ke skala yang lebih besar di Jerman.  Baterai menyimpan arus secara elektrokimia dalam media cair. Sistem ini sangat sesuai untuk penyimpanan energi stasioner. 

Penyimpanan Energi

Karena penyimpanan energi dalam tangki eksternal, daya baterai dapat diskalakan terlepas dari kapasitasnya. Jumlah elektrolit menentukan kapasitas baterai dan luas serta jumlah tumpukan—masing-masing enam tumpukan sel yang daya baterai saling berhubungan. 

Baterai aliran redoks memiliki kepadatan energi yang lebih rendah daripada baterai timbal-asam. Sementara masa pakainya hampir sepuluh kali lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem lithium-ion. 

“Aspek lain yang bagus adalah pengecualian vanadium yakni dasar solusi penyimpanan atas semua bahan baku yang diperlukan dan tersedia di Jerman,” kata Tübke. 

“Sejauh ini, sama sekali tidak perlu untuk penyimpanan sebesar ini,” jelas Prof. Dr. med. Jens Tübke. “Sementara itu, itu telah berubah,” sambungnya. 

Menyimak rencana Jemman untuk menghentikan pengembangan energi berbasis nuklir, Indonesia berpeluang menunda energi nuklir, dan justru mengolah potensi energi terbarukan

Indonesia telah membuktikan dengan meluncurkan produk B30 dan sedang disiapkan B40—bahan energi terbarukan dari CPO.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *