Distribusi, Energi

Penggunaan Pompa Panas Lebih Ramah Lingkungan dan Efisien

SharePenggunaan pompa panas lebih ramah lingkungan dan efisien. Efek rumah kaca memberikan konstribusi besar terhadap pemanasan global. Eropa menyepakati menghilangkan F-gas. Penggunaan...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Penggunaan Pompa Panas Lebih Ramah Lingkungan dan Efisien

Penggunaan pompa panas lebih ramah lingkungan dan efisien. Efek rumah kaca memberikan konstribusi besar terhadap pemanasan global. Eropa menyepakati menghilangkan F-gas.

Model distributor yang baru dikembangkan berdasarkan adopsi dari cabang-cabang pohon untuk menghasilkan energi. Penggunaan pompa panas lebih ramah lingkungan dan efisien (Foto/©: Fraunhofer ISE)

Penggunaan propane heat pump atau pompa panas menjadikan energi di lingkungan dapat digunakan untuk mengasilkan  pemanasan (energi) yang baru dan lebih maksimal.

Pompa panas ini memiliki tungku propana yang lebih efisiensi  dengan sistem pemanas hibrida. Penggunaan pompa panas diprekdiksi bakal mendominasi pasar dan menggeser mesin pompa  tradisional yang selama ini digunakans ebagai pembangkit listrik di banyak negara.

Contohnya tarif listrik yang cukup konsisten menurunkan hingga di bawah Rp1.400.000 per galon dengan menggunakan pompa panas. Pompa ini tepat digunakan sebagai generator ketika listrik padam.

Suatu pompa (genset) biasanya dioperasikan dengan alat pendingin sintetis yang mengandung gas rumah kaca berfluorinasi (F-gas) yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Bagaimana mengatasinya?

Para peneliti di  Fraunhofer mengembangkan pompa panas (energi) sebagai bagian dari gabungan alat (mesin) yang propananya digunakan sebagai pengganti.

Hasil penggantian itu membuat pompa lebih ramah terhadap lingkungan atau dapat digunakan sesuai iklim setempat,  dan penggunaan energi lebih efisien.

“Pemanasan air membutuhkan sekitar 40 persen energi. Pembakaran bahan bakar fosil yang berkualitas tinggi seperti gas atau minyak merupakan pemborosan yang tidak masuk akal, dan berbahaya terhadap iklim dan lingkungan,“ ungkap Dr. med. Marek Miara, Koordinator Pompa Panas di Institut Fraunhofer untuk Sistem Energi Matahari ISE di Freiburg.

Marek Miara menambahkan bahwa pompa panas mengubah satu unit energi penggerak listrik—sering kali menggunakan energi terbarukan—menjadi tiga hingga lima unit energi termal—sepenuhnya  CO2 yang netral.

Hal itu  menjadikan elemen penting dalam pompa panas terimplementasi transisi energi. Sebuah pompa panas bekerja dengan cara yang mirip dengan kerja kulkas.

Alat refrigeran dalam menyerap panas di dalam kulkas yang kemudian mengeluarkan udara panas itu ke luar dari kulkas.

Sementara panas yang berasal dari dinding belakang kulkas yang menguap tidak digunakan—terbuang begitu saja sehingga panas itu diekstraksi dengan pompa panas dari bumi, air tanah atau udara sekitar digunakan untuk pemanasan atau untuk persiapan air panas.

Untuk tujuan ini, refrigeran yang dipanaskan dan diuapkan ditekan, sehingga meningkatkan temperatur dan tekanannya.

Gas refrigeran panas melepaskan panasnya ke air dan kemudian mengembun.

Air hangat mengalir ke lantai pemanas, radiator atau tangki air panas dan pendingin, cairan pendingin mengalir kembali ke evaporator, di mana ia menyerap energi panas lagi.

Siklus itu berulang kembali. Sebagai zat pendingin, campuran sintetik yang umum digunakan yakni mengandung gas rumah kaca (F-gas) yang berpolusi. Gas ini ditulis dalam rumus Kimia dengan HFCs.

Menurut laman Wikipedia, gas terfluorinasi (F-gas) merupakan gas buatan manusia yang mampu  bertahan dan berada di atmosfer selama berabad-abad dan berkontribusi pada efek rumah kaca global yang menyebabkan pemanasan global.

F-gas terdiri dari hidrofluorokarbon (HFCs), perfluorokarbon (PFC), sulfur hexafluoride (SF6),  dan nitrogen trifluoride (NF3).

Hydrofluorocarbons (HFCs) digunakan di berbagai sektor seperti pendingin di mesin pendingin, pendingin udara dan peralatan pompa panas, bahan peniup busa, sebagai pelarut; dan dalam alat pemadam kebakaran dan aerosol.

Pada Juni 2014, Komisi Eropa memutuskan bahwa penggunaan F-gas harus dihapus. Tim peneliti mencari alternatif alami yang ramah lingkungan dari refrigeran sintetis.

Penggantinya propana dan semakin banyak digunakan dalam sistem pendingin udara dan sistem pendingin. Sambutan masyarakat di Jerman (contohnya) terhadap pompa panas baru ini cukup signifikan.

Meskipun propana masih memiliki sifat termodinamika yang sangat baik, namun mesin ini mudah terbakar. Akan tetapi, tim peneliti menggap hal itu merupakan tantangan agar dapat digunakan dalam siklus yang kondisif terhadap lingkungan.

“Jika ingin menggunakan propana, Anda harus menjaga jumlah zat pendingin serendah mungkin untuk mengurangi risiko keamanan,” kata dr. Lena Schnabel, Kepala Departemen Teknologi Pemanasan dan Pendinginan di Fraunhofer ISE.

Kita sebaiknya menyadari bahwa  penggunaan pompa panas lebih ramah lingkungan dan efisien merupakan keharusan agar bumi yang kita huni terhindar dari pemanasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *