Inspiration, MICE

Penderita Jantung dapat Berolah Raga dan Naik Sepeda, Ikuti Saran Ahli

ShareApakah  penderita jantung dapat berolah raga dan naik sepeda? Ikuti sistem kesehatan terukur, penderita leluasa mengetahui detak jantungnya dan dokter pun mudah...

Written by Rayendra L. Toruan · 1 min read >

Apakah  penderita jantung dapat berolah raga dan naik sepeda? Ikuti sistem kesehatan terukur, penderita leluasa mengetahui detak jantungnya dan dokter pun mudah memantau pasien.  

Aplikasi khusus memberi pasien ikhtisar tentang data kesehatan pasiej dan mengirimkannya melalui server ke dokter yang dapat mengirimkan rekomendasi aktivitas atau saran sebagai balasan kepada pasien tanpa harus berjumpa. (Foto/©: Fraunhofer FOKUS)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Tiap pasien misalnya penderita jantung harus mandiri mengelola kesehatannya tanpa bergantung sepenuhnya pada dokter. Misalnya kegiatan berolah raga, tentu saja pasien mendapat arahan dokternya.  

Apakah seseorang harus berolah raga dengan teratur agar hidup sehat? Apakah bersepeda atau kegiatan  goes bisa berlebihan? Pertanyaan ini sering dilontarkan oleh pasien penderita sakit jantung, tumor, dan bermasalah dengan  ortopedi. 

Bagaimana pendapat para ahli?  Di masa mendatang, “Sistem Kesehatan Terukur” hasil inovasi  para ahli di Fraunhofer Institute for Open Communication Systems FOKUS—yang memungkinkan  dapat membantu  tiap individu guna menjawab pertanyaan di atas.  

Sistem Kesehatan yang terukut itu menggunakan gelang kebugaran untuk mendeteksi tanda-tanda atau sinyal vital  yang ditandai pergerakan denyut nadi, dan selanjutnya memproses data itu secara statistic.

Data itu dikirimkan kepada dokter yang menangani pasien, dan selanjutnya menetapkan capaian dan tingkat kesehatan individu berdasarkan informasi tadi. 

Konsep “Sistem Kesehatan Terukur” itu telah digelar oleh grup Fraunhofer pada pameran bertajuk  MEDICA yang berlangsung di Dusseldorf, Jerman, pertengahan November 2022.

Jika jantung tidak memompa cukup oksigen ke seluruh tubuh, maka seseorang sering merasa khawatir karena terlalu banyak atau sering memberi tekanan pada tubuhnya saat merasa oksigen berkurang.  

Sedangkan pasien dengan kondisi jantung yang kurang fits dan orang yang pernah menderita kanker atau bermasalah dengan  ortopedi ternyata cenderung santai saja. 

Apakah cukup sehat jalan-jalan atau naik sepeda? Sebaiknya jangan lakukan itu! Akan tetapi, pasien menjadi lebih aktif asalkan tidak berlebihan—merupakan bagian penting dari proses pemulihan. 

Oleh karena itu, bagi sebagian besar pasien, bertanya,  “Berapa seringkah yang harus saya konsumsi?” tidak begitu mudah menjawab pertanyaan itu, terutama ketika mereka kurang lebih sendirian setelah tinggal di rumah sakit dan sedang menjalani proses rehabilitasi.

Selalu bermain aman

Di masa mendatang, Quantified Health System panduan buatan Fraunhofer FOKUS dapat membantu pasien untuk mendapatkan keseimbangan yang tepat yakni: menjaga tubuh diri sendiri dan tetap aktif atau berkegiatan seperti berolah raga. 

“Sistem Kesehatan Terkuantifikasi memberi pasien dan staf medis wawasan berkelanjutan tentang tanda-tanda vital dalam diri pasien dan kondisi kesehatan saat ini,” ungkap Dr Anne Grohnert, Kepala kelompok penelitian Telehealth Technologies bagian dari Fraunhofer FOKUS. 

Ingatlah prinsip ini bahwa pasien memakai gelang kebugaran atau jam tangan pintar yang dapat mendeteksi tanda-tanda atau alat vital seperti organ tubuh, dan mengirimkan data berupa informasi yang sesuai dan tepat  ke perangkat aplikasi smartphone khusus. 

Pasien dapat menggunakan aplikasi itu untuk memantau data mereka sendiri.

Pasien leluasa melihat jumlah Langkah yang telah ditempuh dan denyut pada nadi saat berolah raga serta mencatat berat badan dan tekanan darah dalam tubuhnya.  

Baca: Manfaat Aplikasi dalam Gelang, Mendekatkan Pasien dengan Dokter 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *