MARINE JOURNAL, Maritime-Tech

Peluang Bisnis di Laut dan Roadmap 2050 Maritim Jepang

SharePeluang bisnis di laut dan roadmap 2050 maritim Jepang, apa dampaknya terhadap tol laut yang dimulai sejak tahun 2015? China demikian intensif...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
Peluang Bisnis di Laut

Peluang bisnis di laut dan roadmap 2050 maritim Jepang, apa dampaknya terhadap tol laut yang dimulai sejak tahun 2015? China demikian intensif kembangkan jalur sutera. Peran radar, robot, dan teknologi digital di kapal kian penting.

Peluang Bisnis di Laut
Kapal digital hasil percobaan Fraun: model desain 3D berisi semua informasi tentang geometri, bahan dan fungsi. Peluang bisnis di laut dan roadmap 2050 maritim Jepang (Sumber foto/©:  Fraunhofer IGD)

Bisnis di laut bukan sekadar membuka trayek kapal yang menghubungkan pulau dan pelabuhan.  Beragam potensi dan peluang bisnis yang dapat dieksplorasi yang berhubungan dengan maritim.

Tim ahli di Fraunhofer misalnya demikian intensif melakukan penelitian yang berkaitan dengan pelapis biomimetik untuk lambung kapal, teknologi deteksi radar atas korban kapal yang tenggelam atau karam.

Bahkan tim ahli memaksimalkan peran robot yang inovatif dengan bantuan sensor cerdas yang digunakan pada proses pembuatan kapal—banyak hal yang berkaitan dengan maritim disuguhkan dari hasil penemuan.

Penelitian yang dilakukan oleh lembaga Fraunhofer demikian luas seperti efisiensi, apa dampak lingkungan yang ditimbulkan pelayaran laut—termasuk perspektif terpadu tentang digitalisasi, otomatisasi, dan pengembangan teknologi manufaktur baru dalam konteks Industri 4.0.

Tujuh lembaga riset di Fraunhofer bersatu dalam pembentukan  satu uni kerja yang disebut  Waterborne Group yang bertugas menciptakan teknologi solusi—berguna untuk perusahaan pelayaran, galangan kapal, pelabuhan, penyedia layanan logistik, dan industri pasokan maritim.

Kantor pusat Fraunhofer yang menangani layanan dan logistik maritim yang berlokasi di Hamburg, Jerman, menangani pekerjaan teknologi pelapisan lambung baru yang bersifat biomimetik.

Pembentukan lapisan pada lambung itu  terbentuk dari pengambangan pakis dan diperlihatkan di tempat gelaran di sekitar satu kolam. Para pelaku industri pelayaramdapat menyaksikan displai beberapa sampel hasil penelitian tim ahli.

Sementara, The Fraunhofer Institute for Computer Graphics Research IGD melakukan penelitian yang berlokasi di Rostock—hasil penelitian tentang penggunaan komputasi secara visual di industri pelayaran.

Awal September 2018, lembaga Fraunhofer IGD menyuguhkan data aktual yang memungkinkan pengguna mudah mengakses berbagai informasi dalam bentuk virtual, misalnya di bidang desain yang berkaitan dengan sektor maritim.

Institut Fraunhofer yang menangani Teknologi Media Digital IDMT yang berlokasi di Oldenburg  menawarkan beragam pengalaman langsung kepada para pelaku instri maritim.

Contohnya, sering terjadi situasi yang berbahaya di sektor maritim—termasuk bencana kapal dan insiden yang terjadi di laut seperti teknologi komunikasi yang penggunaannya tidak jelas. Lembaga seperti Fraunhofer IDMT mengembangkan platform pelatihan bari para pelaku industri pelayaran.

Para peneliti di International Maritime Organization mengelaborasi Standard Marine Communication Phrases  menjadi bentuk dialog, tools sebagai basis pelatihan yang diapat  dilakukan secara online.

Sementara itu, The Fraunhofer Institute for Manufacturing Technology dan Advanced Materials IFAM di Bremen, Jerman menyuguhkan hasil penelitiannya tentang permukaan baru pada lambung kapal yang disajikan dalam model sebuah kapal untuk memudahkan pelaku industri pelayaran memahami.

Selain itu, para peneliti mempresentasikan informasi tentang lokasi uji di Helgoland dan Sylt, dan situs-situs ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah terhadap korosi.

Juga bagaimana cara  perlindungan terhadap kebusukan material  di bawah kondisi lingkungan yang asli misalnya saat kapal berada di lautan. Program utama tim ahli bertujuan untuk menemukan korban dan bagaimanca cara  menyelamatkan dan mengevakuasi korban kapal karam di perairan.

Tim ahli mengakui jika ombak di laut semakin tinggi, semakin sulit melihat dan menemukan korban. Untuk itulah peranan The Fraunhofer Institute for High-Frequency Physics dan Radar Techniques FHR yang berlokasi di Wachtberg, Jerman.

Kedua lembaga milik Fraunhofer itu memberikan kontribusi signifikan ke konsorsium riset yang mampu mengembangkan solusi baru untuk mendeteksi orang/korban  atau objek lain yang berada di dalam air laut.

Radar menangkap sinyal termodulasi dengan frekuensi yang dihasilkan oleh transponder baru dan mampu mengidentifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan teknologi—termasuk orang atau objek itu berada di antara (kerumunan) benda-benda lainnya.

Apakah di sektor miritim terdapat bidang manufaktur? Kenapa tidak, robot dan sensor merupakan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh para pelaku manufaktur. Contohnya robot  dengan kandungan teknologi terbaru yang digunakan ketika produksi peralatan industri maritim.

Penggunaan panduan sensor cerdas dan pemrosesan gambar yang inovatif dilakukan sepenuhnya oleh robot secara mandiri—merupakan tonggak teknologi baru menuju era kelangsungan komersial di sektor maritim.

Tim ahli pun menemukan teknologi yang inovatif berguna untuk mengurangi getaran di kapal saat berlayar di laut. Penemuan teknologi itu merupakan bagian peluang bisnis.

Contohnya, getaran dan osilasi pada penggerak kereta dari unit utama dan tambahan menyebabkan efek sekunder yang merugikan seperti emisi aus dan peningkatan kebisingan yang menimbulkan penyusutan masa pakai kapal.

Bagaimana mengatasinya? Lembaga  Fraunhofer LBF mengembangkan toolbox analitik, komputasi untuk mengoptimalkan dan menciptakan solusi yang andal.

Teknologi digital hasil penemuan tim ahliFraunhofer merupakan inspirasi bagi stakeholders sektor maritim di tanah air. Sejak tahun 2015, Indonesia telah membuka 15 trayek dan menambah 3 trayek baru tol laut pada tahun 2018.

China demikian intensif membangun  jalur sutera agar potensi bisnis pelayaran masuk ke kantong negeri Panda ini. Sementara Jepang sudah memiliki roadmap kemaritiman hingga tahun 2050.

Beragam peluang bisnis yang potensinya sangat besar di sektor maritim. Oleh karena itu, Indonesia harus kreatif mengeksplorasi  peluang bisnis di laut dan memodivikasi roadmap 2050 maritim Jepang untuk kejayaan bahari kita.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *