Tekunlah belajar maka peluang alumni QuBisa menjadi chief executive officer (CEO) di usaha rintisan sangat besar. Seperti pemilik Modalku mendapat suntikan dana sebesar US$294 juta—memulai usaha dari yang sederhana.
Penulis: Emilezola Sihombing Editor: Marins L Toruan
mmINDUSTRI.co.id – Menapaki sebuah bisnis hingga sukses bergantung pada passion dan tekad pelakunya sendiri.
Salah satu kunci pembuka pintu sukses adalah kepemilikan kompotensi dan keterampilan untuk memulai binsis.
Untuk membantu mewuudkan impian anak-anak muda, lembaga yang bernama QuBisa sebagai salah satu penyedia platform pembelajaran secara online—diakui di Indonesia, menawarkan beragan pelatihan bagi anak-anak muda yang mendambakan masa depan cerah.
Lembaga ini proaktif dan turut serta dalam pelbagi peran untuk menyediakan pendidikan praktis di Indonesia.
Contohnya belu lama ini, diselenggarakan webinar CEO: Kisah Sukses Startup Memberdayakan UMKM di Asia Tenggara—merupakan kegiatan yang diikuti oleh ratusan peserta melalui lintas Zoom.
Pembicara adalah Reynold Wijaya, Co‐Founder & CEO Modalku & Fundings dan Suwardi Luis, CEO Qubisa yang dipandu oleh Lika Satvarini, CEO Lively Academy.
Webinar itu dilaksanakan dengan format talk show dan kedua pembicara mampu berbagi ilmu dan berdiskusi tentang cara terbaik membangun usaha startup.
Reynold memberikan beberapa insight terkait kriteria bagaimana seseorang menjadi CEO start‐up—visioner dalam menghadapi perkembangan zaman yang selalu terus berubah, membangun mental setangguh baja agar selalu berani da kuat menghadapi kegagalan sebagai awal musim
keberhasilan.
Ia menguraikan tip dan panduan yang secara konsisten mengembangkan startup berdasarkan pengalaman Reynold Wijaya membangun Modalku dengan capaian sukses yang ditandai kucuran dana senilai US$294 juta.
Sejak 16 Februari 2022, grup Modalku yang terdiri dari Funding Societies, platform pendanaan digital Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Asia Tenggara yang mendapatkan US$294 juta dalam ronde pendanaan Seri C+ yang menarik perhatian banyak investor.
Dana itu memperkuat posisi grup Modalku sebagai pemimpin dalam pendanaan digital regional. Dana digunakan perusahaan untuk mengelola pengeluaran serta meningkatkan layanan B2B payments bagi para pelaku UMKM di Asia Tenggara.
Setelah tujuh tahun bergerak, grup Modalku memiliki lisensi di empat negara meliputi Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan tela sukses beroperasi di Vietnam.
Hingga saat ini, grup Modalku telah menyalurkan pendanaan usaha lebih dari Rp29,4 triliun kepada lebih dari 4,9 juta transaksi pinjaman UMKM di lima negara di Asia Tenggara.
Dengan keberhasilan Modalku ini, QuBisa yang berfokus pada bidang edukasi pun terinspirasi untuk dapat membagikan tip sukses sosok di balik Modalku kepada masyarakat luas.
Para pembicara mengupas tuntas hal‐hal yang harus dimiliki oleh CEO startup supaya mampu bertahan di lingkungan yang kompetitif dan cepat berubah.
Melalui even itu penyelenggara mempersiapkan lulusan baru dan profesional muda untuk menjadi lebih kompeten dan kompetitif di antara Masyarakat Ekonomi Asean.
Para pembicara menguraikan pengertian dan pemahaman publik, utamanya generasi muda, tentang cara berkarya dan berusaha menjadi sukses di usia muda.
Pembicara menggambarkan wirausaha seperti bidang keuangan kepada kalangan akademisi, mahasiswa, generasi muda, dan masyarakat umum yang berasal dari berbagai daerah dan luar Indonesia.
Qubisa merupakan diksi Aku Bisa, Kamu Bisa. Mengingat dunia, termasuk Indonesia, masih dalam masa pandemi maka pola kerja hybrid menjadi solusi yang diterapkan berbagai perusahaan untuk beraktivitas.
Pola kerja hybrid adalah kombinasi antara kerja di kantor dan bekerja secara remote atau work from home. Dengan penerapan pola kerja hybrid, maka hal itu memengaruhi pola komunikasi perusahaan.
Fakta yang tak bisa dihindari, bekerja dalam satu bangunan kantor saja sering terjadi miskomunikasi, apalagi kalau bekerja dari lokasi yang berjauhan. Oleh sebab itu, komunikasi harus tetap berlangsung dengan baik selama penerapan pola kerja hybrid.
Beberapa tip komunikasi dunia kerja berikut ini layak dipertimbangkan.
Tentukan media komunikasi yang digunakan. Pola kerja hybrid membuat para karyawan tak bisa saling bertatap muka seperti biasanya.
Alhasil, komunikasi yang selama ini dilakukan secara langsung pun tak bisa lagi diandalkan. Oleh sebab itu, diperlukan media komunikasi karyawan yang secara khusus dipilih untuk menjadi jembatan antarpara karyawan agar dapat tetap berkomunikasi dengan baik.
Dalam menentukan media komunikasi, sebaiknya dilakukan analisis mengenai media komunikasi terkini yang bisa digunakan oleh para karyawan yang dalam posisi bekerja remote.
Misalnya, media komunikasi yang paling nyaman untuk kebutuhan meeting atau sesi brainstorming, pilihan media komunikasi melalui video conference, dan sebagainya.
Kemudahan untuk mengakses media komunikasi, terutama oleh para pekerja yang dalam posisi work from home, membuat karyawan tetap bisa berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan perusahaan.
Dengan tetap terjalinnya komunikasi yang baik, maka perusahaan bisa membantu meminimalkan terjadinya miskomunikasi maupun miskonsepsi dalam penyelesaian proyek dan pekerjaan.