Energi, Storage

Pelabuhan Gas Hijau di Wilhelmshaven, Merupakan Inisiasi TES

ShareSedang dibangun pelabuhan gas hijau di Wilhelmshaven, Jerman. Pelabuhan itu diperuntukkan untuk menampung gas hijau impor yang memenuhi kategori dan ketentuan konsep...

Written by Marinus L Toruan · 3 min read >

Sedang dibangun pelabuhan gas hijau di Wilhelmshaven, Jerman. Pelabuhan itu diperuntukkan untuk menampung gas hijau impor yang memenuhi kategori dan ketentuan konsep green hydrogen. Kapan TES bekerjasama dengan Indonesia? 

Sistem loop tertutup terus menerus TES CO2–gambar resolusi tinggi tersedia di sini. (Foto/@: TES)

Penulis/editor: Marinus L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Dari Brussels manajemen perusahaan Tree Energy Solutions (TES) mengabarkan tentang dimulainya percepatan rencana pembangunan pelabuhan Wilhelmshaven, Jerman. Pelabuhan itu nantinya menjadi pusat skala dunia untuk mengimpor produk-produk gas hijau. 

Melalui sistem dan teknologi, pelacakan yang cepat mampu menyediakan keamanan energi alternatif untuk Jerman dan Eropa sambil mempercepat pertumbuhan impor gas hijau dari waktu ke waktu. 

Pelabuhan Gas Hijau

Dengan penerapan konsep Hidrogen Hijau sebagai inti, terminal gas hijau di  Wilhelmshaven berkelanjutan, netral karbon, dan transisional, memenuhi persyaratan energi jangka pendek dan jangka Panjang sesuai ketentuan  pemerintah Jerman.

Pusat energi hijau yang dibangun di Wilhelmshaven sekaligus mengakomodasi LNG sebagai sumber pasokan energi perantara mengingat krisis energi yang terjadi saat ini

Proyek Wilhelmshaven milik TES yang dimulai pada 2019, akan memainkan peran penting yang lebih signifikan dalam mengirimkan energi ke Jerman dan berkontribusi pada strategi energi Eropa secara berkelanjutan sambil merangsang pertumbuhan ekonomi material untuk ekonomi regional.

Pihak TES menegaskan bahwa percepatan proyeknya akan sepenuhnya konsisten dan mendukung prioritas strategis keberlanjutan dan diversifikasi pasokan energi, dengan mengakomodasi penanganan impor gas di samping impor gas hijau pada tahap awal. 

Manajemen TES berharap bahwa aksi ini bahkan dapat mempercepat kemungkinan untuk mencapai tujuan keberlanjutan Jerman tetapi juga mencegah aset yang mungkin terlantar di masa depan.

“Kami sedang merencanakan pekerjaan lebih lanjut untuk memastikan dimulainya operasional tahap satu pada musim dingin 2025 dalam skala besar,” ungkap Paul van Poecke, Pendiri dan Direktur Pelaksana di TES.

Paul van Poecke menyatakan alasannya mengingat skala penuh yang direncanakan yakni 6 tangki independen yang dikombinasikan dengan 6 tempat berlabuh dengan menggunakan pendekatan baru yang berdampak terhadap lingkungan yang secara visual tampak minim.

Pihak TES bersedia secara konstruktif mengakomodasi para importir gas alternatif dan tetap memastikan akses pihak ketiga yang sejalan dengan peraturan yang telah diterapkan oleh Ditjen Energi Jerman saat ini. 

TES  senang menerima peran pihak lain dengan syarat dapat mempercepat proyek. Kontribusi pihak luar tidak membahayakan rencana energi  yang bersih dan hijau dalam jangka panjang yang merupakan inti misi DNA TES. 

“Manajemen TES percaya bahwa mengelola krisis saat ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga target iklim jangka panjang akan tercapai tanpa kompromi. Proyek TES-Wilhelmshaven merupakan proyek unik yang dapat kta lakukan,” tandas Paul van Poecke, Pendiri dan Direktur Pelaksana di TES.

Bagaimana keamanan pasokan bagi Eropa? 

Paul van Poecke menjawab, “Proyek TES-Wilhelmshaven yang dengan kemampuannya untuk mencapai rencana Jerman dan Eropa guna melakukan dekarbonisasi secara berkelanjutan pada skala industri. Kami hati-hati menavigasi krisis energi saat ini.”

Pihak TES ingin mendorong transisi energi dengan tujuan membuat pasokan energi  Jerman netral CO2. Dengan cara ini selanjutnya akan dicapai dengan mengembangkan Wilhelmshaven sebagai pusat energi hijau. Perkembangan terakhir tidak mengganggu target energi yang harus dipenuhi pada tahun 2045. 

Seorang penhamat, Bundeskanzler Scholz menyebutkan cara Jerman melihat untuk mendukung pengembangan terminal impor di Wilhelmshaven yang sepenuhnya berpotensi hidrogen. 

TES percaya bahwa proyek Wilhelmshaven yang sepenuhnya berkelanjutan layak mendapatkan setidaknya dukungan yang sama jika tidak lebih kuat dibandingkan dengan inisiatif terminal LNG tradisional sebagai alternatif yang mempertimbangkan krisis iklim yang berlangsung bersamaan.

Proyek ini merupakan inisiatif untuk mempercepat pencapaian dekarbonisasi.

“Tujuan utama dari kebijakan dekarbonisasi Uni Eropa adalah untuk mencapai pengurangan emisi CO2 secepat mungkin dengan biaya serendah mungkin,” papar Otto Waterlander, Chief Commercial Officer TES. 

Pertumbuhan energi baru  terbarukan yang pesat saat ini harus berlanjut. Akan tetapi, hal itu belum mungkin mengganti semua molekul dengan elektron. Dengan hanya 28 persen dari Konsumsi Energi Primer UE sebesar 17.407 TWh yang berasal dari elektron, kita harus fokus pada 78 persen  lainnya untuk mencapai ambisi nol bersih kita. 

Hidrogen hijau yang diimpor oleh TES  secara signifikan mempercepat transisi energi di Jerman dan membantu sektor mobilitas, industri, dan listrik yang mencapai target dekarbonisasi dan memecahkan masalah penyimpanan energi. 

TES Wilhelmshaven Green Energy Hub (Foto/@: TES)

TES memulai ‘pelacakan cepat’ terminal Gas Hijaunya, ‘bagian dari Pusat Hidrogen Hijau’ di Wilhelmshaven untuk mengamankan energi alternatif dan berkelanjutan bagi Jerman

Hal itu akan berdampak langsung pada emisi CO2 dan menghilangkan paparan pelanggan terhadap biaya CO2 yang signifikan. 

“Proyek Wilhelmshaven akan menyumbang 10 persen dari total permintaan energi primer tahunan Jerman pada tahun 2045, kira-kira konsumsi energi tahunan 43 juta rumah tangga di negara tersebut,” urai Otto Waterlander, Chief Commercial Officer TES.

TES Hidrogen hijau akan diproduksi dengan mengutamakan penggunaan tenaga surya, angin, dan air di negara-negara yang memiliki sumber energi terbarukan. Setelah itu CO2 akan ditambahkan untuk membuat CH4 hijau yang akan digunakan sebagai ‘pembawa energi’. 

Kemudian produk diangkut ke Wilhelmshaven dengan menggunakan armada kapal yang dibangun secara khusus. Di Wilhelmshaven, CH4 hijau dapat diubah kembali menjadi hidrogen hijau, dengan CO2 yang dihasilkan ditangkap dan dikembalikan ke negara-negara produsen dengan kapal dalam sistem loop tertutup berkelanjutan, dengan cara ini kami menjamin bahwa CO2 tidak pernah meninggalkan siklus dan kami menghindari emisi GRK.

Pada tahap awal impor gas hijau 25 TWh per tahun, lebih dari setengah juta ton hidrogen dapat diproduksi dan diimpor melalui Pelabuhan  Wilhelmshaven. 

Ini akan meningkat menjadi 250 TWh per tahun dan lebih dari 5 juta ton hidrogen pada tahap akhir. Ini sesuai dengan sepersepuluh dari total permintaan energi primer tahunan Jerman. 

Keluaran energi dari proyek ini berarti bahwa tonggak penting dari strategi perlindungan iklim dan hidrogen Jerman dan Eropa akan tercapai.

TES sedang mengembangkan pusat pasokan dan impor energi di Jerman, Belgia, Belanda, Prancis, Timur Tengah, Kanada, dan Amerika Serikat. 

Tujuan utama untuk mengintegrasikan dan mengoptimalkan rantai pasokan global. 

Kapan  Tree Energy Solutions (TES) bekerjasama dengan Indonesia?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *