AUTO-TECH, Engineering

Mobil Masa Depan Mampu Setir Sendiri dan Mendengar Suara, ITS Membuat i-Car

ShareBagaimana mobil masa depan menyetir sendiri secara otonom tanpa sopir?  Kendaraan yang disebut autonomous driving dapat mendengarkan suara, menghindari tabrakan, dan memberi...

Written by Jeremius Bawono · 3 min read >
Mobil Masa Depan

Bagaimana mobil masa depan menyetir sendiri secara otonom tanpa sopir?  Kendaraan yang disebut autonomous driving dapat mendengarkan suara, menghindari tabrakan, dan memberi area agar ambulans leluasa melintas. Jempol bagi Institut Teknologi Surbaya pembuat i-Car tanpa sopir.

Mobil Masa Depan
Melatih mobil agar mampu mendengar suara. Sirip atap dimodifikasi agar dapat menguji sensor akustik untuk menangkap kebisingan eksternal. Mobil masa depan mampu setir sendiri dan mendengar suara (Foto/©: Fraunhofer IDMT/Hannes Kalter)

Mobil Masa Depan

Kendaraan modern atau mobil masa depan mampu menampilkan berbagai sistem kerja yang canggih seperti parkir sendiri yang dikendalikan dari jarak jauh, memberi peringatan keberangkatan secara otomatis, dan pemberitahuan rasa mengantuk. 

Di masa depan, mobil self-driving yakni mampu melaju tanpa pengemudi juga memiliki kemampuan untuk mendengarkan suara. Bagaimana hal itu terjadi? 

Para peneliti di Institut Fraunhofer untuk Teknologi Media Digital IDMT di Oldenburg, Jerman, sukses mengembangkan sistem prototipe yang mampu mengenali suara-suara eksternal seperti sirene atau bunyi klakson kendaraan lainnya.

Mobil modern dilengkapi dengan sejumlah sistem canggih yang membantu kemudi. Sistem itu dirancang secara khusus untuk mengurangi beban orang yang bertugas di belakang kemudi. 

Fitur seperti parkir otomatis dan pemantauan blind-spot menggunakan kamera, radar, dan teknologi lidar untuk mendeteksi rintangan yang ada atau terjadi di sekitar kendaraan. 

Dengan kata lain, sistem itu menjadikan kendaraan memiliki indra penglihatan yang terus dikembangkan agar semakin sempurna. Diakui oleh tim ahli bahwa mobil belum lengkap dengan indra pendengaran. 

Namun, di masa depan, sistem yang dapat menangkap dan mengidentifikasi suara-suara eksternal dapat diatur untuk memainkan peran kunci—bersama radar cerdas dan sensor kamera—sehingga mobil dapat mengemudi sendiri di jalan tanpa bantuan pengemudi. 

Para peneliti di Fraunhofer IDMT di Oldenburg mengembangkan sistem berbasis atificial intelligence (AI)  yang dapat mengenali kejadian akustik individu. Ini akan memberikan kemampuan bagi kendaraan atau mobil masa depan untuk mendengarkan suara.

“Terlepas dari potensi besar dari aplikasi jenis itu, belum ada kendaraan otonom dilengkapi dengan sistem yang mampu menangkap suara-suara eksternal,” tutur Danilo Hollosi, Kepala Grup Pengenalan Acara Akustik di Fraunhofer IDMT di Oldenburg, Jerman. 

“Sistem seperti itu dapat  mengenali sirene kendaraan darurat yang mendekat. Kendaraan otonom mengetahui arah suara yang terdengar. Mobil bergerak ke arah satu sisi jalan raya dan memberi jalur akses agar kendaraaan seperti ambulans leluasa melintas,” tambah Danilo Hollosi. 

Banyak skenario lain seperti sistem peringatan dini akustik yang memainkan peran penting—saat kendaraan otonom berubah arah di kawasan pejalan kaki atau melintas di kompleks perumahan yang banyak anak kecil sedang bermain.

Kendaraan ini pun mampu mengetahui kerusakan atau situasi yang berbahaya seperti adanya ranjau paku  yang menempel di ban. 

Selain itu, sistem juga dapat digunakan untuk memantau kondisi kendaraan atau berfungsi ganda sebagai telepon darurat yang dilengkapi dengan teknologi pengenalan suara.

Apakah mobil masa depan mampu menganalisis kebisingan dengan algoritma berbasis AI? Tim peneliti justru lebih inovatif menghadapi sejumlah tantangan yang harus dipecahkan. 

Tim pakar, demikian rilis Fraunhofer IDMT mendapatkan beragam pengalaman dari proyek khusus utamnya bidang teknik otomotif dan banyak keahlian interdisipliner. 

Bidang investigasi utama meliputi penangkapan sinyal berdasarkan posisi sensor yang optimal dan pemrosesan awal sinyal, peningkatan sinyal, dan penindasan kebisingan yang melatar belakangi. 

Sistem ini pertama kali dilatih untuk mengenali tanda tangan akustik dari setiap peristiwa suara yang relevan. Ini dilakukan dengan metode mesin pembelajaran yang menggunakan pustaka akustik yang disusun oleh tim peneliti Fraunhofer IDMT. 

Selain itu, Fraunhofer IDMT telah membuat algoritme beamformingnya sendiri. Ini memungkinkan sistem untuk secara dinamis menemukan sumber suara yang bergerak seperti sirene pada kendaraan darurat yang mendekati mobil tanpa pengemudi. 

Hasilnya adalah platform sensor cerdas mampu mengenali suara tertentu. Fraunhofer juga telah menulis algoritme berbasis AI. Ini digunakan untuk membedakan kebisingan tertentu yang dirancang sistem untuk diidentifikasi dari kebisingan latar belakang lainnya. 

“Kami menggunakan mesin pembelajaran,” imbuh Danilo Hollosi. “Dan untuk melatih algoritme, kami menggunakan berbagai macam suara yang diarsipkan.” Fraunhofer dan mitra yakni pelaku  industri telah membuat prototipe awal. 

Tim merencanakan bahwa pengembangan mobil tanpa pengemudi itu harus tercapai kematangan (hasilnya) sesuai dengan kebutuhan pasar pada pertengahan dekade mendatang.

Sistem sensor akustik terdiri dari mikrofon, unit kontrol, dan perangkat lunak. Mikrofon, dipasang di selubung pelindung, dipasang di bagian luar kendaraan, di mana mereka menangkap kebisingan di udara. 

Sensor mengirimkan data audio ke unit kontrol khusus yang kemudian mengubahnya menjadi metadata yang relevan. 

Di banyak area penggunaan lainnya seperti aplikasi keamanan, industri perawatan, dan produk konsumen, data audio mentah langsung diubah oleh sensor pintar menjadi metadata.

Versi modifikasi dari proses berbasis komputer ini untuk mengidentifikasi peristiwa akustik dapat digunakan di sektor sesuai dengan permintaan pasar. 

Aplikasi tersebut mencakup pengendalian kualitas dalam industri manufaktur. Dalam hal ini, sensor akustik bertenaga baterai pintar digunakan untuk memproses sinyal audio dari pabrik dan mesin. Informasi ini dikirim ke prosesor tanpa kabel. 

Atas dasar ini, dimungkinkan untuk menentukan kondisi pabrik produksi sekaligus mencegah kerusakan yang mungkin terjadi. 

Aplikasi lain termasuk sistem pengenalan suara otomatis yang memungkinkan dokumentasi handsfree yang dilakukan oleh teknisi termasuk perawatan turbin.

Sementara itu, Institut Teknologi Surbaya (ITS) meluncurkan kendaraan tanpa pengemudi yang disebut Intelligent Car disingkat i-Car bertepatan pada peringatan ke-75 Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2020. 

Bagaimana ITS merancang bangun dengan teknologi berbasis artificial intelligence dan Internet of Things? Simak penjelasannya pada artikel lain di media ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *