Logistik, Transportasi & Labeling

Mengubah Suara Menjadi Sinyal Audio

ShareMengubah suara menjadi sinyal audio merupakan wujud the future is airborne yang diimpikan oleh para peneliti. Bagaimana kualitas drone hasil rakitan orang...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >
Mengubah Suara Menjadi Sinyal Audio

Mengubah suara menjadi sinyal audio merupakan wujud the future is airborne yang diimpikan oleh para peneliti. Bagaimana kualitas drone hasil rakitan orang Indonesia? Apakah drone sekadar hobi atau bisa dibisniskan?

Uji dengung yang dilakukan oleh tim peneliti Fraunhofer HHI. Mengubah suara menjadi sinyal audio (Sumber foto/©: Fraunhofer HHI)

Kontrol terhadap drone agar berfungsi sebagai komunikasi dua arah: pengontrolan yang dilakukan di tanah yang kemudian mengirimkan perintah ke perangkat, dan perangkat drone mengembalikan informasi sehingga kita mengetahui posisi, ketinggian dan status baterai dalam drone.

“Secara relatif, perintah yakni kontrol dan informasi untuk pemosisian merupakan jumlah data yang cukup kecil, namun data itu harus tetap terkirimkan dengan akurat dan andal,” tutur Tom Piechotta seorang peneliti yang bekerja di Fraunhofer HHI.

“Kami mengubah perintah menjadi sinyal audio. Dengan cara yang hampir sama yang digunakan di alat  modem. Modul kecil yang terdapat pada drone kemudian menerjemahkan sinyal audio menjadi suatu perintah yang harus ditaati drone.”

Mengirimkan informasi dengan cara tadi sangat menguntungkan sebab drone bekerja secara real-time dan sangat tangguh menghadai ancaman kegagalan dan gangguan koneksi.

Keuntungan lainnya adalah tidak diperlukan standar atau infrastruktur radio baru sebab teknologi yang diperlukan sudah tersedia saat ini  di seluruh dunia, ungkap Tom Piechotta.

Karena informasi yang dikirimkan melalui jaringan seluler standar, koneksi ke pesawat yang tak berawak itu (tanpa pilot) dapat dibentuk di hampir semua titik di bumi—seperti kita melakukan panggilan telepon jarak jauh.

Akan tetapi,  bagaimana orang dapat mengendalikan pesawat tanpa awak itu meski drone tidak terlihat  bahkan mungkin berada di daerah lain yang tidak dapat kita bayangkan?

Jangan kuatir, sebab lokasi drone dapat divisualisasikan dengan menggunakan layanan peta online seperti cara kerja  Google Maps. Juga dapat ditampilkan di peta dengan posisi dan ketinggian drone itu  yang dipancarkan perangkat secara real-time.

Pilihan lainnya adalah memasang sensor pada drone untuk mendeteksi dan menghindari rintangan yang tak terduga misalnya ada drone lain, helikopter yang sedang terbang atau derek yang sedang digunakan oleh orang saat bekerja. Drone yang kita operasikan harus terhindari dari tabrakan pada saat mengudara.

Drone dapat dikendalikan oleh operator di darat atau dengan menggunakan transmisi waypoint. Pilihan terakhir ini sangat menarik untuk aplikasi seperti pengiriman paket. “Dengan menggunakan sistem yang kami ciptakan, jarang kami menemukan titik mati,” imbuh Tom Piechotta.

Jika jaringan mati, sambungan akan beralih ke standar komunikasi seluler lain. Misalnya   dari Long term Evolution (LTE) ke Global System for Mobile communications (GSM) atau Universal Mobile Telecommunication System (UMTS).

Jika koneksi terputus, drone memiliki fungsi panggilan balik secara otomatis yang segera aktif.

Keuntungan lain dari teknologi ini adalah seratus persen benar-benar masa depan—the future is airborne. Standar komunikasi seluler datang dan pergi, namun saluran suara adalah fitur permanen.

Jaringan seluler akan selalu menyediakan saluran suara dan selama ini tetap terjadi, sistem yang diusulkan oleh tim peneliti merupakan alternatif yang andal dan terjangkau untuk koneksi data konvensional.

”Dengan kata lain, sekarang mungkin untuk berkomunikasi dengan drone di mana saja, kapan saja  dapart dilakukan,” tandas Tom Piechotta.

Bagaimana perkembangan penggunaan drone di Indonesia? Cukup signifikan, apa lagi dengan diterbitkannya surat peraturan penggunaan pesawat nirawak (tanpa pilot).

Melalui surat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.90 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Pengoperasian Pesawat Tanpa Awak di Ruang Udara Indonesia, masyarakat mendapat kepastian secara legal.

Di Indonesia drone berkembang menjadi common technology dengan dukungan alat yang tersedia di pasar. Misalnya perangkat  frame, flight controller, electronic speed controller, propeller, motor, dan software—dapat dikonfigurasi menjadi drone.

Kita akui jika dibandingkan dengan drone buatan Jerman, tampilan drone hasil rakitan di Indonesia—termasuk dari kemasan atau packaging—Indonesia harus mengimplementasikan teknologi yang lebih andal—mana kala ingin memroduksinya secara massal untuk tujuan bisnis.

Menurut laman daily.oktagon.co.id, komunitas Asosiasi Pilot Drone Indonesia yang berdiri pada awal Februari 2015 berperan untuk membina anggotanya yang amatir, profesional dan masyarakat umum  yang menggemari drone.

Dengan demikian, pesawat tanpa awak ini dapat berkonstribusi terhadap bisnis dan penguasaan teknologi seperti penguasaan teknologi, mengubah suara menjadi sinyal audio.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *