AUTO-TECH, Materials

Mengoptimalkan Penggunaan Karet Sintetis, Katangguhan Kinerja Ban Truk

ShareBagaimana mengoptimalkan penggunaan karet sintetis di sektor industri otomotif? Karet sintetis dapat diproduksi secara massal dan merupakan bisnis baru.   Hutan karet...

Written by Jeremius Bawono · 2 min read >
Karet Sintesis

Bagaimana mengoptimalkan penggunaan karet sintetis di sektor industri otomotif? Karet sintetis dapat diproduksi secara massal dan merupakan bisnis baru.  

Karet Sintesis
Ukuran bank raksasa ini lebih tinggi dibading tinggu manusia. Untuk membuat ban truk raksasa diperlukan bahan baku karet alam namun stok getah karet alam semakin terbatas.  (Foto/@: mmINDUSTRI.co.id/Rayendra L. Toruan)

Hutan karet alami semakin sempit yang menyebabkan kapasitas produksi getah katet tidak sebanding dengan kebutuhan misalnya untuk digunakan sebagai bahan baku ban truk raksasa.

Untuk itu, tim peneliti di Fraunhofer PAZ dan Fraunhofer IAP dan Fraunhofer IMWS mencari solusi untuk membuat bahan ban khususnya ban truk raksasa dengan menggunakan  karet sintetis.

Menurut peneliti massa karet sintetis yang sudah dijadikan sebagai bahan ban berkurang sebanyak 30 persen dibanding massa ban karet alami. 

Selain itu, ban karet sintetis hanya kehilangan setengah guratan kawatnya. Tidak hanya itu, karet sintetis ini bisa diproduksi dalam skala massal dengan menggunakan peralatan dan mesin pabrik ban yang sebelunya digunakan untuk membuat ban dengan bahan karet alami. 

Penggunaan Karet Sintetis

Tim peneliti menyimpulkan bahwa karet sintetis merupakan alternatif terbaik dibanding karet alami—termasuk dalam hal penyediaan ban truk dengan performa tinggi.

Pertanyaannya, bagaimana para peneliti berhasil menemukan performa yang baik dari karet sintetis? Di Fraunhofer IME, para ahli  meneliti karet yang dihasilkan bunga dandelion. 

Seperti halnya karet alami yang dihasilkan oleh pohon karet yakni Hevea brasiliensis, 95 persen karet dandelion terdiri atas polyisoprene, dan sisanya terbuat atas komponen organik seperti protein dan lipid. 

Karet Sintetis

Kelebihan karet dandelion dibandingkan karet pohon Hevea brasiliensis memiliki karakter yang melar selama tiga bulan dibandingkan karet alami yang baru setelah tujuh tahun kemudian. 

Dari peristiwa alami ini, para peneliti menjadikannya sebagai titik awal untuk meneliti dan mengembangkan karet bunga dandelion diteliti—termasuk pengaruh komponen organiknya terhadap karakteristik karet. 

Para peneliti Fraunhofer mengeliminasi komponen organik yang merupakana kunci tertentur yang telah ditargetkan sebelumnya. 

Setelah tim peneliti mengidentifikasi komponen organik yang penting bagi pola abrasi, para peneliti Fraunhofer IAP menyintensis karet BISYKA (karet sintetis) dari polyisoprene yang dihasilkan dari tingkat kemurnian micro-structural dan biomolekul. 

Peneliti di Fraunhofer IWM dan IMWS kemudian menginvestigasi karakter varian karet yang didapatkan tersebut. Caranya dengan menggunakan proses kristalisasi pemanjangan. 

Jika kita merenggangkan karet alami sebanyak tiga kali dari panjang aslinya, terbentuklah bagian kristalisasinya dan karet tersebut mengeras. 

“Kristalisasi pemanjangan karet sebanding dengan karet alami,” jelas kata Dr. Ulrich Wendler, pemimpin proyek di Fraunhofer Pilot Plant Center for Polymer Synthesis and Processing PAZ. 

Ketika membuat ban truk, karet alami biasanya dicampur dengan karbon hitam yang menjadikan ban berwarna hitam. 

Akan tetapi, para produsen ban juga menambah campuran silika ke dalam karbon hitam itu. Inilah peran para ahli Fraunhofer ISC yang menghasilkan penemuan baruret berperan. 

Para ilmuwan menginvestigasi bagaimana jenis komponen pengisi silika yang baru dapat menghasilkan alternatif yang optimal dibandingkan penggunaan karet alami dalam industri otomotif.

Test kekuatan karet sintetis

Ternyata, karet sintetis mencetak hasil yang sangat memuaskan dalam tes pengujian. Karet BISYKA  diuji pakai: Apakah kristalisasi pemanjangan dapat benar-benar berfungsi sesuai teori awal? Para peneliti menyerahkan proses pengujiannya kepada pihak ketiga yakni Prüflabor Nord. 

Dalam pengujian ini, empat buah ban dengan guratan kawat ban yang dibuat dari karet BISYKA, dan dibandingkan langsung dengan ban yang menggunakan guratan kawat karet alami. 

Pengujian dilakukan demgam sebuah mobil yang melakukan 700 kali putaran searah, lalu 700 kali putaran lainnya dengan arah yang berlawanan. 

Hasilnya? Ban dengan karet alami kehilangan 850 grams massa dan terkikis guratan kawatnya sebanyak 0,94 mm. Sementara itu, ban dengan karet BISYKA kehilangan massa sebanyak 600 gram dan terkikis guratannya 0,47 mm. 

Daya resisten putaran karet sintetis hasilnya juga lebih baik. Karet alami mendapatkan skor C terkait daya resisten putaran, dan BISYKA mendapatkan skor yang lebih baik yaitu B. 

Mengoptimalkan Penggunaan Karet Sintetis

“Sejauh ini, kami baru melakukan pengujian terkait campuran ban BISYKA, hasilnya  sangat menjanjikan. Dalam tahap selanjutnya kami ingin lebih mengoptimalisasi lagi karet BISYKA. Ini termasuk proporsi dan komposisi komponen organiknya, tutur Wendler. 

“Pada saat yang bersamaan, kami mengadaptasi formula kompon guratan kawat untuk ban truk yang sama sekali baru,” tambah Wendler. Saat ini tim peneliti sedang mencari mitra kerja sama yang bisa mewujudkan produk baru ini ke pasar umum.

Pada 4 April  2019 silam, para peneliti mempresentasikan hasil penelitian di sebuah workshop konferensi tahunan Komunitas Karet Jerman Timur (Deutsche Kautschuk-Ge-sellschaft Ost) di Merseburg, Jerman.

Hasil penemuan para ahli mampu mengoptimalkan penggunaan karet sintetis yang memperlihatkan katangguhan kinerja ban truk ketika dioperasikan. Produksu karet sintetis merupakan diversifikasi bisnis yang baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *