Agenda, MICE

Pebisnis Semakin Meminati Pameran Virtual, Silakan Tukar Kartu Nama Bisnis

SharePara pebisnis semakin meminati pameran virtual, kata Daud Salim,  Kumandan Krista Exhibitions. Cari peluang bisnis melalui Packa Expo,  Process, Pharma,  ALL Print...

Written by Marinus L Toruan · 3 min read >
Meminati Pameran Virtual

Para pebisnis semakin meminati pameran virtual, kata Daud Salim,  Kumandan Krista Exhibitions. Cari peluang bisnis melalui Packa ExpoProcess, PharmaALL Print Paper PackSign, Ad & LED’s Expo—diselenggarakan secara virtual pada 24 – 28 Agustus 2021.  

Meminati Pameran Virtual
Saat berlangsung jumpa pers secara virtual dengan menghadirkan sejumlah nara sumber. Pebisnis semakin meminati pameran virtual (Foto/@: mmINDUSTRI.co.id/Rayendra L. Toruan)

Penulis/editor: Marinus L. Toruan

mmINDUDSTRI.co.id – Chief Executive Officer Krista Exhibitions, Daud Salim mengungkapkan, para pebisnis semakin berminat mengakses pameran dalam bentuk virtual

Meminati Pameran Virtual

Ia pun menyelenggarakan pameran secara virtual yang diawali jump pers belum lama ini. Salah satu yang disoroti adalah industri kemasan. 

Perkembangan industri manufaktur berpengaruh positif terhadap pertumbuhan industri kemasan. Apa lagi, pemerintah menerapkan hilirisasi yang mengolah produk di dalam negeri sebelum diekspor misalnya produk kelapa sawit (crude palm oil) menjadi metanol. 

Salah satu tujuan penerapan hilirisasi adalah untuk meningkatkan nilai tambah. Pengembangan industri berbasis  industri 4.0 dengan Internet of Things  menimbulkan multiple effect terhadap sektor industri misalnya kemasan, proses produksi, farmasi, percetakan, dan sebagainya.

Menurut Indonesia Packaging Federation (2020), kinerja industri kemasan di Indonesia  tumbuh di kisaran 6 persen tahun 2020 dari nilai realisasi tahun 2019 Rp98,8 triliun. Dari  material, kemasan di pasaran mencapai 44 persen dalam bentuk kemasan fleksibel, 14 persen kemasan rigid plastic, dan  kemasan paper board.

Menurut laman Kementerian Perindustrian,  Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), Gati Wibawaningsih menjelaskan, pihaknya yakin proporsi data di atas akan meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kemasan lainnya.

Hal itu terjadi mengikuti pesatnya peningkatan pasar digital yang membuat mobilitas produk semakin tinggi. Karakteristik kedua kemasan tersebut, dari sisi ekonomi dan daya tahan membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik.

Menurut AT Kerney (2019) yang melakukan riset di Asia, terdapat beberapa pergeseran paradigma yang berlangsung secara makro ekonomi dan memengaruhi tren industri pengemasan. 

Misalnya, pertumbuhan penjualan retail secara online di Asia dengan capaian rata-rata 19 persen per tahun,  menggeser tren kemasan yang awalnya lebih mementingkan penampilan, menjadi lebih mementingkan kekuatan dan daya tahan kemasan.

Meningkatnya permintaan smart packaging, meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kemasan yang berkelanjutan, dan desain kemasan yang dapat mengurangi biaya pengemasan, yang akan mengurangi harga jual serta meningkatkan daya saing produk, ungkap Gati Wibawaningsih.

Penggunaan teknologi pengemasan berkembang cepat, antara lain dengan penggunaan active & intelligent packaging, modified atmosphere packaging, vacuum pack atau preserve the freshness of food, frozen food atau freezing food preserves), dan retort packaging (for ready to eat meals).

Dengan kemajuan teknologi, papar Gati Wibawaningsih, orang-orang terus berinovasi untuk mengembangkan teknologi kemasan dan mencari solusi untuk masalah-masalah pangan yang sangat rentan risiko, seperti untuk pangan basah.

Gati Wibawaningsih menggaris bawahi bahwa pengawasan keamanan (safety) dan kekuatan makanan harus menggunakan teknologi—seperti pembuatan makanan beku atau menggunakan active & intelligent packaging untuk mengetahui umur dan kondisi dari makanan tersebut. 

Selain ini teknologi retort packaging sangat diperlukan untuk makanan yang dapat  disimpan lama, misalnya bagaimana menyimpan rendang atau gudeg dari Yogyakarta sehingga bisa dipasarkan ke dunia. Belum lama ini, Indonesia mengajukan rendang sebagai warisan budaya  ke UNESCO.

Sementara itu, seperti disampaikan oleh Krista Exhibitions melalui press conference yang dilaksanakan secara virtual belum lama ini, meski masa pandemi  COVID-19 masih berlangsung, tingkat penjualan packaging makanan dan minuman mengalami kenaikan sebesar 5  – 10 persen. 

Kenaikan tersebut dipicu oleh tren perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih memilih untuk membeli makanan dan minuman dengan konsep kemasan yang lebih menarik dan higienis.

Desain kemasan produk memegang pengaruh yang cukup penting dalam upaya menarik minat pembeli dan meningkatkan penjualan suatu produk.

Tren perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih memilih untuk membeli makanan dan minuman dikarenakan konsumen sudah beralih dengan online shopping atau delivery order menjadi pilihan karena kebijakan pemerintah yang membuat mobilitas terbatas. 

Tentunya menjadi berita yang menggembirakan dalam industri kemasan, label dan percetakan untuk semakin fokus pada pemenuhan packaging untuk bisnis food & beverages (F&B) yang permintaannya terus meningkat karena tingginya pemesanan makanan online dan take away.

Untuk mendukung perkembangan Industri Kemasan, Farmasi dan Percetakan,  Krista Exhibitions  menyelenggarakan Pameran Virtual Internasional yang mencakup  lima pameran yang dilaksanakan secara bersamaan.

Pameran itu mencakup Virtual Pack Indonesia Expo, Virtual Process Indonesia Expo, Virtual Pharma Indonesia Expo, Virtual ALL Print Paper Pack Expo, Virtual Sign, Ad & LED’s Expo yang mudah diakses oleh publik melalui virtual platform mulai tanggal 24  hingga 28 Agustus 2021.  

Pameran produk secara virtual ini memberikan kesempatan untuk menampilkan produk mereka secara virtual sehingga dapat mengembangkan bisnis, dan melakukan berbagai transaksi secara online, dan saling tukar kartu nama bisnis. 

Para peserta berkesempatan untuk dilihat secara global oleh seluruh dunia tanpa batas waktu meski zona waktu berbeda.

Pameran Krista Exhibitions Virtual Expo 2021 diikuti oleh lebih dari 90 peserta—termasuk 15 pelaku UMKM dari lokal dan  internasional dengan prediksi pengunjung 25.000. 

Menurut penyelenggara pameran virtual,  sebanyak 30 acara menarik dengan menyuguhkan 60 pembicara untuk membeberkan kiat-kiat bisnis sesuai topik acara Krista Exhibitions Virtual Expo 2021

Webinar dari GP Farmasi menyampaikan Kesiapan Industri Farmasi di Era Pandemi dan Post Pandemi. Penyediaan: Obat, Bahan Baku Obat, Kemasan, dan teknologinya. Selanjutnya  IPF mengemukakan, Packaging Design Challenge for Future Sustainability

Sedangkan PPGI & Instansi Pendidikan menyajikan Peran Industri Percetakan untuk Perkembangan Pendidikan Grafika di Indonesia, dan GAPMMI melakukan Members Gathering.

Para peserta berasal dari  segmen dan industri, seperti, Produsen pengemas makanan dan pengemas farmasi, Catering Maskapai,  Hotel, Restoran, Bar & Café, Bakery, Agen Periklanan/Agen Promosi/Konsultasi Desain, Perusahaan Spanduk & Billboard, dan Penerbit Buku Layanan Media.

Kemudian, Institusi Pendidikan , Industri Printer Label,  Pemasaran & Pengembangan Bisnis, Media/Iklan/agensi PR, Koran & Pers Printer, Manufaktur Cetak & Produksi, Printer untuk Kemasan, Layanan Percetakan, Produsen Pulp & Kertas, dan Spesialis Ritel & Pemasaran.

Juga Rambu, Signage Arsitektur & Perusahaan Grafis, Transportasi Telekomunikasi, Lembaga pendidikan Kuliner dan Grafis, Lembaga Penelitian Swasta, Kantor Pemerintah, Kedutaan , Kedutaan Asing.

Peserta pameran mendapatkan analitik visitor yang real time dan lebih detail mencakup jumlah visitor yang mengunjungi booth per hari, data visitor (nama, perusahaan, no telpon, email), jumlah view brosur/poster/video, jumlah view produk. 

Para peserta pameran pun bisa bertukar kartu nama dengan visitor, mengupload dan mengatur sendiri file poster, brosur, foto produk & preview langsung di booth virtualnya.

Pameran ini didukung oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, dan Asosiasi- Asosiasi utama yaitu Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Indonesia.

Selanjutnya  Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia , Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia, Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia, Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia, dan Indonesian Packaging Federation.

Tidak ketinggalan Packaging Development Federation, Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia, First Packaging Asia, Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia, dan Komunitas Praktisi  Grafika Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *