Harbour, Maritime-Tech

Melindungi Pelabuhan dari Serangan Siber, Gangguan pun Semakin Canggih

ShareBagaimana melindungi pelabuhan dari serangan siber atau cyber attach? Pelabuhan publik semakin dipermodern yang dilengkapi sistem dan peralatan canggih. Akan tetapi, pihak...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Melindungi Pelabuhan

Bagaimana melindungi pelabuhan dari serangan siber atau cyber attach? Pelabuhan publik semakin dipermodern yang dilengkapi sistem dan peralatan canggih. Akan tetapi, pihak pengganggu pun memanfaatkan keandalan teknologi untuk melakukan kejahatan di pelabuhan. 

Melindungi Pelabuhan
Pengangkut Straddle Otomatis di terminal peti kemas di Wilhelmshaven secara efisien dan aman. Melindungi pelabuhan dari serangan siber (Foto/©: EUROGATE)

Bukan hanya kualitas hidup yang tercipta melalui penerapan digital disruption platform. Kecanggihan teknologi pun dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab misalnya mengganggu sistem telekomunikasi dan data centre  di fasilitas publik seperti pelabuhan.

Melindungi Pelabuhan dari Serangan Siber

Seperti kita ketahui, beragam jenis pelabuhan (kapal) di Indonesia yang dikelola pemerintah dan swasta. Nama pelabuhan pun berbeda bergantung pada fungsi dan sarana pendukung. 

Contohnya pelabuhan umum, pelabuhan strategis, pelabuhan laut, pelabuhan muat/ekspor, pelabuhan yang diusahakan dan tidak diusahakan. 

Pelabuhan merupakan salah satu infrastruktur penting sehingga pengelolaan terhadap gangguan seperti kebakaran harus baik dan sangat ketat. 

Jika sampai terjadi kebakaran di pelabuhan hal itu berdampak besar terhadap perekonomian setempat bahkan berimbas pada tingkat nasional. 

Risiko terhadap keamanan pelabuhan semakin beragam—misalnya dalam proses terminal peti kemas yang dilakukan secara  digital dan sistem data termasuk teknologi informasi—sesuai dengan penerapan Industry 4.0 disruption

Perkembangan implementasi Industry 4.0 di pelbagai industri seperti di pelabuhan, serangan siber atau cyber attacks terhadap sistem teknologi informasi (TI)  dan perangkat pendukung mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu pengelola pelabuhan harus menangkal gangguan sejak dini. 

Pelabuhan dan terminal pendukung rentan terhadap serangan siber yang terjadi sesewaktu. Bagaimana melindungi pelabuhan dari cyber attacks atau serangan siber? 

Tim peneliti Institut Fraunhofer untuk Operasi Pabrik dan Otomasi IFF melakukan serangkaian pengembangan metode dan membuat alat baru yang digunakan di pelabuhan. Para ilmuwan bekerja sama dengan  pelak industri. 

Hasil penelitian dan pengembangan metode dan alat yang digunakan memungkinkan pencegahan atas serangan siber. Bahkan para ilmuwan menghendaki  sistem fisik bekerja dan berfungsi secara otomatis mana kala ada gangguan atau serangan siber. 

Metode dan alat digunakan untuk membantu upaya peningkatan keamanan di sepanjang rantai logistik, termasuk lanskap sistem teknologi Iinformasi pelabuhan, dan infrastruktur pendukung seperti terminal, pergudangan, dan lontainer serta sarana lainnya yang berada di pelabuhan. 

Pada saat yang sama, ongkos proyek otomasi yang direncanakan dan diperkenalkan untuk digunakan di suatu pelabuhan haruslah efisien agar tidak membani pengelola.

Infrastruktur pelabuhan yang berkembang dengan baik merupakan prasyarat untuk memenuhi fungsi pelabuhan. 

Dengan beberapa pengecualian, orang masih mengangkut peti kemas di terminal pelabuhan di seluruh dunia dengan kendaraan dari lokasi A ke lokasi B. 

Untuk itu, para ilmuwan bekerja sama dengan beberapa mitra seperti EUROGATE GmbH, TRANSPORTWERK, Magdeburger Hafen GmbH, dan METOP GmbH.

Menrut rilis Fraunhofer IFF, temuan para ilmuwan harus mampu mengotomatiskan proses perlindungan  pelabuhan. Di masa depan, ungkap peneliti, kendaraan pengangkut kontainer harus berpindah secara otomatis dari kapal ke truk atau ke kereta api—sesaat setelah bongkar muat. 

Gambaran itu menjadikan fasilias pendukung harus memiliki sistem fisik siber yang bereaksi terhadap lingkungan secara otomatis dengan sensor dan menggunakan aktuator untuk mendeteksi posisi kendaraan pengangkut  di terminal.

Sistem memproses perintah sistem mengemudi pengangkut container  yang telah ditentukan dan berlangsung secara otomatis.

Sistem fisik siber—seperti forklift atau derek—lengkap dengan sistem perangkat lunak yang sangat kompleks—berinteraksi dengan komponen mekanis dan elektronik. Oleh karena itu, gangguan bisa terpapar pada berbagai risiko seperti serangan peretas atau manipulasi fisik. 

Selain itu, karena kompleksitasnya, pelabuhan rentan terhadap gangguan sistemik yang memengaruhi stabilitas. 

“Pembaruan perangkat lunak pada ensalah satu kendaraan dapat menyebabkan konflik dan kegagalan versi. Serangan siber dan aksi peretas semakin rentan terhadap kenyamanan perusahaan pelabuhan di Jerman dan di berbagai negara lain,” papar Tobias Kutzler seorang ilmuwan di Fraunhofer IFF. Mengatasinya? 

Baca: Peretas Memanipulasi Data Logistik, Tingkatkan Ketahanan dengan Resilience Approach

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *