Energi, Supporting

Melakukan Transformasi Energi Indonesia, Bentuk Kepedulian Ikastara

ShareMampukah Indonesia melakukan transformasi energi? Para alumni SMA Taruna Nusantara yang tergabung dalam Ikastara membahasnya melalui diskusi secara online, dan memberikan masukan...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Melakukan Transformasi Energi

Mampukah Indonesia melakukan transformasi energi? Para alumni SMA Taruna Nusantara yang tergabung dalam Ikastara membahasnya melalui diskusi secara online, dan memberikan masukan kepada pihak otoritas terkait. 

Melakukan Transformasi Energi
Para pembicara pada diskusi Menuju Transformasi Energi Indonesia: Mampukah Kita? Melakukan transformasi energi Indonesia (Foto/@: Ikastara)

Melakukan Transformasi Energi Indonesia

Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara) melalui Badan Semi Otonom (BSO) Ikastara Migas  menggelar diskusi secara daring bertajuk Menuju Transformasi Energi Indonesia: Mampukah Kita? Belum lama ini. 

Para alumi mendiskusikan mengenai upaya negara-negara di dunia untuk memenuhi kebutuhan energi di tiap negara. Melalui diskusi itu, para alumni Ikastara memberikan rekomendasi cara pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia. 

Selain berbicara mengenai kebutuhan energi, diskusi yang diselenggarakan secara virtual ini juga membahas upaya penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan nilai tambah di industri migas demikian rilis yang dikirimkan oleh pengurus Ikastara. 

Tampil sebagai nara sumber adalah Hidayat Amir, Ph.D, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Kementerian Keuangan, Dr. Oki Muraza, Asssociate Professor King Fahd University of Petroleum & Minerals Arab Saudi, dan Benny Lubiantara, pernah sebagai Analyst OPEC dan Deputi Kajian Ikatan Ahli Teknologi Perminyakan Indonesia. 

Sementara gong pembukaan diletupkan oleh Hafif Assaf, Wakil Ketua/Ketua Harian Ikastara dan dimoderatori oleh Wisnu Jaluakbar, Ketua Ikastara Migas. 

Saat membuka acara itu, Hafif Assaf menyampaikan bahwa diskusi energi sejenis bakal sering dilakukan oleh Ikastara secara regular. Tujuannya agar masyarakat dan penggiat industri mendapatkan pemahaman tentang perkembangan dunia energi.

Ke depannya, kita dapat memberikan input atau feedback kepada pembuat kebijakan di sektor energi Indonesia ungkap Hafif Assaf.  

Meski tak disertai data, tren industri energi dunia dan penerapannya di Indonesia, tutur  Dr. Oki Muraza, perusahaan migas dunia kini bergeser menjadi perusahaan energi atau menjadi perusahaan kimia, dengan mengintegrasikan industri hulu migas dengan hilir dan Petrokimia. 

Dr. Oki Muraza menandaskan,  pentingnya integrasi hulu-hilir dalam pengembangan lapangan Masela agar tidak menjadi abandoned offshore gas project seperti Natuna D-Alpha.

“Saya merekomendasikan agar gas Masela menjadi feedstock industri dalam negeri guna mengurangi impor BBM dan Petrokimia, hal ini akan memberikan multiplier effect dan energy security,” tandas Dr. Oki Muraza. 

Sementara itu, Benny Lubiantara menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan migas di Eropa, seperti BP, Shell, Eni, Repsol, dan Total mulai beralih ke low carbon business

Hal ini berdampak ke industri hulu migas yang menyebabkan semakin terbatasnya alokasi kapital, karena investasinya dialokasikan ke low carbon. Ia menyarankan perlunya fleksibilitas kontrak migas sehingga para investor yang akan memilih. 

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan mengundang para investor, demikian Hidayat Amir betapa pentingnya ease of doing business dan berbagai hambatan untuk berinvestasi harus diminimalisir atau dihapus. 

Selain itu Amir menyarankan agar split (bagi hasil migas) dilakukan dalam beberapa rentang mengikuti tingkat profit agar lebih fair, sehingga dapat lebih progresif dan menarik bagi investor. 

“Ketika masa-masa awal yang membutuhkan investasi tinggi, government take tidak terlalu besar,” ujar Hidayat Amir. 

Hal tersebut menurut Hidayat Amir menyebabkan sektor migas yang memiliki potensi besar, menjadi kehilangan momentum untuk meningkatkan recovery dari produksi yang semakin menurun. 

Sedangkan Benny Lubiantara menyoroti mengenai usulan insentif bagi  undeveloped discovery agar menjadi ekonomis, dan dapat dikembangkan yang tentu saha akan mengurangi impor. 

Lagi pula, cost recovery itu tidak semuanya jelek, karena terdapat juga komponen gaji karyawan dan pembayaran jasa pendukung di Indonesia, demikian Benny Lubiantara. 

“Yang penting bagaimana dana dari cost recovery itu sebesar-besarnya beredar di Indonesia sehingga dapat membantu peningkatan multiplier effect,” tambah Benny Lubiantara. 

Bagaimana dengan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)? 

Menurut Oki Muraza kebijakan pemerintah Arab Saudi yang memiliki produksi minyak maksimum hingga 12 juta BOPD adalah upaya menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga angin. 

Popularitas bahan bakar alternatif ditentukan oleh Kebijakan Energi. Hal ini senada dengan upaya negara-negara Eropa yang tidak memiliki cadangan migas untuk menciptakan pekerjaan melalui pengembangan EBT, demikian Oki Muraza. 

Untuk mendorong pengembangan Bioenergi di Indonesia, Oki Muraza menegaskan bahwa harga bioenergi akan berkurang dengan meningkatnya kemampuan teknologi. 

“Bahkan perusahaan renewable energy, Orsted, di wilayah Skandinavia kini valuationnya bernilai lebih tinggi dari perusahaan migas, ini merupakan sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya” tutur Oki Muraza. 

Oleh sebab itu, untuk menciptakan pasar EBT yang fair, ujar Hidayat Amir agar tidak melalui mekanisme subsidi. Akan tetapi, fiskal menjadi instrumen kebijakan untuk menjaga keseimbangan yang ada sehingga tercipta suasana yang kondusif.

Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara) adalah ikatan alumni yang beranggotakan para lulusan (alumni) SMA Taruna Nusantara yang berdiri pada 14 Juli 1990 di Magelang. 

Pendiri SMA Taruna Nusantara antara lain, Jenderal Benny Moerdani (almarhum), Jenderal Try Sutrisno (mantan Wakil Presiden), dan lain-lain.

Ikastara berdiri pada tahun 1994 dengan lebih dari 8000 anggota yang tersebar di berbagai instansi dan profesi, antara lain, aparatur sipil negara, profesional (BUMN, BUMD, swasta), TNI/POLRI, dan pengusaha di berbagai bidang.

Selain itu, para alumni SMA Taruna Nusantara juga mengabdi  sebagai dokter, akademisi, arsitek, dan bidang profesi lainnya baik di dalam dan luar negeri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *