Inspiration, MICE, Video

Gunakan Masker Hasil Daur Ulang, Potensi Ekonomi Besar Asalkan Nyaman

ShareIlmuwan mengisyaratkan boleh gunakan masker hasil daur ulang   yang berasal dari masker bekas. Potensi ekonomi masker bekas sangat besar sekaligus selamatkan lingkungan....

Written by Rayendra L. Toruan · 4 min read >

Ilmuwan mengisyaratkan boleh gunakan masker hasil daur ulang   yang berasal dari masker bekas. Potensi ekonomi masker bekas sangat besar sekaligus selamatkan lingkungan. Simak video PG sebagai peringatan Hari Anak Dunia. Sehatkah masker hasil daur ulang?  

Masker Hasil Daur Ulang
Dalam proyek percontohan ekonomi sirkular yang inovatif, hasil kerja sama Fraunhofer, SABIC, dan Procter & Gamble (PG) menunjukkan kelayakan closed loop (bahan plastik) pada masker wajah diolah menjadi bahan baku sekaligus mengurangi limbah plastik dan menghemat pengurasan sumber daya fosil. (Foto/©: SABIC/Fraunhofer)

Penulis/editor: Rayendra L. Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Penduduk dunia yang jumlahnya lebih dari 8 miliar harus menggunakan masker wajah untuk menghindari paparan #Viruscorona atau COVID-19

Jenis masker pun beragam bergantung pada bahan yang digunakan dan sesuai dengan ketentuan WHO (Badan Kesehatan Dunia), masker harus efektif untuk mencegah penyebaran virus. Contohnya, masker kain khusus bagi orang yang sehat dan tidak bergejala.

Masker kain menggantikan masker N95 yakni masker medis. Kualitas masker kain harus memenuhi standar WHO: terdiri dari 3 lapisan berbahan polyester yang tahan air (lapis depan), polipropelina berguna untuk penyaring (lapis tengah), dan bahan penyerap air berbahan lapis kapas. 

Jenis bedah 2 ply atau Surgical Mask 2 ply dengan  2 lapisan luar dan dalam yang digunakan oleh orang sehat. Jika ingin mencegah penularan, silakan menggunakan masker 2 ply yang ditambah satu lagi.

Sementara masker bedah 3 ply (Surgical Mask 3 ply) terdiri dari 3 lapisan,  bagian depan, penyaring dengan densitas tinggi atau lapis tengah, dan lapisan penyerap cairan sehingga cairan tertahan di dalam saat pengguna batuk/bersin. 

Jenis masker N95 paling aman untuk melindungi pemakai dari droplet dan cairan berbentuk partikel kecil seperti aerosol. WHO merekomendasikan masker N95 bagi tenaga kesehatan yang merawat pasien yang terinfeksi.

Selanjutnya Reusable Facepiece Respirator adalah masker (menurut WHO)  sangat efektif dibandingkan dari N95 untuk mencegah penyebaran virus asalkan masker berkualitas dan mempunyai filter penyaring partikel kecil dan gas. 

Waktu penggunaan masker pun terbatas, ada jenis masker yang dipakai sekali saja. Sejak #Viruscorona mendera dunia, kita jarang mendengarkan penelitian tentang masker bekas. Yang pasti, masker bekas itu terdiri dari bahan tekstil, plastik, dan sebagainya yang apa bila dibuang mencemari lingkungan. 

Jika masker bekas dibuang begitu saja, potensi ekonomi terbuang sia-sia dan masker bekas justru berpotensi meracuni lingkungan sekitar kita.

Gunakan Masker Hasil Daur Ulang

Kita salut kepada para ilmuwan yang mengisyaratkan bahwa masker bekas dapat diolah kembali menjadi bahan baku yang potensi ekonominya demikian besar.     

Para ilmuwan dari Fraunhofer, SABIC, dan Procter & Gamble (PG)  bergabung dalam proyek percontohan daur ulang bahan closed loop atau bahan plastik penutup yakni masker wajah yang dipakai hanya sekali kemudian dibuang. 

Tim ahli dari Fraunhofer Cluster of Excellence Circular Plastics Economy CCPE dan Institut Teknologi Lingkungan, Keselamatan dan Energi UMSICHT mengembangkan proses daur ulang plastik bekas dari masker bekas pakai, dan pengolahannnya pun dilakukan secara berlanjutan. 

Proyek percontohan yang digarap bersama dengan SABIC dan Procter & Gamble (G&B) agar plastik bekas dapat berfungsi lagi sekaligus menunjukkan kelayakan daur ulang closed loop atau masker wajah bekas itu dijadikan sebagai bahan baku yang baru.

Tim ilmuwan sukses menghasilkan kelayakan daur ulang closed loop sehingga tidak menjadi limbah plastik yang meracuni  bumi kita. 

Pembuangan masker bekas meningkatkan masalah baru terhadap lingkungan. Sebagian orang yang membuang  masker bekas secara sembarangan di ruang publik, jalan-jalan, kompleks perumahan, taman, tempat terbuka, sungai, pantai, dan di area yang dilalui orang-orang. 

Terlepas dari tantangan untuk menangani barang-barang kesehatan pribadi, sangat  penting menghitung dampak masker bekas yang jumlahnya demikian besar. Orang-orang  membuang masker bekas berarti membuang potensi ekonomi secara sia-sia.

Para pengelola pabrik insinerasi menyatakan bahwa pembuangan masker bekas merupakan hilangnya potensi bahan baku yang berharga, dan sebenarnya masker bekas itu dapat diolah menjadi bahan baku baru atau raw materials.

“Setelah mengetahui tantangan tersebut, kami mulai mengeksplorasi bagaimana masker wajah bekas yang sangat potensial jika kita mau mengembalikannya ke rantai nilai produksi masker wajah baru,” ungkap Dr. Peter Dziezok, Direktur R&D Open Innovation perusahaan P&G. 

“Tetapi menciptakan solusi sirkular sejati dari perspektif yang berkelanjutan dan layak secara ekonomi membutuhkan mitra. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan Fraunhofer CCPE dan ilmuwan ahli Fraunhofer UMSICHT serta spesialis T&I SABIC untuk menyelidiki solusi potensial,” tambah Dr. Peter Dziezok.

Sebagai bagian dari uji coba, P&G mengumpulkan masker bekas yang dikenakan oleh para karyawan atau diberikan kepada pengunjung di lokasi produksi dan sebuah penelitian di Jerman. 

Meskipun masker bekas tersebut selalu dibuang secara bertanggung jawab, tidak ada rute yang ideal untuk mendaur ulangnya secara efisien. 

Untuk membantu menunjukkan potensi perubahan langkah dalam skenario ini, tempat pengumpulan khusus disiapkan, dan masker bekas yang dikumpulkan dikirim ke Fraunhofer untuk diproses lebih lanjut di pabrik pirolisis penelitian khusus.

“Produk medis sekali pakai seperti masker memiliki persyaratan higienis yang tinggi, baik dari segi pembuangan maupun produksinya. Daur ulang mekanis, tidak akan berhasil,” jelas Dr. Alexander Hofmann, Kepala Departemen Manajemen Daur Ulang Fraunhofer UMSICHT. 

“Solusi yang kami lakukan adalah, masker pertama-tama diparut secara otomatis dan kemudian diubah secara termokimia menjadi minyak pirolisis. Pirolisis memecah plastik menjadi fragmen molekul di bawah tekanan dan panas, yang juga akan menghancurkan sisa polutan atau patogen, seperti #viruscorona,” jelas Dr. Alexander Hofmann. 

Dr. Alexander Hofmann melanjutkan, dengan cara itu dimungkinkan untuk menghasilkan bahan baku untuk plastik baru dengan kualitas murni yang juga dapat memenuhi persyaratan untuk produk medis, demikian Kepala Departemen Riset ‘Daur Ulang Lanjut’ Fraunhofer CCPE itu.

Minyak pirolisis kemudian dikirim ke SABIC untuk digunakan sebagai bahan baku untuk produksi resin PP baru. Resin diproduksi dengan menggunakan prinsip keseimbangan massa yang diakui secara luas untuk menggabungkan bahan baku alternatif dengan bahan baku berbasis fosil dalam proses produksi. 

Keseimbangan massa dianggap sebagai jembatan penting antara ekonomi linier saat ini dan ekonomi sirkular yang lebih berkelanjutan di masa depan.

“Polimer PP sirkular berkualitas tinggi yang diperoleh dalam uji coba ini dengan jelas menunjukkan bahwa daur ulang closed loop dapat dicapai melalui kolaborasi aktif para pemain dari seluruh rantai nilai,” tegas Mark Vester, Pemimpin Ekonomi Sirkular Global di SABIC

“Bahan melingkar adalah bagian dari portofolio TRUCIRCLE™ kami, yang bertujuan untuk mencegah plastik bekas yang berharga menjadi sampah dan mengurangi penipisan sumber daya fosil,” urai Mark Vester ahli Ekonomi Sirkular Global SABIC itu.

Akhirnya, untuk menutup loop, polimer PP dipasok ke P&G yang selanjutnya bahan diproses menjadi bahan serat non-anyaman. 

“Proyek percontohan ini telah membantu kami untuk menilai apakah pendekatan loop dekat dapat bekerja untuk plastik kelas higienis dan medis,”  terang Hansjörg Reick, Direktur Senior Inovasi Terbuka P&G. 

“Tentu saja, pekerjaan lebih lanjut diperlukan tetapi hasilnya sejauh ini sangat menggembirakan,” tambah Hansjörg Reick.

Seluruh proyek percontohan loop tertutup dari pengumpulan masker hingga produksi dikembangkan dan diimplementasikan hanya dalam waktu tujuh bulan. 

Pengalihan daur ulang lanjutan ke bahan baku dan produk kimia lainnya sedang diteliti lebih lanjut di Fraunhofer CCPE.

Kenali melalui video bertajuk  P&G Good Everyday yang menjelaskan bahwa manusia dilahirkan dengan delapan emosi dan yang paling kuat adalah cinta. Saat manusia dikaruniai cinta #LeadWithLove, kita menciptakan dunia yang lebih baik. 

Oleh sebab itu, saat kami membuka halaman ke tahun 2021, P&G dan merek produk perusahaan kami berkomitmen untuk memimpin dengan cinta dengan melakukan 2.021 tindakan baik untuk komunitas kami, untuk kesetaraan, dan untuk planet yang kami sebut rumah. 

Kami percaya bahwa tindakan kebaikan terkecil pun dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Bagikan tindakan baik Anda setiap hari dan P&G akan menyumbang untuk suatu tujuan. 

Simak video https://www.youtube.com/watch?v=TSXz5ts4jJY&t=24s

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *