Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Mahasiswa Gunakan Komponen Pesawat dari Magnesium Gantikan Logam

ShareMahasiswa menggunakan komponen pesawat dengan bahan baku (raw material) dari magnesium—bahan paling ringan dibanding logam.  Apa mungkin bahan dari tumbuhan itu diolah...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >
Mahasiswa menggunakan komponen pesawat

Mahasiswa menggunakan komponen pesawat dengan bahan baku (raw material) dari magnesium—bahan paling ringan dibanding logam.  Apa mungkin bahan dari tumbuhan itu diolah menjadi bahan pembuatan mobil Daimler, Jaguar, Land Rover, BMW, Ford, Honda, Porsche, dan Volvo?

Mahasiswa menggunakan komponen pesawat
Kiri ke kanan (gambar kiri) Harmeet Chagger-Khan artis/Anggota Dewan Shafique Shah. Stephen Brown Engineering Manager Meridian Lightweight Technologies United Kingdom (MLTUK), Makhan Singh Development Manager Institute for Sustainable Futures-Birmingham City University, Kellie Easton HR Manager MLTUK, dan mahasiswa Birmingham City University. Gambar kanan, Stephen Brown Engineering Manager MLTUK dan Anna Kryzhanovska mahasiswi Birmingham City University sedang mengamati komponen magnesium (Sumber foto: Birmingham City University)v

Mahasiswa menggunakan komponen pesawat dengan bahan baku dari magnesium sepertinya tidak masuk akal.  Bukankah magnesium merupakan bahan makanan yang mengandung nutrisi sebagai suplemen bagi manusia?  Mahasiswa dan dosen Birmingham City University  (BCU)menjawabnya.

Proyek dengan menggunakan bahan magnesium merupakan tantang bagi para mahasiswa untuk mengeksplorasi potensi magnesium pada industri kedirgantaraan sesuai dengan ketetapan manajemen BCU yang bekerja sama dengan Meridian produsen magnesium.

Contohnya bahan sebanyak 1.8g/cm³ magnesium adalah  material yang paling ringan dibanding semua bahan struktural dan merupakan unsur kimia yang paling berlimpah di kerak bumi.

Limbah bahan magnesium 100 persen dapat didaur ulang. Bukan seperti bahan plastik yang butuh ratusan tahun bagi bumi untuk menghanguskannya. Apakah produsen otomotif dan industri pesawat terbang percaya?

Banyak pihak yang salah paham atas sifat unsur magnesium sehingga para ahli enggan mengembangkan dan merancang suatu produk dengan menggunakan magnesium—sebagai  bahan —untuk industri yang berkelanjutan seperti pada logam.

Oleh karena itu, BCU dan mitranya menyelenggarakan kompetisi yang diikuti oleh para mahasiswa. Tujuan kompetisi adalah untuk mengubah persepsi di  kalangan interdisipliner, dan sekaligus membuktikan kekuatan magnesium.

Hasil kompetisi akan dipamerkan oleh para ahli dari universitas, perusahaan Meridian, dan didukung oleh Magnesium Asosiasi Internasional (MIA).

Prototipe yang memenangkan kompetisi itu bakal dianalisis, apakah menginspirasi suatu investasi  yang dapat dilakukan pada waktu selanjutnya?

Versi skala penuh (ukuran sesuai dengan sesungguhnya)  akan dikonstruksikan dengan menggunakan bahan magnesium yang kemudian diekspose di lokasi perusahaan mitra yakni Meridian.

Manajer Pengembangan Institute for Sustainable Futures milik  Birmingham City University,  Makhan Singh menjelaskan, selama ini banyak orang yang percaya magnesium hanya bahan yang mudah terbakar.

Mitos itu masih memengaruhi cara berpikir  banyak orang—termasuk para insinyur—sehingga kurang menaruh perhatian untuk mengembangkan magnesium sebagai bahan baku pembuatan komponen otomotif dan sektor digantara.

Yang pasti, tandas Singh, magnesium bukanlah bahan sederhana untuk menurunkan nyala yang membakar bahan nitrogen dan karbon dioksida seperti air, namun konduktivitas termalnya membuat api sulit terbakar  di lokasi  yang pertama—di dalam magnesium itu sendiri.

Ia menandaskan bahwa magnesium adalah salah satu bahan logam terbaik yang mudah menyerap panas api  dengan mentransfer panas itu di dalam magnesium itu sendiri dengan baik.

Berbeda dengan bahan baja justru melokalisasi panas itu yang menyebabkan api sangat panas dan memungkinkan bahan meleleh.  Apakah para mahasiswa tertarik terhadap proyek itu?

Para peserta kompetisi berkesempatan untuk bekerja sama dengan seniman profesional, desainer, insinyur, mitra industri, dan lembaga global yang mengikuti proyek magnesium itu.

Sebagai lanjutan proyek itu, maka pemenang pertama dan runner-up berpeluang  go international—tentu saja menjanjikan peluang bisnis dan meroketkan nama di kalangan industri.

Penyelenggara kompetisi bukanlah menjanjikan hal yang muluk-muluk. Buktinya, Manajer SDM  MLTUK, Kellie Easton menuturkan, bahwa pabrik Nottinghamshire miliknya memproduksi sekitar 5.000 ton metrik bersih produk die-cast per tahun.

Bahan itu ludes dijual ke para produsen otomotif seperti Daimler, Jaguar, Land Rover, BMW, Ford, Honda, Porsche, dan Volvo. Nah silakan bergabung dengan  mahasiswa gunakan komponen pesawat dan industri otomotif.

Masih penasaran, bagaimana cara membuat komponen pesawat udara dari bahan suplemen seperti  magnesium?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *