Energi, Renewable Sources

Listrik tak Usah Dipolitikkan … Cari Tahu Teknologi, Tampung Sinar Matahari

ShareBiaya listrik dapat ditekan dan tak usah dipolitikkan lebih baik car tahu teknologi solusi penggunaan sinar matahari yang demikian kaya di Nusantara....

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
teknologi solusi penggunaan sinar matahari

Biaya listrik dapat ditekan dan tak usah dipolitikkan lebih baik car tahu teknologi solusi penggunaan sinar matahari yang demikian kaya di Nusantara. Bagaimana mengatasi difusi barier pada sel surya?

teknologi solusi penggunaan sinar matahari
Stasiun pengukuran efusi memudahkan untuk menentukan hambatan difusi dalam sel surya silikon. Listrik tak usah dipolitikkan … cari tahu teknologi, tampung sinar matahari (Foto/©: Fraunhofer CSP)

Potensi tenaga cahaya matahari melimpah ruah di Indonesia dan tak perlu masuk ranah politik.

Cahaya matahari merupakan energi yang dapat kita tangkap (tampung) melalui sel-sel surya kemudian diteruskan ke panel surya. Ratusan juta warga di Indonesia berpeluang memanfaatkan energi matahari.  

Dengan teknologi, energi berbentuk DC yang berada di panel surya kemudian diubah menjadi energi dalam bentuk AC—inilah listrik yang dapat kita gunakan untuk beragam kebutuhan utamanya bagi warga yang jauh dari sumber kelistrikan konvensional.

Oleh karena itu, kita memerlukan teknologi kontrol kualitas agar lebih baik, demikian rilis para ilmuwan di Fraunhofer CSP, Jerman, yang kita mulai dengan pendirian stasiun pengukuran efusi untuk sel surya.

Sebuah sistem pengukuran yang unik dapat digunakan untuk mengukur kualitas dan sifat hambatan difusi dalam sel surya silikon—ini disediakan oleh manajemen Pusat Fraunhofer yang mengelola  Silicon Photovoltaics CSP.

Dengan temuan baru itu, memungkinkan sifat pelapis sel surya silikon yang dapat ditentukan secara tepat yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sel surya.

Selama pembuatan industri sel surya, pasif volume silikon—justru menciptakan lapisan pelindung—dengan menggunakan hidrogen untuk memaksimalkan efisiensi sel surya.

Selama keadaan pasif, proses plasma digunakan untuk menerapkan lapisan silikon-nitrida kaya-hidrogen (yakni lapisan SiN dengan kode H) ke permukaan sel surya.

Kemudian lapisan SiN: H diaktifkan dalam proses termal agar memungkinkan hidrogen dari lapisan itu menembus volume sel surya.

Selanjutnya, hidrogen mengikat pusat rekombinasi dan meratakan kotoran. Proses ini meningkatkan efisiensi sel surya.

Namun, selama aktivasi termal lapisan SiN: H, penguapan hidrogen ke atmosfer memungkinkan terjadi proses yang berlawanan—yakni efusi di mana atom hidrogen hilang.

Mengingat keadaan itu, untuk mencegah efusi dan atau mengoptimalkan pasif SiN: H, perlu untuk mengetahui adanya efusi hidrogen dari sistem.

Pertanyaan selanjutnya kondisi apa yang menyebabkan hidrogen berdifusi? Artinya, terjadi hambatan di sel yang berfungsi sebagai penghimpun energi matahari.

Tim peneliti di Fraunhofer CSP  membangun stasiun pengukuran efusi agar memungkinkan konsentrasi hidrogen dalam lapisan SiN: H yang mudah ditentukan.

Pengukuran efusi dan difusi hidrogen dimungkinkan terjadi dalam proses baru dan ini membantu para peneliti untuk mengembangkan pasifasi volume SiN: H yang dioptimalkan. Misalnya  dengan menganalisis, kenapa terjadi hambatan difusi?

Rintangan ini menekan efusi H ke atmosfer dan dengan demikian meningkatkan difusi hidrogen ke dalam volume silikon yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi.

Stasiun pengukuran efusi juga tersedia yang dapat digunakan okeh para pelaku industri dan tim penelitian—bertujuan untuk membantu meningkatkan efisiensi dan stabilitas jangka panjang sel surya kristal.

Sistem pengukuran inovatif itu dibuat sebagai bagian dari proyek penelitian bekerja sama dengan Universitas Hanyang yang berlokasi di Korea Selatan. Bagaimana kita menggunakan sel surya sebagai alat penerangan di rumah-rumah warga?

Menurut laman rgsenergy.com, tiap sel surya memiliki potensi yang menghasilkan sejumlah tenaga listrik yang jumlahnya sudah tertentu. Kita dapat meningkatkan kapasitas listrik dengan menghubungkan banyak sel surya menjadi panel surya. Setiap sel berfungsi sendiri-sendiri.

Kemudian panel surya mehimpun tenaga listrik dari sel-sel. Untuk menghimpun tenaga kelistrikan itu tentunya memerlukan teknologi yang bisa kita peroleh dari berbagai negara seperti Jerman yang telah sukses memanfaatkan energi surya (matahari).

Potensi energi yang berasal dari matahari lebih kaya dibandingkan dengan milik Jerman. Namun, karena keterbatasan teknologi, SDM, dan pengadaan dana.

Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia baru memanfaatkan 0,05 persen dari potenti tenaga surya. Pemerintah telah memfasilitasi terbentuknya gerakan nasional sejuta surya atap—termasuk pembentukan tim gabungan untuk mengatasi permasalahan pendanaan.

Dikutip dari laman Kompas.com, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL),  PT PLN (Persero), target penggunaan energi surya di Indonesia direncanakan sebesar 1047 MegaWattpeak (MWp) hingga tahun 2025.

Hingga tahun 2018, Indonesia telah memanfaatkan energi surya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 94,42 MWp.

Selain upaya peningkatan pemanfaatan energi surya, proses pencapaian sejuta surya atap berdampak terhadap bisnis, pengembangan teknologi dan pemberyayaan sumber daya manusia di bidang kelistrikan—termasuk penggunaan bahan baku yang dapat disediakan oleh para pelaku industri.

Warga pun berpeluang menjual energi listrik yang tersisa manaka kala tidak dimanfaatkan. Setiap mrumah membutuhkan lebih dari satu panel surya agar dapat menghasilkan cukup listrik.

Ketika panel-panel surya terhubung, kebutuhan listrik terpenuhi, dan listrik tak usah dipolitikkan … cari tahu teknologi, tampung sinar matahari untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *