Harbour, Maritime-Tech

Kenyamanan Pelabuhan untuk Kapal Angkut, Tol Laut Hilangkan Disparitas Harga

ShareBagaimana kenyamanan pelabuhan untuk kapal angkut? Transportasi laut membangun konektivitas antarpelabuhan—Indonesia menyebutnya dengan tol laut—menghilangkan disparitas harga kebutuhan pokok.  Apa manfaat model...

Written by Erwin Prasetyo · 2 min read >
Kenyamanan Pelabuhan

Bagaimana kenyamanan pelabuhan untuk kapal angkut? Transportasi laut membangun konektivitas antarpelabuhan—Indonesia menyebutnya dengan tol laut—menghilangkan disparitas harga kebutuhan pokok.  Apa manfaat model hidrodinamika yang menggunakan ilmu aliran fluida? 

Kenyamanan Pelabuhan
Mulus sebagai simulasi buatan Fraunhofer CML di Hamburg, Jermaan, menawarkan layanan komprehensif untuk pelabuhan yang aman. Kenyamanan pelabuhan untuk kapal angkut (Foto/©: Fraunhofer IML)

Salah satu sarana terpenting bagi satu negara yang menghubungkannya dengan luar negeri adalah  pelabuhan laut yang disandari berbagai jenis kapal seperti kapal pengangkut barang dan penumpang. 

Kenyamanan Pelabuhan untuk Kapal Angkut

Indonesia yang terdiri dari kepuluan dengan lebih 17.600 pulau memiliki ratusan Pelabuhan. Sebanyak 10 pelebuhan terbesar terdapat di pulau besar yakni di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau lain seperti Bali, gugusan pulau di Nusa Tenggara.

Sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia mengoperasikan tol laut yang mengonektivitas antar pelabuhan. Hal itu berdampak signifikan terhadap minimalisasi atau menghilangkan disparitas harga barang konsumsi terutama 9 kebutuhan pokok manusia. 

Oleh sebab peran pelabuan demikian penting, keamanan tiap pelabuhan mutlak dikelola dengan baik sesuai standar kepelabuhanan dan kemaritiman. Tim peneliti menyebutkan bahwa keamanan pelabuhan dapat disimulasikan untuk membantu menyediakan navigasi yang lancar dan efisien.

Sebagian besar barang impor dan ekspor diangkut kapal yang bersandar di pelabuhan atau dermaga. Volume lalu lintas di berbagai pelabuhan—termasuk di pelabuhan Jerman yang juga piawai membuat kapal penumpang dan kapal barang—terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. 

Jerman misalnya, memperkirakan volume perdagangan terus melambung dari sekitar 269 juta ton tahun 2014 menjadi lebih 468 juta ton pada tahun 2030.  

Manajemen atau operator pelabuhan menghadapi tantangan untuk mengelola lalu lintas pelabuhan yang tetap aman, nyaman, dan efisien. 

Bagaimana seharusnya cekungan pelabuhan atau alur pelayaran diatur sehingga kapal-kapal besar leluasa bersandar dan berlayar dengan aman? Apa yang harus diperhatikan jika terjadi cuaca buruk atau situasi lalu lintas yang rumit? Bagaimana menghindari waktu yang tidak perlu di pelabuhan?

Jawaban atas pertanyaan di atas dijelaskan oleh para peneliti di Fraunhofer Center for Maritime Logistics and Services CML, dan sebuah institusi yang merupakan bagian dari Fraunhofer Institute for Material Flow and Logistics IML di Dortmund, Jerman.

Para ahli di Hamburg mensimulasikan skenario realistis pada waktu nyata (real time) dan menilai keamanan bahari berdasarkan hasil pengamatan atau riset di lapangan.

Setiap kapal yang disimulasikan cocok dengan spesifikasi galangan kapal aslinya dan dimodelkan secara hidrodinamika dengan menggunakan ilmu aliran fluida. 

CML menyediakan layanan dukungan strategis selama rekonstruksi pelabuhan, perluasan, dan konstruksi baru. Simulasi dengan data nyata yang dilakukan di lapangan.

Langkah pertama, para peneliti dengan cermat memeriksa kondisi aktual di sekitar pelabuhan atau dermaga meliputi tata letak pelabuhan, pendekatan, dan data arus barang dan penumpang. Juga  pergerakan air yang signifikan di lokasi dermaga. 

Para peneliti melakukan penilaian awal berdasarkan informasi ini yang memungkinkan identifikasi kemungkinan terjadinya titik kritis. 

“Pendekatan yang tegak lurus dengan arah arus utama tidak menguntungkan, misalnya. Dalam kasus seperti itu, kami mencari alternatif sejak awal,” jelas Hans-Christoph Burmeister, Manajer Proyek di CML. 

Lingkungan pelabuhan kemudian ditampilkan secara digital dalam simulasi sesuai dengan fitur utama yang sebenarnya. Selain itu, peneliti membuat model 3D kapal referensi serta model komputer hidrodinamik. 

“Ini terdiri dari berbagai koefisien hidrodinamik yang memungkinkan lintasan kapal ditentukan dari gaya baling-baling atau pendorong haluan. Itu penting untuk secara realistis menciptakan kembali perilaku membelok atau berhenti dari masing-masing kapal,” jelas Hans-Christoph Burmeister

Akhirnya, skenario realistis harus dikerjakan untuk simulasi. Situasi standar dapat direpresentasikan seperti halnya kondisi ekstrim. Penyiapan dan jalannya simulasi dapat disajikan seperti halnya simulator penerbangan.

Intinya adalah simulator yang digunakan personel maritim terlatih untuk menggerakkan kapal. Instrumen aktual digunakan seperti di jembatan kapal asli, dengan tampilan radar serta sistem grafik elektronik yang tersedia. 

Tiga monitor memberikan tampilan 1200 dari lingkungan pelabuhan virtual. Perintah percontohan dimasukkan ke dalam model komputasi secara real time.

Dari hasil ini, prediksi dapat dibuat untuk kondisi angin dan pasang surut di mana kapal acuan dapat dengan aman memasuki pelabuhan, serta pendekatan seperti apa yang terbaik. 

“Dalam beberapa kasus, kami mencapai waktu reaksi yang jauh lebih lama dengan memodifikasi pendekatan—ini berarti kapal masih dapat berlabuh bahkan dalam kondisi cuaca buruk,” ungkap Hans-Christoph Burmeister

Manuver kapal tunda juga dapat disimulasikan untuk menentukan jumlah kapal tunda minimum yang diperlukan untuk membawa kapal ke sandarannya dengan aman, misalnya. 

Namun demikian, hasilnya hanya berlaku untuk satu situasi tertentu. Jika satu parameter diubah, hal itu dapat mengarah pada penilaian yang berbeda,  demikian Hans-Christoph Burmeister.

Misalnya, manuver kapal yang terisi penuh berbeda dengan manuver yang hanya membawa setengah muatan. Ini harus diperhitungkan dalam model hidrodinamik. 

Tidak ada yang namanya uji coba standar. Data tersebut disesuaikan dengan spesifik situasi dengan berkonsultasi dengan pelanggan: ini adalah otoritas pelabuhan, operator terminal, atau perusahaan teknik maritim yang mereka harus patuhi sebagai aturan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *