Jawa, Potensi Daerah

INKA Ekspor Kereta Penumpang dan Butuh 1000 Tenaga Kerja

ShareManufaktur kereta penumpang PT INKA ekspor kereta penumpang ke beberapa negara. INKA sedang membangun pabrik kereta api di Banyuwangi, dan membutuhkan lebih...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
INKA ekspor kereta penumpang

Manufaktur kereta penumpang PT INKA ekspor kereta penumpang ke beberapa negara. INKA sedang membangun pabrik kereta api di Banyuwangi, dan membutuhkan lebih 1000 orang tenaga kerja agar mampu memproduksi permintaan domestik dan luar negeri yang terus meningkat.

INKA ekspor kereta penumpang
Kereta penumpang kelas ekonomi berAC buatan PT INKA yang berlokasi di Madiun. Sebagian kereta api buatan Madiun telah beroperasi di beberapa negara anggota ASEAN Bangladesh (Sumber foto: PT INKA)

Kereta penumpang buatan Madiun sudah go international. Salah satu perusahaan badan milik negara (BUMN)  PT Industri Kereta Api (Persero) sedang  bekerja keras menyelesailan pembuatan 250 unit kereta api pesannan Bangladesh. Artinya, BUMN yakni INKA ekspor kereta penumpang ke Bangladesh.

Ketika ikut tender,  INKA mengalahkan perusahaan pembuat kereta penumpang dari China (CNR Tangshan and CSR Nanjing Puzhen) dan India (Rites India). Tahun 2006, INKA pernah memenangkan tender untuk pertama kalinya, dan total pesanan yang kedua  ini mencapai 250 unit.

INKA sanggup membuat kereta tidur (sleeper carriage), kereta penumpang kelas eksekutif (executive passenger coach), kereta makan (dining car),  dan kereta pembangkit (power car). Bangladesh sedang mengganti kereta penumpang yang berusia lebih dari 30 tahun. Bangladesh memilih INKA berkat kemampuannya memenuhi permintaan sesuai standar.

Dikutip dari laman INKA, material dan komponen sesuai dengan standar lembaga perkereta apian internasional seperti Bangladesh Railway Standard Specifications, British Standard Specification, Deutsche Industrial Norms, Japanese Industrial Specifications, dan Union Internationale Des Chemins De Fer.

Bangladesh memesan 250 unit yang kontraknya ditandatangani pada tahun 2017. Total kontrak pesanan itu mencapai Rp1,3 triliun—direncanakan selesai pada tahun 2019. Ke-250 unit kereta api pesanan Bangladesh itu  adalah 50 unit kereta api jenis Board Gauge dengan lebar sepur 1.676 mm dan 200 unit kereta api jenis metre gauge (MG) dengan lebar sepur 1.000 mm.

Indonesia merupakan salah satu produsen kereta api  terbesar di Asia Tenggara. Selain memenuhi pesanan PT Kereta Api Indonesia, INKA juga yang membuat kereta penumpang KRL Bandara Soekarno-Hatta, kereta penumpang LRT yang dioperasikah di Palembang,  Jabodetabek, dan LRT  Medan.

INKA juga sedang mempabrikasi kereta api untuk Bandara Minangkabau, Sumatra Barat dan Bandara Adi Sumarmo Solo masing-masing satu trainset dan dua trainset—direncanakan selesai pada tahun 2018.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi, INKA membangun pabrik kereta penumpang khusus  ekspor di Banyuwangi dengan modal awal Rp600 miliar. Pembangunan pabrik di atas lahan 60 ha itu direncanakan selesai pada tahun 2019 ini memerlukan lebih dari 1000 orang tenaga kerja.

Banyuwangi mempunyai pelabuhan, demikian strategis bagi INKA agar bisa menghemat ongkos saat melakukan ekspor—dibanding dari Madiun. Dengan demikian, INKA menargetkan penjualannya antara Rp2,6 triliun hingga Rp3 triliun per tahun.

Perkembangan produksi INKA berdampak terhadap pertumbuhan industri pendukung seperti 50 perusahaan pembuat komponen kereta api—tergabung dalam Asosiasi Industri Manufaktur dan Penunjang Perkeretaapian Indonesia (Indonesia Railway Component Manufacture Association).

Selain industri komponen, INKA juga didukung oleh perusahaan yang tergabung dalam Perkumpulan Industri Kecil Kereta Api yakni organisasi perusahaan produsen atau pebisnis bidang metal, karet, plastik, lembaga riset, dan konsultan—termasuk INKA  sebagai integrator.

Sementara pemasok lainnya adalah PT Pindad yang membuat rem, PT LEN pembuat alat persinyalan, PT Barata pemasok bogie, dan PT Krakatau Steel sebagai produsen  baja bahan baku utama yang digunakan untuk bodi kereta penumpang.

Jawa Timur merupakan lokasi pembuatan kereta api baik untuk kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor. Selain di Jawa dan Sumatera, kini sedang dikembangkan pembangunan rel kereta api di Sulawesi dan Kalimantan.

Banyuwangi direncanakan menjadi pabrik kereta api dengan menggunakan  stainless steel dan alumunium sebagai dasar bahan. Bahan aluminium adalah buatan PT Inalum di Asahan, Sumatera Utara—yang  turbin-turbin raksanya dibangkitkan terjangan arus air Danau Toba yang mengalir dari Sungai Asahan.

Kereta penunpang buatan INKA telah beroperasi di beberapa negara anggota ASEAN dan INKA telah mengikuti tender di Zambia, Srilanka, dan Nigeria. Tanzania juga tertarik bekerja sama dengan INKA.

Peluang lainnya di Filpina yang sedang membangun jalur kereta di Pulau Mindanao sepanjang 800 kilometer—merupakan kesempatan kerja sama dengan perusahaan di Filipina.

Selamat kepada  INKA yang sukses ekspor kereta penumpang dan  berharap API tidak mengimpor lagi kereta bekas dari Jepang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *