Agenda, Photo Stories

Indo Defence 2018 Expo & Forum: Mesin Senjata Pencipta Damai bukan lagi Pemusnah

ShareIndonesia mampu membuat senjata dan tank—produksi PT PINDAD dan kapal selam rancangan PT PAL Indonesia. Litbang TNI Angkatan Darat pun sukses membuar...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Senjata Pencipta Damai

Indonesia mampu membuat senjata dan tank—produksi PT PINDAD dan kapal selam rancangan PT PAL Indonesia. Litbang TNI Angkatan Darat pun sukses membuar robot dan mortir dilengkapi dengan digital. Apa kehebatan radar buatan Rusia?

Senjata pamungkas buatan Indonesia adalah jenis senapan serbu (4 seri SSI, sniper (SPR-1) pistol (P-1, P-2), revolver (R1-V1, R1-V2, RG-1 (tipe A), RG-1 (tipe c), senapan sabhara/polisi, senjata penjaga hutan, pistol profesional magnum, peluncur granat, dan senjata pelindung tubuh.

Indonesia  pun memiliki senjata canggih seperti kapal selam buatan Korea Selatan yang dioperasikan TNI Angkatan Laut. Kapal selam bernama KRI Nagapasa-403 itu memiliki panjang 61,3 meter dengan kecepatan 21 knot di bawah air.

Kapal selam DSME209 mampu berlayar selama 50 hari dengan 40 orang kru. Kapal selam  itu dilengkapi torpedo dengan fasilitas 8 buah tabung peluncur.

Kapal selam DSME209 berteknologi tempur lengkap dengan torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali antikapal permukaan. Indonesia memiliki 3 jenis kapal selam kelas buatan  Korea Selatan bekerja sama Indonesia.

Sementara itu, TNI Angkatan Udara  memiliki pesawat angkut berat C-130 yakni jenis Hercules yang dipoperasikan sebagai pengangkut logistik, pasukan, kemanusiaan, dan operasi lain seperti penerjun pasukan pemukul reaksi cepat.

Indonesia juga memiliki rudal andalan melengkapi pesawat tempur F-16 dengan jarak tembak lebih 1100 km per jam. Rudal ini memiliki diameter 300 mm dan panjang 2,49 meter.

Raytheon AGM-65K2 buatan Amerika Serikat merupakan andalan Indonesia yang dioperasikan oleh Skadron Udara bersama 10 unit F-16 serta 24 F-16 C/D.

Indonesia mempunai 4 unit RBS-15 MK3 yakni rudal multi platform yang ampuh dan dipasangkan dipasangkan di truk, pesawat tempur, dan kapal perang seperti di Kapal Cepat Rudal atau KCR dengan nama Klewang.

Rudal RBS-15 MK3 adalah buatan Jerman yang telah digunakan di beberapa negara di Eropa. Indonesia masih membeli beberapa jenis senjata buatan negara-negara lain.

Akan tetapi, Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika meresmikan pameran industri pertahanan di  Kemayoran, Jakarta, menandaskan, setiap negara harus mandiri dalam teknologi pertahanan—termasuk Indonesia.

Melalui pameran, ungkap Jusuf Kalla, Indonesia berkesempatan memberikan suatu pengetahuan baru. Suatu negara dapat memanfaatkan teknologi untuk keamanan dan pertahanan negerinya.

Ia menambahkan, bahwa adagium selalu mengingatkan, dalam keadaan perang harus siap untuk berperang. Dalam keadaan damai harus siap untuk berperang. Dalam keadaan berperang harus siap untuk berdamai.

Menurut Jusuf Kalla, adagium itu bermakna bahwa meski negara dalam keadaan damai, namun dibutuhkan senjata untuk mempertahankan kedamaian itu. Setiap negara harus mempunyai kekuatan untuk mempertahkan diri.

“Sehingga tidak mudah suatu negara untuk berperang satu sama lain karena kekuatan negara itu juga merupakan suatu cara untuk mempertahankan diri. Kita dapat memperlihatkan kemajuan teknologi persenjaraan kita pada masa kini dan masa mendatag,” tandas Jusuf Kalla.

Pameran industri pertahanan bertajuk Indo Defence 2018 Expo & Forum  dilaksanakan di Kemayoran, Jakarta, padai tanggal 7-10 November 2018.

Di sektor industri pertahanan, para peneliti melakukan riset, uji coba, dan pengembangan teknologi—termasuk menciptakan radar yang mampu mendeteksi objek (asing) di perairan (maritim), dan perbatasan antarnegara yakni bagian terluar wilayah Indonesia.

Selain mampu memenuhi kebutuhan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia, Wakil Presiden mengharapkan, Indonesia dapat menjual alat senjata seperti tank, kapal selam, dan senjata laras panjang—sebagian telah diekspor ke beberapa negara.

Perusahaan PT Pindad dan PT PAM Indonesia telah melakukan ekspor buatan Badan Usaha Milik Negara itu. Penyelenggara pameran, Napindo, menandaskan bahwa kita melakukan: Building global defence partnerships to secure the future.

Beberapa perusahaan mengikuti Indo Defence, antara lain, Aveking & Rasmussen Schiffs Und Yachthwerft Se, Apps-Connect, Aerovironment Inc., Arsenal JSC (Bulgaria), Allians Communication, PT Balakisa Balin Indonesia, Beijing Winyah High Performance Fiber, dan PT Barata Indonesia.

Peserta lainnya adalah PT Caputra Mitra Sejati, Beretta Defense Technologies, Chaiseri & Rubber, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Damen Schelde Naval Shipbuiding, Dasain Machineries, PT Dirgantara Indonesia, Cipta Teknologi Persada, Coges-Eurosatory 2020, dan Ceska Zbrojivka.

Termasuk CETC International, Di Optical, Dacc Carbon, Dillon Aero, ACA Group, Era A.S, EMCO, GEW Technology, GICAT, Hi-Tech Electronics, dan pavilun Belanda.

Peserta lainnya adalah PT INTI, Jain Technology, Titan Defense, Turkish Aerospace Industries, Korean Defense Industry Association, Korea CNO Tech, SSI, Team Defence Australia, dan Tugasanda Group.

Sambil melayani pengunjung, beberapa perusahaan seperti dari Thailand, Korea Selatan, Jepang, Singapura, China, Rusia, Indonesia, dan TNI berkesempatan menjelaskan keandalan teknologi persenjataan dan aplikasi pendukung.

Pelajaran apa yang dapat kita peroleh dari pameran berkaitan dengan  mesin senjata pencipta damai bukan lagi pemusnah? Simak cerita beberapa pelaku mesin produksi senjata dan pendukungnya—termasuk mereka yang berusia senja masih proaktif berbisnis.   

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *