Indonesia mampu membuat senjata dan tank—produksi PT PINDAD dan kapal selam rancangan PT PAL Indonesia. Litbang TNI Angkatan Darat pun sukses membuar robot dan mortir dilengkapi dengan digital. Apa kehebatan radar buatan Rusia?
1. Phalatt Loewkijsiri menjabat Product Manager Techno Glass Co., Ltd. disingkat BSG Glass merupakan produsen kaca olahan yang digunakan didesain sebagai interior dan eksterior—termasuk kebutuhan militer. Phalatt menuturkan produknya telasih memasuki ke pasar Asia Pasifik—dan Indonesia. Gelas kaca yang dipegang Phalatt merupakan alat yang digunakan di dunia militer—misalnya pada tank. Dengan teknologi yang unik, BSG Glass yang berlokasi di Thailand ini ingin menjadi perusahaan terbaik di Asia Pasifik. Phalatt senang karena produknya sudah digunakan di Indonesia (Foto: Rayendra L. Toruan)
2. Dari kiri seorang tamu yang menjajaki kerja sama bisnis dengan Daewoong Kim President KORE T.E.S (tengah) dan Sanghyud Lee (kanan) Technical Sales Manager. Perusahaan yang berlokasi di Gyeongngnam, Korea Selatan dengan brandname produk yakni KTES. “ Kami kerja sama dengan PT PAL Indonesia,” ujar Daewoong bernada hepi. Dia menambahkan Indonesia yang merupakan kepulauan, membutuhkan kapal selam canggih dengan alat komunikasi yang terbaik. Perusahaanya mampu mendesain peralatan elektronik dan ragam alat komunikasi yang digunakan di dalam kapal selam. KTES bermotokan, Innovative company, creative people (Foto: Rayendra L. Toruan)
3. Bhargav Trivedi (kiri) yang mewakili perusahaan Panasonic yang berkantor di Singapura, dan dibantu oleh dan Yoppy Sundawa (Indonesia) sedang memasarkan komputer merek Panasonic—bukan hanya untuk kepeluan bisnis—juga dibutuhkan prajurit atau tentara yang mobilitasnya cukup tinggi. Menurutn Bhargav, tentara yang sambil bergerak misalnya di kendaraan pengangkut tepat menggunakan tablet Panasonic karena dampak geteran atau gerakan tak berpengaruh terhadap kinerja tablet. Jika selama ini produk Panasonic lebih familiar di peralatan rumah tangga, kini merambat ke bisnis yang lebih meluas (Foto: Rayendra L. Toruan)
4. Melalui Litbang TNI Angkatan Darat seperti dituturkan oleh Kapten Sgi Nurkholis (kiri ke kanan), Serda Hilda Nur Nadia, Serda Rima Utami, dan Sertu Arief Dian—putra-putri terbaik banga telah menghasilkan robot Sonar Rov. Semua biaya riset dan pengembangan berasal dari Kementerian Pertahanan. Robot ini memiliki spesifikasi andal, seperti motor penggerak, chasis, beterei komunikasi, dan kontrol. Robot Sonar rov memiliki unit pengendali (rov) yang mampu mengelola pergerakan unit lengan dan body robot. Robot ini dilengkapi dengan sonar, kamera pengintai—dan mampu mendisposal adanya bom di satu lokasi (Foto: Rayendra L. Toruan)
5. Mortir—khalayak menyebutnya bajoka—adalah mesin ampuh yang tiap menembakkan peluru ke arah sasaran, dilakukan dengan konvensional. Prajurit harus aktif menyalakan mortir menit ke menit berikutnya. Namun, mortir buatan Litbang TNI AD—disebut Sisbak Motir—telah berbasis komputer dan mortar fire system—sehingga saat menembakkan peluru, tentara (petugas) cukup menekan tombol. “Kamasih harus memoderinasi dengan teknologi Industri 4.0 agar bisa diarahkan ke sektor bisnis,” tutur Letkol Infantri Trikoranto P (tengah) yang didampingi oleh Mayor Infantri Supriyadi (kiri) dan Sertu Kokos S (kanan). Pussenif Kodiklat TNI AD bekerja sama dengan PT Hariff Daya Tunggal Engineering untuk memproduksinya secara massal. Spesifiasi teknik sisbak demikian lengkap, meliputi digital binocular, power pack, ccu jaupan, display jaupan, metrologi sensor, dan sebagainya (Foto: Rayendra L. Toruan)
6. Mamoru Fujisaki (kiri) penasihat HIROSESHIKAI produsen bahan baku kedap air (parasut) bersama Kazuhira Yamasaki. Hiroseshikai berlokasi di Tokyo, Jepang, dan merupakan perusahaan yang mampu membuat produknya dalam tiga dimensi sehingga menangkis air lebih ampuh. “Bukan hanya tentara penerjun yang menggunakan bahan ini. Jurnalis dan karyawan perusahaan yang mau kemping pun cocok menggunakan material kami,” tutur Mamoru yang meski usianya sudah di atas 60-an, namun serius menangani bisnisnya. “The material is slight, the sheet shape minimizes quilting, light weight feel with multiple lamniated year,” tanda Mamoru san dengan fasih (Foto: Rayendra L. Toruan)
7. Hiroshi Torikata (kiri, kemaja putih) Presiden Tech-Taiyo Kogyo didampingi Yuki Torigata (berjas hitam) dan seorang penerjemah melayani pebisnis asal dari Turki. Setelah melihat tayangan video tentang teknik membuat bahan logam anti karat di perusahaan Tech-Taiyo, seorang pebisnis dari Eropa bertanya, apakah isi tayangan itu dapat dibuktikan? Dengan ramah dan senyum, Torikata san melayani tamunya. “Kami membuat desain dengan hati,” imbuh Hiroshi Torikata yang tampak energik. Ia membuka digital media mmINDUSTRI yang menggunakan bahasa Indonesia. Dalam sekejap, teks berubah menjadi bahasa Jepang yang tampak di ponsel milik Hiroshi Torikata (Foto: Rayendra L Toruan)
8. Perusahaan Tech-Taiyo Kogyo yang berlokasi di Tokyo, dan di dua kota lainnya di Jepang, berdiri pada tahun 1958. Tech-Taiyo membuat produk seperti baja tidak mengalami karat dengan melakukan teknik pengecatan. Karat merupakan musuh utama logam dan untuk mengatasinya memerlukan teknik pengecatan seperti dilakukan oleh Tech-Taiyo Kogyo yang dipimpin oleh Hiroshi Torigata. Logam yang digunakan saat membangun konstruksi (instalasi) taman kota, lingkungan perkotaan, menara, tanda jalan dan sungai, tiang listrik, stadion, dan beragam jenis fasilitas menggunakan logam. Logam harus dicat dengan bahan terbaik agar usianya lebih lama (Foto: Rayendra L. Toruan)
9. Koichi Murakami (kiri) Manager Mitsubihsi Electric Corporation Kyioto, Jepang dan Shinichi Okita General Manager Mitsubishi Electric Asia (Singapura) memperkenalkan layar yang mampu memperlihatan data atau pergerakan tranformasi kereta api di suatu kota. Ketika Mitsubishi memasuki bisnis produk dan sistem audiovisual (1962), manajemen berkomitmen untuk menghasilkan produk dan layanan berkualitas tinggi, andal, dan inovasi teknologi. Murakami menjelaskan, layarnya cukup efisien dengan lampu pancar buatan Mitsubishi Electric dengan lampu LED yanfg efisien di ruang eksklusif—misalnya di ruang kontrol milik perintah seperti tentara. Murakami, Okita dan Chan Hwa Hock Sales Manager Mitsubishi Electric Asia (Singapura) merupakan satu tim (Foto: Rayendra L. Toruan)
10. Kamera adalah salah satu andalan grup Mitsubishi Electric Corporation seperti dituturkan oleh Kentaro Ishimaru Engineer dan Ema Kuwabara Assistant Manager—keduanya berkantor di markas pusat di Tokyo, Jepang. Kamera buatan Mitshubishi digunakan khsusus di kapal agar dapat merekam kegiatan poaching, smuggling, illegal trafficking countermeasure yakni aktivitas di lautan yang bertentangan dengan hukum di zona ekonomi milik negara tertentu. Menggunakan produk dan teknologi Mitshubishi sesuai dengan motto perusahaan ini, change for the better (Foto: Rayendra L. Toruan)
11. Vasily Tamailov (kanan) Business Development Director Polus ST yang bermarkas di Moskwa, Rusia. Polus ST membuat daan memroduksi alat sekuriti yang disebut autonomous perimeter security system—dengan jangkauan 7.000 km dan telah digunakan di 25 negara. Tamailov membawa sejumlah produk yang digelar khsusus kepada kementerian pertahanan dan kepolisian Republik Indonesia. Contohnya, Compact Sensor Set RADIOBARRIER CSS—alat yang ideal untuk perlindungan kekuatan dan misi jangka pendek. Produk Polus ST merupakan solusi keamanan berbasis UGS seperti RADIOBARRIER, RADIOBARRIER UTMS, dan RADIOBARRIER CSS. Alat itu dapat didemonstrasikan robot UGV KPMM-06 ringkas tanpa awak (Foto: Rayendra L. Toruan)
12. RADIOBARRIER UTMS mampu mengambil data yang disimpan di perangkat dan kemudian digunakan alat penerima UAV. RADIOBARRIER UTMS berbeda dari sistem kerja UGS. Alat ini mampu menyimpan semua bukti log secara visual dan alarm di memori internal perangkat. Sistem ini berfungsi secara offline. Data yang dikumpulkan termasuk informasi tentang jenis sasaran, waktu, dan durasi kejadian serta konfirmasi foto kegiatan di bidang yang disasar. Data yang disimpan secara otomatis diambil dari perangkat ketika penerima memasuki rentang komunikasi dengan set atau dapat diunduh oleh peminat (Foto: Laman Radiobarrier)
13. Ade Bambang Kurnia (kiri), Gani Pratomo (kanan), Yurri Ahmad, dan kawan-kawan sangat membanggakan berbagai jenis perangkat keras (alat) dan perangkat lunak yang semuanya hasil karya anak-anak Indonesia. “Semua gelaran EDSAT di sini buatan Indonesia,” imbuh Ade Bambang. Alat buatan ADSAT meliputi Clinic System, MLAT System, Random Key Generator, SDrive, SCM System, Absent System, dan Secure Messaging. Contohnya Clinic System merupakan alat yang berkaitan dengan pengelolaan fasilitas kesehatan. Sementara MLAT System adalah alat untuk mengetahui perbedaan jarak antara dua stasiun yang lazim digunakan di dunia penerbangan (Foto: Rayendra L. Toruan)
14. Eugene Qu (kiri) dan Daisy Dai adalah karyawan perusahaan WINYARN yang berlokasi di Beijing, China. Daisy menjelaskan, perusahaannya memproduksi bahan serat berkualitas sesuai kebutuhan militer. Eugene menambahkan, perusahaannya menggunakan mesin dan alat produksi serat polietilena. Selain memiliki laboratorium, WINYARN didukung oleh personel statistik matematika yang profesional—bertugas mengumpulkan data lengkap dan sistem analisis, pemantauan selama 24 jam—meliputi aspek kunci produksi dan titik kontrol kualitas produk. “Perusahaan kami menyediakan dukungan data dan peningkatan teknologi produksi, dan kontrol kualitas produk untuk melindungi kepentingan para pelanggan,” tutur Daisy Dai (Foto: Rayendra L. Toruan)
15. Alexandr BABAKOV menjabat Head of Perspective Projects Bureau perusahaan SP LLC OKB TSP produsen radar yang berlokasi di Minsk, Republik Belarus. Pergerakan radar buatan SP LLC OKB TSP serba ke segala arah karena mempunyai surveillance triaxial pulse-dopper yang tanggiuh dan solid. Radar secara otomatis mendeteksi medan, koordinat, dan paramaters pelacakan gerakan target di udara dan mengukurnya. Menurut Alaxandr, radar dilengkapi alat penghimpun data yang terintegrasi dengan fasilitas. Radar versi SP LLC OKB TSP berguna—selain mendeteksi dari serangan udara—juga mampu melindungi area udara dari serangan musuh. Apakah masih ada negara yang senang berperang? “Dalam keadaan damai pun negara harus siap sedia berperang, melawan musuh,” sahut Alexandr BABAKOV (Foto: Rayendra L. Toruan)
16. Katerina gadis asal Belarus tidak mau disebutkan bagian dari Rusia. “Saya berasal dari negara Republik Belarus,” tandas Katerina yang tidak menyebutkan nama keluarga. “Ok ... your are come from Belarus with love.” Mendengarkan candaan itu, Katerina yang menagani pemasaran kendaraan raksasa yang digunakan saat berperang atau mengawasi perdamaian, tertawa senang. Katerina bekerja di perusahaan OKB TSP pembuat kendaraan pengangkut pasukan sebelum dan saat menghadapi peperangan. Apa keistimewaan kendaraan pasukan buatan OKB TSP? Di ruang dalam kendaraan lengkap dengan alat telekomunikasi, radar, layar monitor, peralatan sensor yang serba digital (Foto: Rayendra L. Toruan)
17. Ali ATASELIM kepala operasi Turkish ANKA (Mulyi Rale UAV System) sibuk melayani tamu-tamu yang mengunjungi boothnya yang cukup luas. Maklum, Ali membawa pesawat (sungguhan) dari Turki dan dipajang selama empat hari berpemaran. Para pengunjung beragam bukan hanya tentara dan stakeholders keamanan. Beragam publik—termasuk ibu-ibu dan anak-anak—meminta foto dengan latar belakang protipe pesawat yang terbang tanpa awak. Bahkan ada yang meminta swafoto bersama Ali yang cukup gagah itu. Perusahaan ANKA ikut mendukung kemajuan Turkish Aerospace yang dikembangkan sejak tahun 2000. Menurut hurriyetdailynews.com/turkey, Turki mengembangkan kegiatan R & D dalam teknologi satelit sejak awal 2000-an dan telah menghasilkan satelit observasi BİLSAT, RASAT, GÖKTÜRK-2, TÜRKSAT 6A, dan İMECE.
18. Tiga pendekar teknologi yakni Shiroshi Tokanaou, Akio Kusaka, dan Akihiro Yoshida yang berkarya di IHI Corporation berkantor pusat di Tokyo, Jepang. IHI melebarkarn sayap bisnisnya di Indonesia melalui kantor perwakilannya di Jakarta yang dikelola oleh FX Catur Setiawan selaku manajer. IHI merupakan perusahaan yang berkaitan dengan aerospace dan bawah air. IHI mendesain dan memanufaktur roket—termasuk membuat kendaraan di bawah air. Roket buatan IHI dimanfaatkan di berbagai observasi dan penelitian bidang sains, sebagai roket peluncur satelit dan sebagainya—termasuk Autonomous Underwater Vechicle System—kendaraan di bawah air untuk mendapatkan data dasar laut secara real time (Foto: Rayendra L. Toruan)
Senjata pamungkas buatan Indonesia adalah jenis senapan serbu (4 seri SSI, sniper (SPR-1) pistol (P-1, P-2), revolver (R1-V1, R1-V2, RG-1 (tipe A), RG-1 (tipe c), senapan sabhara/polisi, senjata penjaga hutan, pistol profesional magnum, peluncur granat, dan senjata pelindung tubuh.
Indonesia pun memiliki senjata canggih seperti kapal selam buatan Korea Selatan yang dioperasikan TNI Angkatan Laut. Kapal selam bernama KRI Nagapasa-403 itu memiliki panjang 61,3 meter dengan kecepatan 21 knot di bawah air.
Kapal selam DSME209 mampu berlayar selama 50 hari dengan 40 orang kru. Kapal selam itu dilengkapi torpedo dengan fasilitas 8 buah tabung peluncur.
Kapal selam DSME209 berteknologi tempur lengkap dengan torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali antikapal permukaan. Indonesia memiliki 3 jenis kapal selam kelas buatan Korea Selatan bekerja sama Indonesia.
Sementara itu, TNI Angkatan Udara memiliki pesawat angkut berat C-130 yakni jenis Hercules yang dipoperasikan sebagai pengangkut logistik, pasukan, kemanusiaan, dan operasi lain seperti penerjun pasukan pemukul reaksi cepat.
Indonesia juga memiliki rudal andalan melengkapi pesawat tempur F-16 dengan jarak tembak lebih 1100 km per jam. Rudal ini memiliki diameter 300 mm dan panjang 2,49 meter.
Raytheon AGM-65K2 buatan Amerika Serikat merupakan andalan Indonesia yang dioperasikan oleh Skadron Udara bersama 10 unit F-16 serta 24 F-16 C/D.
Indonesia mempunai 4 unit RBS-15 MK3 yakni rudal multi platform yang ampuh dan dipasangkan dipasangkan di truk, pesawat tempur, dan kapal perang seperti di Kapal Cepat Rudal atau KCR dengan nama Klewang.
Rudal RBS-15 MK3 adalah buatan Jerman yang telah digunakan di beberapa negara di Eropa. Indonesia masih membeli beberapa jenis senjata buatan negara-negara lain.
Akan tetapi, Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika meresmikan pameran industri pertahanan di Kemayoran, Jakarta, menandaskan, setiap negara harus mandiri dalam teknologi pertahanan—termasuk Indonesia.
Melalui pameran, ungkap Jusuf Kalla, Indonesia berkesempatan memberikan suatu pengetahuan baru. Suatu negara dapat memanfaatkan teknologi untuk keamanan dan pertahanan negerinya.
Ia menambahkan, bahwa adagium selalu mengingatkan, dalam keadaan perang harus siap untuk berperang. Dalam keadaan damai harus siap untuk berperang. Dalam keadaan berperang harus siap untuk berdamai.
Menurut Jusuf Kalla, adagium itu bermakna bahwa meski negara dalam keadaan damai, namun dibutuhkan senjata untuk mempertahankan kedamaian itu. Setiap negara harus mempunyai kekuatan untuk mempertahkan diri.
“Sehingga tidak mudah suatu negara untuk berperang satu sama lain karena kekuatan negara itu juga merupakan suatu cara untuk mempertahankan diri. Kita dapat memperlihatkan kemajuan teknologi persenjaraan kita pada masa kini dan masa mendatag,” tandas Jusuf Kalla.
Pameran industri pertahanan bertajuk Indo Defence 2018 Expo & Forum dilaksanakan di Kemayoran, Jakarta, padai tanggal 7-10 November 2018.
Di sektor industri pertahanan, para peneliti melakukan riset, uji coba, dan pengembangan teknologi—termasuk menciptakan radar yang mampu mendeteksi objek (asing) di perairan (maritim), dan perbatasan antarnegara yakni bagian terluar wilayah Indonesia.
Selain mampu memenuhi kebutuhan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia, Wakil Presiden mengharapkan, Indonesia dapat menjual alat senjata seperti tank, kapal selam, dan senjata laras panjang—sebagian telah diekspor ke beberapa negara.
Perusahaan PT Pindad dan PT PAM Indonesia telah melakukan ekspor buatan Badan Usaha Milik Negara itu. Penyelenggara pameran, Napindo, menandaskan bahwa kita melakukan: Building global defence partnerships to secure the future.
Beberapa perusahaan mengikuti Indo Defence, antara lain, Aveking & Rasmussen Schiffs Und Yachthwerft Se, Apps-Connect, Aerovironment Inc., Arsenal JSC (Bulgaria), Allians Communication, PT Balakisa Balin Indonesia, Beijing Winyah High Performance Fiber, dan PT Barata Indonesia.
Peserta lainnya adalah PT Caputra Mitra Sejati, Beretta Defense Technologies, Chaiseri & Rubber, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Damen Schelde Naval Shipbuiding, Dasain Machineries, PT Dirgantara Indonesia, Cipta Teknologi Persada, Coges-Eurosatory 2020, dan Ceska Zbrojivka.
Termasuk CETC International, Di Optical, Dacc Carbon, Dillon Aero, ACA Group, Era A.S, EMCO, GEW Technology, GICAT, Hi-Tech Electronics, dan pavilun Belanda.
Peserta lainnya adalah PT INTI, Jain Technology, Titan Defense, Turkish Aerospace Industries, Korean Defense Industry Association, Korea CNO Tech, SSI, Team Defence Australia, dan Tugasanda Group.
Sambil melayani pengunjung, beberapa perusahaan seperti dari Thailand, Korea Selatan, Jepang, Singapura, China, Rusia, Indonesia, dan TNI berkesempatan menjelaskan keandalan teknologi persenjataan dan aplikasi pendukung.
Pelajaran apa yang dapat kita peroleh dari pameran berkaitan dengan mesin senjata pencipta damai bukan lagi pemusnah? Simak cerita beberapa pelaku mesin produksi senjata dan pendukungnya—termasuk mereka yang berusia senja masih proaktif berbisnis.
FOLLOW BERITA LAINNYA
Simak artikel-artikel menarik lainnya secara gratis dengan menjadi Member (GRATIS) dan NewsLetter.
* Data Anda berguna untuk administrasi redaksi
Follow akun sosial media mmINDUSTRI:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Pinterest, Instagram, Linkedin
Aplikasi Resmi mmINDUSTRI
