Potensi Daerah, Sumatera

Hebat Palembang, Operasikan LRT

ShareWarga kota mpek-mpek Palembang bersiaplah naik kereta LRT.  Pembangunannya melibatkan INKA, Wastika Karya, Len Industri,  API, dan pengrajin songket. Pertengahan tahun 2018,...

Written by Jurnalis Industri · 1 min read >

Warga kota mpek-mpek Palembang bersiaplah naik kereta LRT.  Pembangunannya melibatkan INKA, Wastika Karya, Len Industri,  API, dan pengrajin songket.

Ilustrasi stasiun LRT (sumber foto: assets.kompas.com)
Ilustrasi stasiun LRT (sumber foto: assets.kompas.com)

Pertengahan tahun 2018, penduduk di Palembang dan sekitarnya bisa melancong dengan kereta modern. Tentu saja para pengasong tidak bisa berjualan mpek-mpek di dalam kabin  Light Rail Trans (LRT) yang pembangunannya sedang dipacu dengan “kecepatan tinggi”.

Proyek Light Rail Trans atau disebut kereta api ringan harus selesai jelang penyelenggaraan ASIAN Games  2018 yang dilaksanakan di Jakarta dan Pelambang. Peserta ASIAN Games 2018 dapat naik LRT dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II ke Kompleks Olahraga Jakabaring.

Proyek  LRT Palembang dibangun oleh PT Waskita Karya Tbk itu sejak Oktober 2015. Para penumpang dan warga kota Palembang dan sekitar Kabupaten Banyumas yang menggunakan LRT berarti memasuki  wilayah transpostasi sistem aglomerasi.

Penumpang dapat meluncur di bentangan LRT sejauh 23,4 kilometer dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II melalui Palembang menuju kawasan Ogan Permata Indah, Kabupaten Banyuasin, dan menyaksikan keindahan Sungai Musi dari jembatan sepanjang 445 meter—berdampingan dengan Jembatan Ampera yang bisa naik-turun pada masa Presiden Soekarno.

Di sepanjang jalur tersedia 13 stasiun dan satu depo berkapasitas 14 train set. Nah, warga Palembang saat berada di kabin LTR merasa seperti di luar negeri misalnya di Singapura. Proyek ini dirancang dan dibangun oleh kontraktor PT  Waskita Karya Tbk dengan biaya Rp12.59 triliun. Lebar jalan rel (gauge) 1.067 mm dengan axle load 12 ton.

LTR dapat dipacu dengan kecepatan 85 hingga 100 km per jam. Sedangkan konstruksi jalur berupa elevated (slab track) dan persinyalan adalah fixed block dengan cap signal (ETCS Level 1). Sistem electrical dengan third rail system 750 VDC. Pengoperasian sepenuhnya dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia.

Setiap train set terdiri tiga cars (kereta) dengan kapasitas 445 orang penumpang. Kereta berhenti di tiap stasiun selama satu menit dan di stasiun Bandara Sultan Mahmud Badarudin dan stasiun OPI selama 10 menit.

Kain songket khas Sumatera Selatan

PT INKA yang mengalahkan perusahaan dari Tiongklok saat tender membangun sarana sebanyak 8 train set—terdiri dari 6 train set untuk operasional, 2 train set untuk perawatan dan cadangan. Konstruksi LRT dibuat dari konstruksi aluminium. Di ruang kabin disediakan tali pegangan tangan untuk penumpang yang berdiri, dan tentu saja lengkap dengan pendingin udara.

Pengadaan gerbong juga dilakukan dengan lelang dengan memerhatikann kapasitas, jenis tempat duduk, interior, eksterior, dan lainnya. Bahkan interior dan eksterior LRT pembuatannya terinspirasi dari kearifan lokal masyarakat Sumsel seperti penggunaan kain songket khas Sumatera Selatan.

Sementara PT Len Industri mengerjakan sistem persinyalan (signalling), telecommunication, substation, power rail, OCC, SCADA, track, platform screen door, engineering system, automatic fare collection atau ticketing system, dan signal on depot—semuanya senilai Rp2 triliun.

Selamat warga Palembang. Galak terus membangun. (Bahan diolah dari berbagai sumber seperti situs PT INKA dan PT Kereta Api Indonesia).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *