Inspiration, MICE

Era Teknologi Metaverse Memasuki Kehidupan Kita, Apakah facebook dan Microsoft Mendikte?

ShareKita memasuki era teknologi metaverse dan jika lamban menguasai teknologinya, negara-negara asing akan mengambil potensi pasar kita. Buktinya, facebook dan Microsoft dominan...

Written by Rayendra L. Toruan · 3 min read >

Kita memasuki era teknologi metaverse dan jika lamban menguasai teknologinya, negara-negara asing akan mengambil potensi pasar kita. Buktinya, facebook dan Microsoft dominan di Indonesia. Bagaimana dengan Google?

Konektor Ruang Data (gambar kiri): Arsitektur yang dapat diperluas agar memungkinkan perusahaan untuk bertukar data dengan percaya diri. Asisten dialog multimodal (kanan) untuk kontrol kualitas manual di industri dapat digunakan melalui suara atau gerakan untuk mengontrolnya. Era teknologi metaverse memasuki kehidupan kita (© Fraunhofer CCIT / Fraunhofer IAIS)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Bagaimana ekonomi modern terkoneksi dan terdigitalisasi? Apakah kita  sudah siap menghadapi masa depan yang penuh perubahan dengan penerapan teknologi metaverse?

Untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi Industri 4.0 dan Internet of things, kita perlu melangkah ke tahap pengembangan berikutnya.

Yakni, menggabungkan kekuatan manusia dan teknologi digital untuk menciptakan Teknologi Internet kognitif.

Dalam hal pemrosesan data, mesin dan komputer memang belum ada tandingannya. 

Akan tetapi, jika mesin dan komputet mampu  mandiri untuk mengenali konteks dan beradaptasi dengan situasi baru, manusia perlu mengajari peralatan teknologi canggih ini (mesin dan aplikasi) cara belajar yang tepat.

Setelah tim ilmwan melakukan tahap demi tahap, maka proses bisnis akan dapat mengoptimalkan diri secara mandiri dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, belajar memahaminya, dan menjadi lebih cepat dan lebih tepat dari waktu ke waktu.

Meskipun hal ini terjadi, perusahaan akan tetap memegang kendali atas penggunaan data mereka setiap saat, bahkan di luar organisasi perusahaan.

Ini akan memungkinkan para ahli untuk berkolaborasi dengan unit otomatis secara efisien, bagi operator dan produsen untuk meningkatkan sistem bersama-sama, dan bagi orang dan alat berat untuk berkomunikasi secara langsung melalui suara dan gerakan.

Teknologi Internet kognitif menghubungkan dunia fisik objek ke dunia digital data dan algoritma pembelajaran untuk membuat aplikasi yang sangat cerdas dan dapat dikontrol.

Para ilmuwan Fraunhofer Cluster of Excellence Cognitive Internet Technologies CCIT mengembangkan teknologi utama yang diperlukan untuk ini. 

Termasuk elektronik andal dan teknologi sensor cerdas yang mengumpulkan dan mengomunikasikan data secara real time, ruang data yang aman di mana bahkan data sensitif dapat dibagikan dengan percaya diri dan aman.

Metode kecerdasan buatan atau artificial intelligence  (AI) hibrida yang menggabungkan pembelajaran mesin dengan pengetahuan khusus.

Teknologi baru ini akan memunculkan model bisnis dan aplikasi baru untuk ekonomi—dan nilai tambah bagi seluruh masyarakat, mulai dari persimpangan cerdas untuk kota masa depan hingga pertanian digital yang dapat merespons pertumbuhan populasi dan perubahan iklim hingga teknologi cerdas. 

Demikian juga kedokteran yang memungkinkan pengenalan dini dan pengobatan suatu penyakit.

Penggunaan Teknologi Internet Kognitif merupakan kunci untuk memastikan kedaulatan digital dan daya saing ekonomi masa depan di Jerman dan Eropa. 

Para ilmuwan di Fraunhofer CCIT telah mengembangkan dan mempraktikkannya. 

Sementara itu, menurut laman usatoday.com, metaverse menjadi topik pembicaraan hangat belum lama ini—setelelah pihak facebook dan Microsoft sama-sama mengklaim sebagai penemu teknologi terbaru itu. 

Menurut Neal Stephenson penulis yang menciptakan istilah metaverse dalam novel fiksi ilmiah tahun 1992—melalui novwl Snow Crash, Neal menampilkan sososok avatar yakni manusia hidup yang bertemu dan dalam bangunan 3D secara realistis sesuai lingkungan realitas virtual lainnya.

Sejak itu, novel Snow Crash berbagai perkembangan membuat tonggak sejarah dalam perjalanan menuju metaverse nyata, dunia virtual secara online—menggabungkan augmented reality, virtual reality, holographic avatars  dalam 3D, video, dan sarana komunikasi lainnya. 

Saat teknologi metaverse berkembang, teknologi ini menawarkan dunia alternatif yang sangat nyata bagi setiap manusia  untuk hidup berdampingan—termasuk dunia bisnis. 

Firasat metaverse sudah diterapkan di dunia game secara online seperti Fortnite, Minecraft, dan Roblox. Dan perusahaan pembuat game-game  tersebut berambisi untuk menjadikannya sebagai  bagian dari evolusi metaverse.

Apakah yang terjadi hari ini dapat mengarah ke metaverse pada hari esok? Meta merupakan raksasa teknologi yang sebelumnya dikenal sebagai facebook. Melalui Meta, facebook melakukan investasi signifikan dalam realitas virtual, termasuk mengakuisisi Oculus pada tahun 2014. 

Meta membayangkan dunia virtual di mana avatar digital terhubung melalui pekerjaan, perjalanan, atau hiburan menggunakan headset VR (virtual reality). Pendiri facebook, Mark Elliot Zuckerberg optimistis bahwa  metaverse, bakal menggantikan internet seperti yang kita kenal. 

“Platform dan media berikutnya akan menjadi lebih imersif dan mewujudkan internet di mana Anda berada dalam pengalaman, tidak hanya melihatnya, dan kami menyebutnya metaverse,”  Mark Zuckerberg, CEO facebook yang melakukan rebranding perusahaannya menjadi Meta belum lama ini.

Sejak Agustus 2021—nama  perusahaan yang membawahi facebook adalah Meta—Horizon  Workrooms beta yang dibangun sebagai ruang pertemuan virtual tempat rekan kerja dapat bergabung dalam rapat VR menggunakan headset Oculus Quest 2 VR.

Sementara itu, Microsoft pemilik raksasa perangkat lunak ini tampil dalam hologram dan sedang mengembangkan aplikasi mixed and extended reality (XR) dengan platform Microsoft Mesh-nya, yang menggabungkan dunia nyata dengan augmented reality dan virtual reality

Microsoft memamerkan rencananya untuk menghadirkan realitas campuran termasuk hologram dan avatar virtual ke Microsoft Teams pada tahun 2022. Tim ilmuwan Microsoft sedang mengembangkan  ruang terhubung virtual 3D yang dapat dijelajahi untuk ritel dan tempat kerja pada tahun 2022.

Angkatan Darat Amerika Serikat bekerja sama dengan Microsoft membuat pengembangan  headset augmented reality Hololens 2 bagi tentara untuk mengikuti latihan, berlatih, dan berperang secara virtual. 

Selain itu, Xbox Live telah menghubungkan jutaan pemain video game di seluruh dunia. Apakah facebook dan Microsoft mendikte kita? Yang pasti, orang Indonesia menajalani kehidupan bersama layanan perusahaan raksasa itu? 

Bagaimanana dengan Google? Google menciptakan banyak anak muda yang menjadi pebisnis dan orang kaya di masa muda di Indonesia—terutama melalui media Youtube.  

Simak video berjudul Cognitive Internet Technologies – Fraunhofer CCIT

https://www.youtube.com/watch?v=XibeZmSNReE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *