Inspiration, MICE

Bandara Changi Singapura Gunakan Robot Tanpa Singkirkan Pekerja

ShareBandara Changi Singapura gunakan robot tanpa singkirkan pekerja berhasil dilakukan tanpa gejolak. Modernisasi bandar udara Changi sukses didigitalisasikan dan memberi para pekerja...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Bandara Changi Singapura Gunakan Robot

Bandara Changi Singapura gunakan robot tanpa singkirkan pekerja berhasil dilakukan tanpa gejolak. Modernisasi bandar udara Changi sukses didigitalisasikan dan memberi para pekerja di tempat bisnis lainnya. Dengan ungkapan passion & possibilities meet—kualitas hidup warga terus meningkat.

Bandara Changi Singapura Gunakan Robot
Variabel-variabel yang dibuat oleh seseorang—baik disengaja, tanpa direncanakan atau melalui kegiatan yang ditekuni—bakal pengaruhi kehidupannya. Seseorang yang tidak mampu beradaptasi terhadap gelombang perubahan yang disebabkan arus digital disruption—bakal tersingkir yang menyebabkan kesulitan untuk mencapai suatu nilai yang dapat dimanfaatkan untuk menapaki kehidupan. Lokasi foto ini di salah satu pojok ruang tunggu di Bandara Changi. Singapura hanya beberapa pulau dengan jumlah penduduk 5 jutaan jiwa behasil sebagai pusat bisnis dan keuangan yang diperhitungkan dunia. Bandara Changi Singapura Gunakan Robot Tanpa Singkirkan Pekerja (Foto: Rayendra L. Toruan)

Judul tulisan ini, bandara Changi Singapura gunakan robot tanpa singkirkan pekerja dapat dijadikan sebagai acuan manajemen sekitar lebih 300 bandara, lebih 100 pelabuhan, dan 116 bank di Indonesia yang mempekerjakan jutaan anak bangsa.

Nasib jutaan pekerja (mungkin) terancam dengan penggunaan robot yang bentuk mesinnya beragam dan sudah mulai  diterapkan di beberapa bandara internasional di Indonesia. Bahkan di pelabuhan skala internasional pekerja kasar pun sudah mulai digantikan oleh robot. Di pintu tol juga sudah terdigitalisasi.

Tujuan utama penggunaan mesin robot, demi tercapainya kepraktisan untuk melayani warga sekaligus pencapaian efisiensi biaya, waktu, dan meningkatkan standar mutu pelayanan—sekaligus menciptakan daya saing yang kuat.

Pelayanan yang dilakukan oleh manusia sering terjadi human erros yang dihapuskan dengan teknologi berbasis digital. Beragam pelayanan bank kini mudah dilakukan di  e-banking.  Apakah Indonesia mampu melakukan sepeti di bandara Changi Singapura gunakan robot tanpa singkirkan pekerja?

Selain fungsi terminal pesawaat udara, kecenderungan suatu bandara—lebih-lebih tingkat international airport—menjadi multi fungsi bagi para pengunjung yang mau berpergian mau pun yang tiba dengan pesawat udara.

Di Changi airport Singapura misalnya, penumpang pesawat tidak sekadar mau bepergian atau mendarat. Baik saat transit, stop over atau mau terbang, orang meluangkan waktu untuk plesir  di sekitar bandara Changi. Beragam obyek wisata disediakan di kawasan   bandara Changi. Sarana dan fasilitas wisata itu butuh pekerja.

Orang-orang tidak menumpuk di satu area meski bandara Changi dipadati lebih 62,2 juta pada tahun 2017 dan diperkirakan menjadi 85 juta pada tahun 2020.

Seusai melakukan check ini di mesin—baik untuk urusan boardingpass, bagasi, dan urusan imigrsi yang waktunya hanya 10 menit, orang-orang memanfaatkan waktu untuk melancong di bandara Changi.

Bandara Changi memiliki 4 terminal dengan  65 unit FAST (Fast and Seamless Travel) Check—merupakan cara yang otomatis melayani para penumpang yang hendak memproses check in dan boarding ke pesawat. Calon penumpang tidak lagi berhadapan dengan manusia.

Mesin akan mensensor paspor penumpang dan dengan scanner, data calon penumpang akan    dicocokkan dengan wajah yang difoto dengan menggunakan teknologi facial recognition.

Jika data foto cocok dengan data dari paspor, maka mesin akan mencetak boardingpass penumpang dan pita penanda bagasi milik penumpang.  Bagasi dapat dibawa ke kios penerimaan secara otomatis.

Tanda bagasi telah dilekatkan sebelumnya pada tas atau kofer yang mau dimasukkan ke bagasi. Tanpa bantuan orang, pindailah paspor dan boardingpass pada mesin robot yang bekerja secara omatis.

Mesin pemindai mencocokkan wajah penumpang dengan data foto yang telah difoto ketika check in di mesin sebelumnya. Jika  semua data tepat, tas bawaan yang telah berstriker bergeser menuju bagasi.

Harap jangan masukkan pisau roti atau benda keras lainnya, botol minuman atau parfum dalam kemasan kaleng dalam tas tangan atau rangsel—mesin akan melaporkan bawaan itu kepada petugas yang kemudian meminta penumpang untuk membuangnya ke tempat sampah yang tersedia.

Demikian juga barang bagasi, penumpang hanya meletakkan di area yang hanya 5 cm dari lantai. Urusan keimigrasian pun berlangsung singkat. Penumpang memindai paspor dan mesin mencocokkan gambar wajah yang telah didata saat check in,  dan menyesuaikannya dengan pasfoto pada lembaran paspor milik penumpang.

Kemudian, memindai satu ibu jari—tidak lagi menyidik dua jempol yang dilakukan secara konvensional—kini dilakukan secara otomatis tanpa bantuan petugas.

Otoritas bandara Changi  menyediakan 18 pintu otomatis dan 26 jalur imigrasi manual untuk area keberangkatan. Sedangkan untuk area kedatangan, terdapat 16 pintu otomatis dan 44 jalur manual.

Pelayanan konvensional akan digitalisasi pada tahun 2030—saat digunkan terminal ke-5 yang pembangunannya selesai tahun 2024—luas bandara Changi mencapau  1000 hektar.

Tahun 1960, luas Singapura hanya 581, 6 km2 dan dengan reklamasi luasnya menjadi  710 km2 pada tahun 2030. Kita tidak tahu bagaimana cara Singapura mendapatkan bahan reklamasi. Bandingkan dengan Jakarta yang luasnya mencapai 661,5 km2 dengan 10 juta jiwa penduduk.

Manajemen bandara Changi Singapura gunakan robot tanpa singkirkan pekerja ketika dilakukan digitalisasi yang menggantikan peran manusia. Meski banyak pekerjaan digeser oleh mesin, kita jarang mendengarkan gejolak sosial yang disulut para pekerja yang kehilangan pekerja (manusia) di Singapura.

Segala rencana dicapai seperti terungkap dalam ungkapan passion & possibilities meet demikian filosofis yang dapat kita baca saat mengunjungi Bandara Changi Singapura yang berpromo dengan #ChangiDiHati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *