MARINE JOURNAL, Maritime-Tech

Sel Bahan Bakar Bertenaga Amonia, Karbon Dioksida Merusak Lingkungan

ShareJika sel bahan bakar bertenaga amonia dikapalkan dalam suhu tinggi maka karbon dioksida berpotensi merusah lingkungan. Amonia yang digunakan sebahai pupuk pertanian...

Written by Marinus L Toruan · 2 min read >
Bahan Bakar Bertenaga Amonia

Jika sel bahan bakar bertenaga amonia dikapalkan dalam suhu tinggi maka karbon dioksida berpotensi merusah lingkungan. Amonia yang digunakan sebahai pupuk pertanian dikembangkan melalui proyek ShipFC.  

Bahan Bakar Bertenaga Amonia
Kapal perusahaan pelayaran Eidesvik, Viking Energy merupakan kapal pertama deperlengkapan yang menggunakan sel bahan bakar berbasis ammonia (kiri). Rig uji (kanan) digunakan untuk menguji semua fungsi catalytic converter dan efisiensinya dalam pemurnian gas buang. Fraunhofer IMM memiliki total sembilan rig uji. Sel bahan bakar bertenaga ammonia (Foto/©: Eidesvik/© Fraunhofer)

Penulis/editor: Marinus L. Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Setiap tahun, ratusan juta ton karbon dioksida (CO2) didistibusikan dengan menggunakan sarana transportasi laut. 

Jika pengelolaan (peyimpanan sementara), pemuatan atau loading ke kapal angkut, pengeluaran (bongkar muat) dilaksanakn tanpa prosedur  Standar Operasional Prosedur (SPO),  hal itu menimbulan efek. 

Efek  yang terjadi berpengaruh signifikan terhadap potensi kerusakan (serius) pada iklim. 

Benda karbon dioksida yang kita kenal dengan rumus kimia yakni CO2 merupakan zat asam arang. 

Biasa dimasukkan ke kategori jenis senyawa kimia—terdiri dari dua atom oksigen dan saling terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. 

Sel Bahan Bakar Bertenaga Amonia

Karbon dioksida atau CO2 ini berbentuk gas pada keadaan temperatur dengan tekanan standar di atmosfer bumi. 

Konsentrasi  karbon dioksida di dalam atmosfer bumi rata-rata sekitar 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini bisa berubah.

Karbon dioksida dalam bentuk gas tanpa warna dan tak berbau. Karbon dioksida yang terhirup dengan konsentrasi lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer menyebabkan rasa asam di mulut, hidung , dan tenggorokan. 

Hal itu terjadi karena pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat lemah. Sensasi seperti itu dapat terasa saat seseorang bersendawa setelah minum air berkarbonasi.

Karbon dioksida berperan dalam proses fotosintesis pada tumbuhan. 

Dalam berfotosintesis tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. 

Persamaan reaksinya adalah glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. 

Pada respirasi glukosa dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida , air dan energi kimia. 

Saat para ilmuwan dari berbagai negara menguji metode propulsi baru yang mampu menggantikan bahan bakar minyak di kapal, maka para peneliti Fraunhofer bekerja sebagai bagian dari konsorsium internasional itu, mereka mengembangkan sel bahan bakar berbasis amonia. 

Ketika digunakan sebagai bahan bakar untuk kapal dengan mesin listrik, amonia cukup ramah terhadap lingkungan seperti hidrogen, dan lebih mudah dan aman saat ditangani.

Saat ini, hidrogen merupakan fokus utama di bidang energi berkelanjutan. Para pakar menginginkan untuk menggunakan hidrogen sebaga bahan bakar bus, kendaraan komersial, dan mobil. 

Semenara para ilmuwan di Institut Fraunhofer untuk Teknik Mikro dan Sistem Mikro IMM di Mainz, Jerman, telah mengerjakan kemungkinan lain yang lebih menjanjikan dan bemanfaat. 

Sebagai bagian dari proyek ShipFC, tim peneliti di Institut Fraunhofer bekerja sama dengan 13 mitra konsorsium di Eropa. 

Mereka mengembangkan sel bahan bakar berbasis ammonia dan ini merupakan pertama kali dilakukah di dunia untuk pengiriman. 

Tim peneliti Fraunhofer bertanggung jawab untuk mengembangkan catalytic converter untuk  mencegah produksi emisi yang berpotensj merusak iklim.

Apa itu catalytic converter atau konventer katalitik? 

Bahan catalytic converter merupakan perangkat kontrol emisi gas buang yang mengurangi gas beracun dan polutan dalam gas buang dari mesin pembakaran internal menjadi polutan kurang beracun dengan mengkatalisis reaksi redoks.

Konverter katalitik atau catalytic converter digunakan dengan mesin pembakaran internal yang berbahan bakar bensin atau solar seperti  mesin lean-burn dan pemanas minyak tanah dan kompor.

Sementara itu, transportasi laut merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Menurut informasi yang diberikan oleh Badan Lingkungan Jerman (UBA), transportasi (laut) di lautan dunia saat ini bertanggung jawab atas sekitar 2,6 persen emisi CO2 global. 

Pada tahun 2015, sekitar 932 juta ton CO2 dikeluarkan, dan angka itu meningkat setiap tahun. Jelas, dunia membutuhkan suatu tindakan pengamanan.

Untuk itulah proyek ShipFC dikerjakan guna membuktikan bahwa teknologi propulsi bebas emisi baru bekerja dengan aman, andal, dan lancar, dan kapal besar membutuhkannya ketika menempuh pelayaran jarak jauh.

Baca: Amonia Diolah sebagai Sumber Listrik, lebih Hebat dari Hidrogen 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *