Inspiration, MICE

App Berbasis AI Percepat Diagnosis Kanker Kulit, Berpeluang Sembuh

ShareApp berbasis AI percepat diagnosis kanker kulit tanpa harus mengunjungi dokter kulit. Gunakan ponsel untuk memotret area kulit yang bermasalah. Gambar yang...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >

App berbasis AI percepat diagnosis kanker kulit tanpa harus mengunjungi dokter kulit. Gunakan ponsel untuk memotret area kulit yang bermasalah. Gambar yang dikirimkan dapat didiagnosis oleh dokter.   

Aplikasi seluler Derm.AI memotret tambalan yang mencurigakan pada kulit dengan pengaturan yang ditentukan dan distandarisasi dengan tepat. Aplikasi seluler berbasis AI percepat diagnosis kanker kulit (Foto/©: Fraunhofer AICOS)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id – Ketika kanker kulit terdeteksi lebih dini, maka peluang untuk segera sembuh sangat besar. 

Terima kasih kepada para peneliti andalan Fraunhofer yang sukses smengembangkan solusi digital sehingga tindaan diagnosis secara signifikan dan lebih cepat. 

Aplikasi seluler atau App membantu merekam area kulit dan ponsel itu pulalah yang  mengirimkan gambar ke departemen dermatologi di rumah sakit. 

Selanjutnya, tim medis menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menganalisis gambar-gambar. Perangkat lunak menganalisis risiko kanker kulit dan teknologi ini sangat membantu dokter kulit dengan memprioritaskan analisis mereka sesegera mungkin.

Aplikasi seluler yang dinamai  Derm.AI mampu memotret tambalan yang mencurigakan pada kulit dengan pengaturan yang ditentukan dan distandarisasi dengan tepat.

Integrasi DermaAI dengan proses teledermatologi yang didapatkan dari National Health Service.

Pada dasarnya, teledermatologi melibatkan praktik dermatologi—mendiagnosis dan mengobati masalah kulit yang dilakukan secara online. 

Proses teledermatologi menggunakan telemedicine untuk mengdiagnosis dan menentukan tindakan terbaik guna membantu pasien sesegera mungkin. 

Menurut laman womenshealthmag.com, tim medis menggunakan metode telekomunikasi dalam bentuk audio, visual, dan alat data sehingga dokter tidak perlu melihat pasien secara langsung.

Mungkin pasien mengalami stres atau alergi terhadap makanan tertentu yang memungkinkan pasien panik sehingga  kulit pasien terpengaruh dan bahkan menjurus ke kanker. 

Apakah seorang penderita harus mengunjungi dokter kulit? Jika tidak dapat berkonsultasi langsung dengan dokter kulit maka  peran teledermatologi menjadi pilihan yang tepat. 

Sementara tim peneliti Fraunhofer berpendapat bahwa kanker kulit itu merupakan bentuk kanker yang sangat menipu. 

Pada tahap awal, kanker itu terlihat seperti tahi lalat atau tanda terjadi hal yang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit. Akan tetapi, menurut data dari German Cancer Society, lebih dari 200.000 orang menderita kanker kulit setiap tahun di Jerman. 

Sedangkan situs deherba.com menyebut bahwa WHO mengestimasi pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat dari sekarang (2022). 

Ontohnya penderita kanker serviks, jumlahnya mencapai  15.000 kasus kanker serviks per tahun di Indonesia. Pada 2017,  sebanyak 3.764 orang meninggal karena penyakit serviks. 

Salah satu jenis kanker kulit yang paling serius adalah melanoma maligna, yang paling sering disebabkan oleh paparan sinar ultra violet matahari. Jika  tertangkap tepat waktu, bahkan melanoma sangat mungkin untuk disembuhkan sesegera mungkin. 

Tingkat kelangsungan hidup lebih dari 95 persen setelah lima tahun, yang berarti bahwa diagnosis dini dan pencegahan bahkan lebih penting. 

Sementara itu, tim ilmwan di Fraunhofer Center for Assistive Information and Communication Solutions (AICOS) di Porto dan Lisbon mengembangkan solusi untuk mempercepat pengenalan dini. 

Solusi Derm.AI menggabungkan foto dari smartphone dari lesi kulit dengan perangkat lunak analisis gambar dan kecerdasan buatan. 

Ini memberikan penilaian pertama yang cepat tentang perubahan yang berpotensi berbahaya di permukaan kulit. 

Dermatologis dapat mengakses platform pendukung keputusan ini dan menganalisis kasus dengan peningkatan risiko kanker kulit terlebih dahulu. 

Solusi Derm.AI bertujuan untuk meningkatkan proses teledermatologi yang ada di Sistem Kesehatan Nasional Portugis.

“Dalam beberapa tahun terakhir, dokter semakin peduli dengan deteksi dini kanker kulit. Orang yang melihat bintik hitam atau perubahan nyata lainnya pada kulit mereka membutuhkan kejelasan dengan cepat,” ungkap kata Maria Vasconcelos, Ilmuwan Senior di Fraunhofer AICOS. 

Maria Vasconcelos melanjutkan bahwa di daerah dengan sedikit spesialis, seringkali dibutuhkan waktu lama untuk mendapatkan janji temu untuk penilaian awal. 

“Seringkali pasien juga harus melakukan perjalanan jauh untuk janji temu ini. Di sinilah solusi Derm.AI berperan,” tandas Maria Vasconcelos, Ilmuwan Senior Fraunhofer AICOS itu.

Baca: Potretlah Area Kulit Bermasalah, Gunakan iPhone dan Smartphone Android 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *