Konstruksi & Infrastruktur

Aliran Investasi ke Indonesia

ShareKonektivitas di bidang infrastruktur, institusi, dan interaksi sosial harus diperkuat untuk menciptakan wilayah yang lebih kompetitif dan kuat, yang mendekatkan orang-orang, barang,...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >

Konektivitas di bidang infrastruktur, institusi, dan interaksi sosial harus diperkuat untuk menciptakan wilayah yang lebih kompetitif dan kuat, yang mendekatkan orang-orang, barang, jasa, dan modal.

Phillia Wibowo (wanita) Partner and President Director, McKinsey & Company, Erwin Aksa Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Konstruksi dan infrastruktur (sebelah kanan Philie), Rahmat Pramono, Duta besar/Wakil Tetap RI untuk ASEAN (sebelah kanan Erwin) dan para pejabat lainnya seperti Alan Solow President Director PT. Infrastructure Asia yang tidak tampak dalam gambar. (Foto: Rayendra L. Toruan).
Phillia Wibowo (wanita) Partner and President Director, McKinsey & Company, Erwin Aksa Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Konstruksi dan infrastruktur (sebelah kanan Philie), Rahmat Pramono, Duta besar/Wakil Tetap RI untuk ASEAN (sebelah kanan Erwin) dan para pejabat lainnya seperti Alan Solow President Director PT. Infrastructure Asia yang tidak tampak dalam gambar. (Foto: Rayendra L. Toruan).

Indonesia kian menggiurkan bagi para investor asing. Simak saja data realisasi investasi Triwulan II (April-Juni) 2016 yang baru saja dirilis oleh BKPM, terjadi peningkatan investasi sebesar 12,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015, yaitu dari Rp135,1 triliun menjadi Rp151,6 triliun. Secara kumulatif, realisasi investasi selama bulan Januari hingga Juni 2016 adalah sebesar Rp298,1 triliun.

Meningkat sebesar 14,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015 yang sebesar Rp259,7 triliun. Selama semester  pertama tahun  2016, investasi di sektor infrastruktur terutama berasal dari 2 kelompok utama. Sektor listrik, gas dan air dengan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) total sebesar Rp8,51 triliun, dan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) total sebesar US$613,24 juta. Kedua; konstruksi dengan realisasi PMDN total sebesar Rp8,35 triliun dan realisasi PMA total sebesar US$75,26 juta.

ASEAN Connectivity 2025 adalah bagian integral dalam membentuk Masyarakat ASEAN. Untuk mencapai Masyarakat ASEAN, konektivitas terutama di bidang infrastruktur, institusi, dan interaksi sosial harus diperkuat untuk menciptakan wilayah yang lebih kompetitif dan kuat, yang mendekatkan orang-orang, barang, jasa dan modal. ASEAN Connectivity 2025 ditujukan untuk meningkatkan kehidupan penduduk ASEAN dengan memberikan kesempatan bagi masyarakat serta mendorong kemakmuran melalui pembangunan ekonomi dan perkembangan sosial.

Konektivitas antarmasyarakat

Untuk mencapai tujuan tersebut, Master Plan for ASEAN Connectivity (MPAC) menjadi panduan yang dikembangkan untuk dan difokuskan pada tiga dimensi: Physical Connectivity (konektivitas fisik) yang meningkatkan infrastruktur; Institutional Connectivity (konektivitas institusi) atau menyediakan kerangka kerja perdagangan, investasi serta peraturan; dan People-to-People Connectivity (konektivitas antarmasyarakat) yang memperluas kesempatan pendidikan dan mempromosikan pembangunan sumber daya manusia.

Wakil Tetap Republik Indonesia (duta besar) untuk ASEAN, Rahmat Pramono, menjelaskan bahwa Master Plan for ASEAN Connectivity (MPAC) 2025 dijadwalkan untuk disahkan oleh para Kepala Negara ASEAN pada September 2016 di Laos, dua bulan sebelum acara tahunan Indonesia Infrastructure Week—merupakan  pertemuan para pemimpin bidang infrastruktur di sektor swasta terbesar di ASEAN.

Rahmat menambahkan bahwa forum ini juga akan menjadi langkah awal untuk memulai kemitraan yang lebih nyata dan sinergis antara pemerintah dan swasta untuk mengimplementasikan MPAC 2025.

Sementyara itu, Chief Executive Officer  PT Infrastructure Asia, Alan Solow menjelaskan bahwa pihaknya bermitra dengan KADIN dalam menyelenggarakan ASEAN G2B Infrastructure Investment Forum. Tujuan kami adalah untuk membangun sebuah wadah di mana para pelaku usaha infrastruktur global, regional maunpun lokal dalam bidang infrastruktur akan memperoleh visibilitas dan akses untuk kesempatan investasi.

PT Infrastructure Asia yang berada di b awah grup Tarsus(Inngeris) telah menerima konfirmasi dari berbagai perusahaan global dan institusi financial—dari Asia danEropa—yang tertarik untuk bergabung dalam forum ini. Penyelenggara terbuka untuk partisipasi dari para pemimpin visioner dan pemimpin pasar yang sesuai dengan agenda ASEAN G2B Infrastructure Investment Forum dan Indonesia Infrastructure Week 2016.

Pada penyelenggaraan Indonesia Infrastructure Week 2015, jumlah prngunjung mencapai 13.620 orang—termasuk peserta internasional dari 35 negara dan  menghasilkan nilai transaksi sebesar US$9,6 miliar.

Sementara itu, Partner and President Director, McKinsey & Company, Phillia Wibowo menjelaskan pihaknya melakukan kerja sama di bidang manajemen meliputi infrastruktur, gedung, propertI yang menghadapi tantangan di bidang financial dan ekosistem. Bidang yang diteliti secara mendalam meliputi pemilihan proyek, perizinan, proyek infrastruktur yang sudah ada serta peran para pejabat terkait.

[box type=”note”]

Simak artikel selanjutnya dengan topik  Bisnis Infrastruktur (1)
Paduan Konektivitas ASEAN

[/box]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *